Bel sudah berbunyi, menyisakan sorak para siswa dan siswi yang siap menuju ke rumahnya masing - masing.
Begitu juga dengan Anneth ia sedang menuju ke gerbang depan sekolah saat ini.
Dan ia sangat terkejut mendapati laki - laki yang sedang bersender di pagar sekolah sambil memainkan ponselnya.
Ia benar. Ternyata ucapan Deven tadi pagi sungguh ia tepati. Buktinya sekarang ia sedang berdiri tidak jauh dari Anneth, pasti dia sedang menunggu Anneth
"Ehh Anneth" Ucapan Deven membuyarkan lamunan Anneth
"I- iya?"
"Lo nggak lupa kan? Tadi pagi kan gue nawarin tumpangan pulang tanpa penolakan"
Anneth sangat bingung harus manjawab apa. Entah, akhir - akhir ini semenjak sering berinteraksi dengan Deven jantungnya memang lebih susah dikontrol
"Yuk pulang ngapain disini?" Ucapan Deven terlontar seiring menarik lengan Anneth untuk menuju keluar dari gerbang sekolah
Anneth yang mendapat perlakuan itu merasakan kaku di sekujur tubuhnya.
Anneth pun masuk ke mobil Deven dan diikuti Deven. Dan mobil Deven mulai melesat menuju rumah Anneth
"Dev..." setelah beberapa menit canggung akhirnya Anneth pun mulai mebuka percakapan
"Iya?" Jawab Deven dengan mimik seperti biasa
"Gue mau tanya..." berbicara dengan pelan takut membuat Deven tidak nyaman
"Tanya apa?"
"I- ini yang waktu di kantin" ucap Anneth ragu - ragu sambil melihat kearah Deven
Deven sempat terlihat berfikir tapi masih fokus ke setirnya
"Oohhh yang dibilang Gogo itu ya?" Jawab Deven dengan ekpresi menebak nebak
"Bener lo suka sama gue?" Tanya Anneth dengan nada halus
"Mungkin belum" Jawaban yang terlontar dari mulut Deven sukses membuat Anneth bingung
"Hah?"
"Iyaa, gue juga nggak tau gue punya perasaan lebih ke lo atau nggak. Atau mungkin belum saatnya kali ya? Haha"
Mendengar penuturan Deven, Anneth sempat bingung namun setelah itu tersenyum. Jawaban ini memang tidak bisa menjawab pertanyaan Anneth sepenuhnya tapi jarang saja lelaki yang melontarkan kalimat seperti ini.
Kini Anneth dan Deven sudah sampai di depan rumah Anneth.
"Mau mampir?" Ajak Anneth yang sudah keluar daei mobil
"Ngga--"
"Mendingan lo mampir deh! Soalnya gue juga ga nerima penolakan" Ucapan Deven terpotong oleh kalimat Anneth. Sepertinya gadis ini sangat ingin balas dendam pada Deven atas ajakan Deven pulang yang tak menerima penolakan
Deven terkekeh mendengar kalimat Anneth. Akhirnya Deven pun turun dari mobilnya dan mengikuti Anneth
"Sekali lagi maaf ya soal tadi, pelipis lo masih lebam loh"
"Gapapa kali neth, jugaan bisa ditutup pake rambut"
"Ishh" kesal Anneth sambil mencubit perut Deven
Lalu Anneth pun masuk dan disusul oleh Deven.
"Anneth pulang" Anneth berteriak saat melangkahkan kakinya ke dalam rumah
"Eh non Anneth udah pulang ya?" Siapa lagi kalo bukan Bi Surti yang menjawab
"Iya Bi"
Kini,Bi Surti beralih menatap Deven dari atas sampai bawah
"Ihh, ini pacar non Anneth ya? Ganteng non" kekeh bi Surti
Deven yang merasa terpuji angkat bicara "emang ganteng bi, tapi cuma orang spesial yang sadar"
"Ilihhh ganteng dari mana? Dari hongkong?" Ucap Anneth membalas pernyataan Deven
"Non Anneth pinter ya nyari pacar," Kali ini lagi - lagi Bi Surti menjawab
"Ehh jangan sembarangan deh bi, ini bukan pacar Anneth"
"Belum kali, ya nggak den?" Goda bi surti sambil menaikkan alisnya ke arah Deven
Anneth hanya memutar bola matanya malas. Tidak tahukah Bi surti kalo itu akan membuat tingkat kepedean Deven meningkat
"Mau minum apa den?"
"Air putih aja bi"
"Oke den," ucap bi surti sambil mengangkat jempolnya
"Kalo non Anneth mau apa?"
"Air putih juga deh"
Kini Bi Surti beranjak ke dapur untuk mengambil minum.
"Asisten rumah tangga lo ternyata ga buta ya" Gumam Deven yang masih bisa didengar Anneth
"Maksud lo apa?"
"Dia tau ada cowok ganteng kayak gue"
Apa - apaan ini? Sungguh Deven sangat pede sekali
"Lagian kalo dibilang cantik, Bi Surti yang salah"
Deven tertawa mendengar ucapan Anneth
"Yang Cantik itu lo, bukan gue"
Author Note :
Lama yak? Sorry ehe
Otak ini sedang buntu:v
KAMU SEDANG MEMBACA
Tentang Deven
Teen FictionIni tentang dia, tentang dia yang selalu saja tersenyum ke arahku dengan senyuman termanis yang pernah ia miliki. Ini tentang dia, dia yang menghancur leburkan raguku dari awal bertemu. Ini tentang dia, dia yang hangatnya mengalahkan sinar mentari p...