01. Bersyukur

760 23 0
                                    

Siang hari di kota mesir ini sungguh panas, bahkan hingga menusuk ke ubun-ubunku, kuhabiskan hari-hariku sebagai mahasiswa indonesia yang belajar di sini. Ya, alhamdulillah aku merupakan mahasiswa indonesia yang mendapatkan beasiswa penuh Al-Azhar University. Aku mendapatkan beasiswa ini karena hafalan Qur'an ku, sehingga jalan dari Allah menuntunku sampai kesini.

"Assalamu'alaikum, Fariz."

Suara sapaan itu, memusatkan pikiranku kembali setelah melambung jauh disana.

"Wa'alaikumussalam, Ustadz sedang apa di sini?."

Guruku sekaligus teman karena kita beda tahun masuk perguruan tinggi di Al-Azhar. Sehingga aku memanggilnya dengan sebutan Ustadz, beliau adalah Ustadz Thoriq.

"Ana, hanya sedang berjalan-jalan santai menyusuri setiap sudut dikota mesir."

"Ustadz, tidak merasakan panaskah? Padahal sungguh nyenyak dan nyaman apabila kita berdiam diri di rumah."

"Loh, kenapa hanya berdiam diri? Sedangkan kita memiliki banyak hal yang orang lain belum tentu rasakan?. Lagipula, mungkin panas disini adalah ujian, bagaimana apabila kita masuk kedalam Neraka yang amat lebih panas? Naudzubilla."

"Benar juga Ustadz, panas ini belum seberapa."

"Kamu, mau saya belikan minum Riz?."

"La basa ustadz, syukron."

"Sedang puasa ya?."

"Alhamdulillah, ustadz semoga sampai menjelang berbuka saya kuat."

"Kamu rajin sekali Riz, puasa senin dan kamis."

"Alhamdulillah Ustadz, sesungguhnya manusia dan makhluk hidup diciptakan oleh Allah untuk terus beridah. Saya hanya ingin, usia saya, dan hari-hari saya tidak terbuang sia-sia dengan hal yang tidak bermanfaat."

"Baiklah kalau begitu Riz, ana duluan. Ingin menemui kawan lama ana di Hadayek Helwan."

"Na'am Ustadz, Tafadhol."

"Wassalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam warohmatullhi wabarokatuh."

Ustadz Toriq, segera menjauh dan menghilang dari pandangan. Sementara itu, aku terus berjalan hingga sampai ke asrama. Sungguh amat menyiksa panas ini, yaAllah kuatkan hambamu. Sampainya di asrama, ada dua temanku lainnya. Namanya Azzam dan Fatih, mereka sama-sama melanjutkan study disini, dan aku lebih tua dari mereka. Ya, itung-itung menghilangkan rasa kerinduanku terhadap adik-adikku di Indonesia.

Aku segera berlari menuju kamar asrama, disini sungguh nyaman. Ada kipas yang bisa aku putar, untuk menghilangkan rasa panas yang menusuk hingga ke ubun-ubunku.

Tok, tok "assalamualaikum."

"Waalaikumussalam." Segera Azzam dari dalam membukakan pintu untukku.

"Baru pulang mas?."

"Iya zam, baru kelar jam kuliahku."

"Mau minum?."

"Aku kan sedang niat zam."

"Astagfirullah afwan mas, ana lupa."

"La basa, ana duluan ya zam. Ingin rebahan ni, biasa tim rebahan, diluar sungguh amat membuat sekujur tubuh terasa meleleh."

"Ah mas, biasa aja kali haha. Yasudah untuk buka puasa ada Es buah dan Nasi goreng. Khusus dibuatkan untuk mas, oleh Fatih."

"Oh ya, si Fatih kemana?." Mataku mulai menelisik, kemana Anak itu.

"Fatih, sedang jalan-jalan mas. Katanya ingin bertemu kakanya di Pusat kota."

"Yasudah baiklah, aku ingin tidur sejenak."

"Tafadhol, mas."

Sungguh amat bersyukurnya, aku mampu merasakan hal ini. Tidur nyenyak dan nyaman, MasyaAllah. Aku mulai terlelap tidur, mengistirahatkan segala fikiran kacau ku.

Allaahu Akbar, Allaahu Akbar ...


Asyhadu allaa illaaha illallaah...


Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah ...


Hayya 'alashshalaah ...


Hayya 'alalfalaah ...

Allaahu Akbar, Allaahu .


Laa ilaaha illallaah .

Suara adzan maghrib berkumandang, menyejukkan telingaku. Aku segera beranjak dari kasur yang membuatku nyaman, Alhamdulillah. Terimakasih ya robb sehingga puasaku hari ini full lagi, aku mengambil secangkir air putih untuk melepas dahaga sekalipus membatalkan puasaku. Lalu, aku mengambil wudhu menghamparkan sajadah, untuk melaksanakam sholat maghrib. Aku memang seperti ini, aku akan makan berat setelah sholat maghrib aku laksanakan.

YaAllah, terimakasih atas nikmat yang engkau berikan. Tidak ada kata-kata yang mampu ku utarakan atas nikmat yang senantiasa kau limpahkan kepadaku, selain aku terus beridah dan mengikuti perintahmu. Aku bersyukur atas nikmatMu yang begitu melimpah, dan aku dapatkan dengan percuma.









Assalamualaikum, readers. Semoga suka ya.

30 Juz MaharmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang