Deven Christiandi Putra
Hari ini, adalah saat kelas 11 IPA 1,2,&3 mendapatkan jam olahraga. Yang berarti itu adalah kelas Deven dan juga Anneth.
Materi yang mereka dapat hari ini adalah Basket. Ya, siswa laki laki nampak tenang karna olahraga ini mungkin memang sudah menjadi kebiasaan mereka.
Devenpun menuju ke lapangan, disampingnya juga ada Gogo dan William. Tak disangka, Deven yang murid barupun sudah mulai sedikit akrab dengan teman - teman sekelasnya
dibuktikan dengan interaksinya dengan Gogo dan William. Yang terlihat sudah akrab sekali.
"Dev, kalo di sekolah lama lo ada ekskul basket nggak?" Tanya Gogo, berbarengan dengan berakhirnya perkataan Gogo. William pun menjitak kepala gogo tanpa merasa bersalah
"Plaakk!"
"Aduh, lo kenapa sih? Sakit tau!" Teriak gogo
"Lo tanya hal yang berfaedah dong! Ga mungkin lah ga ada ekskul basket!" Jawab william sambil meneriaki gogo.
Deven yang melihat tingkah teman teman nya itupun tertawa kecil tapi masih bisa didengar oleh gogo dan william.
'Pritttt' suara peluit itu terdengar jelas oleh mereka yang sudah ada di lapangan. Suara itu menandakan bahwa jam pelajaran olahraga akan segera dimulai.
Jam pelajaran diawali do'a bersama lalu tak lama memberi arahan, akhirnya semua murid pun diperbolehkan mengambil bola basket yang ada.
"itu! Itu ketua tim basket Dev, namanya Friden" sambil menunjuk Friden. Ya Friden memang ketua tim basket di sekolah ini jadi sudah dipastikan dia pasti jagonya memainkan permainan ini. Gogo juga tak kalah dia bahkan adalah salah satu anggota tim basket di sekolah ini. ya, meski permainannya tak sebagus Friden.
Deven ber-Oh setelah mendengar pernyataan Gogo tadi.
Lalu,Friden mengabil alih lapangan. Ia mengumpulkan seluruh tim basket sekolah ini dan membaginya menjadi dua tapi sayang sekali, cuma anggota basket kelas 11 IPA 1,2,&3 yang ada disini. Membuat salah satu tim kekurangan orang.
🐨
Anneth yang sedari tadi memperhatikan Friden mulai disadarkan oleh Joa.
"Dor!" Kaget joa, meski tak membuat Anneth kaget itu cukup membuat ia tersadar dari lamunannya."Lo jangan banyak banyak ngelihat dia, katanya mau dilupain" goda Joa.
"Aduh, Lo bener Jo. Apasih yang gue lakuin" sesal Anneth
"Yaudah, emang susah ngelupain yang masih leket di hati" jawab Joa, sambil tertawa kecil.
Temannya memang begitu, terkadang jahil sekali tapi tak dapat dipungkiri bahwa dia juga yang menghiburnya dikala sedih.
🐨
Gogo kini keluar lapangan, ia sedang mencari seorang lagi agar permainan bisa segera dimulai. Dan tepat ia melihat Deven berada tak jauh di darinya.
"Deven" Panggil gogo, Deven pun menoleh tapi belum sempat ia menjawab Deven sudah dituntun untuk menuju ke tengah lapangan.
"Ngapain lo ajak gue kesini?" Tanya Deven yang sejak tadi bingung. "Ikut main lah ogeb" Jawab Gogo "Tapi kan gue ga-"
Belum selesai berbicara kata deven pun sudah diputus oleh Gogo "udah, diem aja lo!" Mendengar kata itu Deven pun pasrah. Lebih baik ia mengikuti apa perkataan temannya itu.
"Prittt" suara peluit yang ditiup oleh William itu menandakan bahwa permainan telah dimulai. Deven awalnya juga agak bingung kenapa temannya itu bisa menjadi wasit, tapi tidak apa lah tingkat kepo Deven tidak setinggi itu.
Gogo yang sedari tadi men-dribble bola pun kini mengoper bola itu ke tangan Deven. Meskipun posisi Deven dengan ring lawan tidak terlalu dekat tapi tujuan Gogo mengoper ke arah Deven adalah untuk dioper ke temannya yang lebih dekat.
Tapi, alih alih bola itu doarahkan ke arah lain. Deven malah mengarahkan bola itu ke ring lawan dan diakhiri dengan masuknya bola itu ke dalam ring tersebut.
Hal ini sempat membuat hening sejenak, tapi hening itu dilenyapkan dengan sorak - sorakan para siswi yang menganggap hal itu sangat keren.
Bahkan Friden yang ketua tim basket sekolah inipun melongo dibuatnya.
Dengan sigap Friden langsung ke arah Deven dan berkata "Bro, tadi itu keren banget!" Sambil menepuk pundak Deven
"Biasa aja itu" sahut Deven
"Lo harus join ekskul basket nih, lo mau nggak join?" Ajak Friden
"Gue pikirin dulu gimana?" Jawab Deven
"ya, terserah lo sih, tapi gue harap lo bisa join" Tepuk Friden lagi, lalu disahut dengan anggukan Deven
Jujur, Anneth yang dari jauh pun terpukau atas apa yang dilakukan Deven tadi. Tapi Anneth bersikap biasanya, seolah sudah hal biasa.
* * *
Hari ini Deven sangat bosan di kelas, entah mengapa. Gurunya juga tidak datang ke kelas karna ada keperluan. Dan seolah mendapat lampu di atas kepalanya, ia berniat untuk ke perpustakaan.
Tapi bukan untuk membaca. Bahkan Deven sudah bosan saat mendengar kata itu tujuannya ke perpustakaan tidak lain adalah untuk memotret orang - orang yang sedang membaca.
Apalagi memotret orang yang sedang membaca dari jauh. Tingkat ke-candid-an nya lebih bagus.
Deven pergi sendiri, sebab Gogo maupun Willian sangat bosan melihat tempat yang mereka sebut 'surga kutu buku' itu.
Terpaksa saja Deven harus pergi sendiri.
Baru saja melangkahkan beberapa langkah masuk ke ruangan itu, Deven sudah melihat seorang Anneth duduk di bangku perpustakaan itu dengan buku ditangannya. Pastilah!
Devenpun dengan diam diam memotret moment itu. Lalu, menuju kursi gadis itu.
"Hai" sapa Deven
Anneth pun membalas sapaan Deven dengan senyumnya, Anneth ingat betul orang ini meskipun belum tau pasti siapa namanya."Gue lupa waktu itu, gue belum tau nama lo" Deven pun menjulurkan tangannya kehadapan Anneth yang disambut hangat oleh Anneth "Deven"
"Oh gue Anneth, salam kenal ya" senyum Anneth dengan masih bersalaman dengan Deven
"boleh duduk disini?" Tanya Deven
"oh, Boleh" Jawab Anneth
Suasana hening tentunya, karna ini perpustakaan mau tak mau Deven harus menutup mulutnya.
Terlihat Deven dengan kameranya beberapa kali memotret orang yang sedang membaca buku
Anneth yang dari tadi melihat Deven pun menghadap ke arah Deven.
"Lo ngapain?" Tanya Anneth tapi dengan berbisik
"Lagi motret orang baca buku" jawabnya
"Emang buat apa?"
"Ya, ngga digunain buat apa apa. Tapi momentnya keren tau"
"Masa sih? Coba gue lihat" Kata Anneth sambil melihat ke arah kamera Deven
"Nih!" Sambil menunjukan hasil potret'an nya.
"Keren juga ya, jago banget lo motret" puji Anneth
"Biasa aja kali neth"
Author Note :
Halo gimana cerita hari ini?
Jangan lupa vote ya:D
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Deven
Teen FictionIni tentang dia, tentang dia yang selalu saja tersenyum ke arahku dengan senyuman termanis yang pernah ia miliki. Ini tentang dia, dia yang menghancur leburkan raguku dari awal bertemu. Ini tentang dia, dia yang hangatnya mengalahkan sinar mentari p...