WELKAM BUAT TEMEN-TEMEN YANG MENYEMPATKAN MAMPIR DI LAPAK INI. CERITA INI EMANG BUKAN CERITA PERTAMA YANG AKU TULIS, TAPI AKU BERHARAP, CERITA INI ADALAH CERITA PERTAMA YANG AKU TULIS SAMPE SELESAI. AAMIIN...
TULISAN AKU EMANG MASIH BERANTAKAN, MAKANYA AKU MEMBUKA PINTU SARAN DAN KRITIKAN YANG SELEBAR-LEBARNYA.
SO, HEPI RIDING, GES🐣🐣🐣
Axelin memasuki rumahnya dengan lesu. Nafas dihembuskannya dengan kasar saat menatap nanar keadaan rumahnya yang sepi. Tapi setidaknya ini lebih baik, dibandingkan dengan rumahnya yang berisik dengan pertengkaran kedua orangtuanya.
Axelin menjatuhkan tubuhnya di kasur kamarnya yang empuk. Dia menerawang ke atas, mengingat kembali pada serangkaian kejadian yang menimpanya. Tiga hari yang lalu, seorang cowok sudah menyelamatkannya, dua kali, dihari yang sama. Cowok yang Axelin kenal hanya sebatas nama, dan cowok yang selalu jadi perbincangan kaum hawa karna ketampanannya.
Dia Axelo Sharga Kelvaro. Warga sekolah selalu memanggilnya Axel, tapi entah kenapa Axelin lebih suka memanggilnya Varo. Axelin akan merasa aneh jika harus memanggil cowok itu dengan sebutan 'Axel', karna Axelin seperti memanggil dirinya sendiri.
Axelin menghentikan lamunannya tentang Axelo saat ponselnya berbunyi. Dia mengangkat telpon yang ternyata dari Alea.
"Halo,"
Terdengar suara tangisan dari sana, yang membuat Axelin terduduk dengan panik "lo kenapa, Al?"
"Kak Tyara.."
"Kenapa sama kak Tya? Coba kasih tau gue," tanya Axelin tak sabar.
"Kak Tya b-bunuh diri, Sel. Tolong gue, gue takut"
Axelin syok. Dia juga semakin panik saat tangisan Alea semakin meraung disebrang sana. Axelin mencoba mengendalikan dirinya sendiri. Ia menarik nafas, kemudian menghembuskannya pelan-pelan.
"Sekarang lo dimana?" tanya Axelin begitu perasaannya sudah agak lebih baik dari sebelumnya.
"Rumah"
"Lo tenang dulu, jangan kemana- mana. Gue otewe sekarang" setelah mendapat jawaban berupa deheman dari Alea, Axelin langsung bangkit dari duduknya. Dia akan ke rumah Alea.
***
Axelin terus mengoleskan minyak kayu putih di beberapa titik tubuh Alea. Temannya itu ambruk saat jenazah kakaknya dibawa oleh petugas rumah sakit.
Venus yang sudah kembali mengambil segelas air ikut duduk di samping tubuh Alea yang lain, yang kini berbaring di ranjang kamar gadis itu.
"Al?" Venus menepuk pelan pipi Alea, coba membangunkan temannya.
Erangan kecil terdengar di mulut Alea. Lalu kemudian, kelopak matanya perlahan terbuka. Axelin bantu mendudukan Alea yang kini bersandar di kepala ranjang, dengan bantal yang sudah ditumpuk sebelumnya.
"Minum dulu, Al" Venus menyodorkan air yang tadi dia bawa ke mulut Alea yang langsung gadis itu minum.
Setelah sadar sepenuhnya, mata Alea kembali memerah. Ia teringat pada nasib kakaknya yang meninggal dengan cara mengenaskan. Gantung diri.
Axelin yang melihat mata Alea langsung memeluk sahabatnya itu. Sontak tangis Alea kembali pecah saat itu juga. Venus juga ikut memeluk Alea dari belakang. Selama Alea menumpahkan kesedihannya, Axelin dan Venus terus diam. Karna yang dibutuhkan Alea sekarang adalah pelukan yang menguatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AXELIO
Teen FictionAwalnya, Axelin mengenal Axelo hanya sebatas teman satu angkatan yang kerjaannya selalu membuat onar di sekolah. Axelin tidak pernah menyapa Axelo, lain seperti kebanyakan murid perempuan yang selalu mencari perhatian cowok itu. Namun sepertinya, t...