WELKAM BUAT TEMEN-TEMEN YANG MENYEMPATKAN MAMPIR DI LAPAK INI. CERITA INI EMANG BUKAN CERITA PERTAMA YANG AKU TULIS, TAPI AKU BERHARAP, CERITA INI ADALAH CERITA PERTAMA YANG AKU TULIS SAMPE SELESAI. AAMIIN...
TULISAN AKU EMANG MASIH BERANTAKAN, MAKANYA AKU MEMBUKA PINTU SARAN DAN KRITIKAN YANG SELEBAR-LEBARNYA.
SO, HEPI RIDING, GES🐣🐣🐣
Axelin memasuki gerbang sekolahnya dengan tertatih. Lututnya sudah dibalut perban, tapi itu tak kunjung membuat sakitnya hilang.
Saat melewati parkiran, Axelin melihat Axelo sedang duduk di motornya bersama teman-temannya. Axelin berusaha bersikap biasa saja saat dia merasa bahwa Axel terus mengawasinya.
Brukk
"Aduh," Axelin meringis saat dirinya terduduk di tanah dengan mengenaskan.
"Maaf kak, gue gak sengaja"
Axelin melihat cowok yang tadi menabraknya. Dan langsung menabok lengannya saat mengenali siapa cowok itu.
"Kalau punya mata tuh di pake yang bener makanya, jangan dipake buat nonton bokep doang," sungut Axelin pada Rafka, adik sepupunya.
Rafka mencibir, tapi dia tetap membantu Axelin untuk berdiri.
"Kaki lo kenapa, kak?" tanya Rafka begitu melihat lutut kakak sepupunya yang ditutup perban."Jatoh ni, semalem. Di kejar preman," jawab Axelin santai sambil membersihkan roknya yang terkena tanah. Namun, setelah teringat sesuatu Axelin terdiam.
Kenapa pas semalem gue gak inget punya sepupu yang bisa diandelin? batin Axelin.
"Trus lo gak papa, kan? Lo nggak di macem-macem in kan sama tu preman?" Rafka menarik Axelin agar lebih dekat dengannya, kemudian memastikan Axelin tidak mendapat luka lain selain di kakinya.
Axelin mengangguk "gue baik-baik aja kok, sayang"
"Dih, najis, sayang-sayangan," Rafka mengerutkan keningnya tak suka. Dia juga memasang ekspresi jijik.
"Ya abisnya lo perhatian banget, sih" Axelin menarik kedua pipi Rafka hingga cowok itu berteriak kesakitan. Mereka tidak sadar saja kalau sekarang ada banyak pasang mata yang melihat interaksi keduanya.
"Jomblo karatan ya gini, diperhatiin sedikit langsung baper" ledek Rafka yang membuat Axelin menatapnya dengan tajam.
"Dasar bocil," desis Axelin.
Setelah itu, mereka berjalan berdampingan menuju kelas, sambil terus saling meledek satu sama lain. Tanpa menyadari sepasang mata yang terus mengawasi.
***
"Biasa aja dong liatinnya, bos" Rey menyenggol lengan temannya yang masih memperhatikan dua orang yang mulai menjauh.
Axel menoleh "Gue emang liatin siapa?" tanya Axel, pura-pura tidak tahu.
"Ga usah sok-sokan bego, ntar bego beneran kaya si Yoga tau rasa lo," kali ini Niko yang bicara.
"Heh anak monyet, kenapa jadi bawa-bawa gue?!" sambar Yoga. Niko hanya tertawa sambil menunjukkan jari tengah dan telunjuknya.
"Raka mana?" tanya Axel mencoba mengalihkan pembicaraan teman-temannya yang menurutnya unfaedah itu.
"Palingan telat lagi," jawab Niko.

KAMU SEDANG MEMBACA
AXELIO
Teen FictionAwalnya, Axelin mengenal Axelo hanya sebatas teman satu angkatan yang kerjaannya selalu membuat onar di sekolah. Axelin tidak pernah menyapa Axelo, lain seperti kebanyakan murid perempuan yang selalu mencari perhatian cowok itu. Namun sepertinya, t...