10 menit telah berlalu semenjak percakapan mereka tadi. Setelah itu tidak ada yang memulai percakapan atau apapun.
Deven tiba - tiba melirik benda yang melingkar dengan warna hitam di tangan kirinya itu
"Neth, gue mau balik ke kelas nih, mau bareng nggak?" Tanya Deven yang sontak membuat Anneth menatap kearahnya
"Oh, udah mau istirahat ya? Gue ikut deh!" Sahut Anneth sambil berdiri dari kursi dan menyimpan sebuah buku yang belum selesai dia baca di tangan kanannya
Mereka berdua pun melangkahkan kaki dan menuju ke luar dari perpustakaan. Awalnya Anneth berada di belakang Deven, tapi Deven pun mencoba mensejajarkan langkah mereka.
Kini, mereka akan lewat ke tengah lapangan. Tentu saja! Kelas mereka kan di seberang lapangan
tapi belum juga melangkahkan kaki masuk ke lapangan. Langkah Anneth terhenti melihat sebuah pemandangan yang membuat Anneth mematung seketika
Deven yang menyadari Anneth yang sudah tidak ada di sampingnya pun refleks menoleh ke arah belakang dan melihat Anneth mematung disana
Hingga Deven pun melihat ke arah yang membuat Anneth mematung. Disana terdapat seorang pria dan seorang perempuan sepertinya sedang pacaran. Dan Deven sangat kenal dengan pria itu, dia adalah Friden tapi Deven sungguh asing dengan perempuan itu.
Sebenarnya Deven tidak tahu apa apa. Kenapa Anneth bisa mematung seperti itu.
Lalu Deven pun kembali menoleh ke arah Anneth. Tapi, perempuan itu telah berlari menjauh dari tepi lapangan itu dengan menutup mukanya.
Sebelum Deven mengejar Anneth, Deven sempat mengambil buku yang Anneth jatuhkan sebelum berlari.
Tanpa pikir panjang kini Deven berlari sangat kencang. Menuju ke arah Anneth berlari.
Dan kini ia sampai di depan toilet, tadi samar samar ia melihat bahwa Anneth masuk ke dalam tempat ini.
Deven pun menunggu Anneth di luar, meski Anneth tak tahu bahwa dia ada di luar sekarang.
Kurang lebih 15 menit Anneth di dalam toilet. Tak kunjung ada tanda - tanda keluar. Bel masuk pun juga sudah berbunyi sekitar 10 menit yang lalu, tapi Deven masih setia menunggu Anneth agar keluar.
Kini hati Anneth hancur kembali, beberapa hari lalu Friden telah memutuskan hubungan mereka. Dan kini?! Dia langsung bersama perempuan lain. Beberapa hari ini memang ia tengah mencoba melupakan mantan pacarnya itu, tapi apa daya kini ia kembali mengingat keangan mereka kembali
Tak lama kemudian terdengar seseorang membuka kunci itu dari dalam. Iya, itu Anneth. Anneth membuka kenop pintu itu dengan perlahan hingga ia terkejut bahwa saat ini Deven sudah ada didepannya.
Anneth sedikit terkejut melihat Deven yang sedang menunggunya ini.
'Ngapain dia disini?' Batin Anneth
Deven lebih terkejut lagi melihat mata Anneth yang sembab itu. Sepertinya ia baru saja selesai menangis.
"Lo kenapa? Pasti tadi nangis ya?" Tanya Deven
"Ehh, enggak kok. Lagian siapa yang nangis" elak Anneth sambil memalingkan wajahnya dari Deven
"Eh neth, Nangis itu bukan tanda seseorang itu lemah! Kalo mau nangis, nangis aja. Gue ga bakalan bilang siapa - siapa kok"
"Iya, iya gue nangis tadi!"
Pengakuan Anneth membuat Deven tersenyum. Anneth terlihat lebih gemas saat begini. Hehe
"Udah, udah berhenti nangisnya." Ucap Deven sambil mengarahkan kameranya ke arah Anneth dan menangkap ekspresi Anneth yang matanya sembab itu.
Anneth yang melihat itu pun dengan refleks memukul Deven.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Deven
Teen FictionIni tentang dia, tentang dia yang selalu saja tersenyum ke arahku dengan senyuman termanis yang pernah ia miliki. Ini tentang dia, dia yang menghancur leburkan raguku dari awal bertemu. Ini tentang dia, dia yang hangatnya mengalahkan sinar mentari p...