Semua siswi di dalam kelas mulai memperhatikan pria itu. Ya, tidak semua sih tapi sebagian besar. Sisanya cuma bersikap biasa saja.
Melihat semua temannya memandang ke arah lain, bukan ke seseorang yang sedang menjelaskan di depan. Anneth pun mencoba memalingkan wajahnya ke arah yang sama dengan teman - temannya.
Matanya mendelik, setelah melihat wajah itu Anneth pun teringat dengan ponsel yang ia temukan kemarin.
'Itu yang kemarin di atap gedung kan, semoga gue ga salah lihat' Batin Anneth
Lalu tiba tiba ucapan teman sebangkunya --Joa-- mengagetkan Anneth dengan suaranya"Lihat neth! Kayaknya ada murid baru itu, ganteng ya, siapa tau lo suka" Ucap joa tanpa bersalah "Apaan sih jo" Jawab Anneth "gue ga mau cari cowo".
"Terus?" Tanya Joa "Biar nanti cowok yang nyari gue" sambil mengakhiri kata dengan senyuman "Yaelah" jawab Joa sambil menghiraukan perkataan temannya itu
Ya, Anneth asal mengucapakan itu, jikapun ada seorang lelaki yang mencintainya belum tentu Anneth bisa menerima lelaki itu dengan mudah.
Bisa dibilang Anneth adalah salah satu cewek yang paling susah didekati di sekolahnya itu, Tapi entah bagaimana caranya mengapa friden mampu mendapatkan gadis seperti dia. Meski sekarang sudah tak ada hubungan apa apa.
***
Deven sampai di kelasnya. Bisa dibilang kelasnya ini sangat dekat dengan kelas Anneth cuma terhalang satu ruangan lagi.
Guru dengan nama Sri itupun menyuruh Deven untuk tetap berada di belakangnya.
Buk Sri masuk dengan tatapan tajam. Begitupun Deven mengikuti perempuan itu tepat dibelakangnya.
Celoteh siswa dan siswi pun mulai terdengar di telinga deven
'Ganteng ya' 'Eh, tu anak lumayan juga, nanti gebetan gue bisa kabur ini' 'ih kayaknya jago photography tuhh'
Tapi, Deven tak menganggap penting hal itu. Itu semua cuma angin lalu baginya.
"Baik Anak anak mohon perhatiannya! Disini kita kedatangan teman baru" Ucap perempuan itu dengan tegas "Ayo Deven perkenalkan diri kamu" , Deven pun mengangguk mantap
"Perkenalkan nama saya Deven Christiandi Putra, biasa dipanggil Deven. Saya baru saja pindah kesini. Mohon kerjasamanya" Setelah melontarkan kalimat itu Devenpun mengeluarkan senyum manisnya tanpa memikirkan dampak apa yang akan terjadi pada orang orang di kelas itu
"Itu dia perkenalan dari Deven, ada yang mau ditanyakan soal Deven" Kata Buk Sri
"Iya, Tari kamu mau tanya apa?" Tanya Buk Sri"Buk, Kenapa senyumnya Deven manis banget?" Ucap perempuan itu tanpa ragu yang langsung saja disoraki oleh teman teman sekelasnya. Tari memang begitu orangnya kadang tak tau malu. Haha!
***Kini Bel pulang telah berbunyi membuat seluruh siswa bersorak ria. Deven dengan biasa saja melewati kerumunan siswa yang menuju parkir.
Karna Deven tidak dibolehkan membawa kendaraan sendiri dengan alasan Deven bisa tersesat karna itulah ayahnya yang akan menjemput atau mengantarkan Deven sampai Deven hafal jalan ke sekolah.
Lihat saja kemarin, karna ponselnya hilang Deven sempat tersesat di sebuah komplek tapi untungnya ada orang yang berbaik hati menunjukan jalan pulang.
Kini Deven sedang menunggu di depan gerbang sekolah. Ayahnya sangat lama sampai ke tempatnya itu. Bersamaan dengan itu datanglah seorang perempuan yang mungkin akan menunggu jemputan juga.
"Eh lo yang kemarin di atap gedung kan?" Sampil menatap muka Deven
Deven pun berbalik awalnya agak kaget karna dia berbicara dengan tiba - tiba "Oh, iya" "gue mau kembaliin ponsel lo, kemarin ketinggalan di atap gedung" Sambil menyodorkan sebuah ponsel.
"Eh ini beneran ponsel gue, gue kira hilang dimana. Makasi banyak ya" Ucap Deven dengan senyum manisnya.
Anneth terkejut dengan senyuman itu tanpa disadari pipinya pun memerah "i-iya sa-sama - sama" membalas senyuman Deven
☁☁☁Author Note :
Halo? Gimana cerita hari ini? Semoga suka ya hehe:>
Kalo gasuka juga gpp sih, jangan lupa juga dukung author dengan cara klik bintang yang ada di pojok kiri dong ehe:>
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Deven
Fiksi RemajaIni tentang dia, tentang dia yang selalu saja tersenyum ke arahku dengan senyuman termanis yang pernah ia miliki. Ini tentang dia, dia yang menghancur leburkan raguku dari awal bertemu. Ini tentang dia, dia yang hangatnya mengalahkan sinar mentari p...