WELKAM BUAT TEMEN-TEMEN YANG MENYEMPATKAN MAMPIR DI LAPAK INI. CERITA INI EMANG BUKAN CERITA PERTAMA YANG AKU TULIS, TAPI AKU BERHARAP, CERITA INI ADALAH CERITA PERTAMA YANG AKU TULIS SAMPE SELESAI. AAMIIN...
TULISAN AKU EMANG MASIH BERANTAKAN, MAKANYA AKU MEMBUKA PINTU SARAN DAN KRITIKAN YANG SELEBAR-LEBARNYA.
SO, HEPI RIDING, GES🐣🐣🐣
Suara pecahan barang dan teriakan saling mengumpat adalah sambutan yang diberikan orangtuanya ketika Axelin baru menginjakkan kakinya di rumah.
Dia diam di ambang pintu, menyaksikan kedua orangtuanya yang masih belum menyadari kehadirannya.Axelin menghapus kasar air mata yang tiba-tiba mengalir di pipi ranumnya. Setelah menghela nafas, Axelin berjalan memasuki rumah.
"Selin" panggil Ardhan, papanya, yang membuat Axelin menghentikan langkahnya.
"Iya Pah?" tanya Axelin sambil menunjukkan senyum tipis.
"Beresin barang-barang kamu, mulai sekarang kamu ikut sama papa" Axelin mengernyit tak paham.
"Maksud papa?"
Mendengar perkataan suaminya, Sella meradang, "jangan dengerin apa kata papamu, Selin. Sekarang masuk kamar" titah Sella tegas.
"Tapi Ma..."
"Masuk!" kali ini dengan bentakan.
Sekali lagi air matanya jatuh. Axelin berlari tanpa peduli sepatunya yang menginjak pecahan kaca yang berserakan di lantai. Dia mempercepat larinya saat oangtuanya kembali bertengkar di bawah sana.
Begitu sampai di kamarnya, Axelin menutup pintu dan menguncinya. Kemudian Axelin memekai headset yang dia ambil dari dalam tasnya, menyambungkan pada ponselnya dan menyetel lagu dengan volume yang tinggi.
Axelin membenamkan kepalanya di tumpukkan bantal, dia tidak mau jika suara tangisannya terdengar sampai luar. Hingga pada akhirnya, Axelin tertidur dengan posisi yang sama.
***
Axelin terbangun karna hawa panas yang menderanya. Dia melihat jam digital pada ponsel, 18:40, itu tandanya Axelin sudah tertidur selama dua jam lebih dari pulang sekolah sore tadi.
Axelin beranjak dari kasurnya, dan melepas sepatu juga tas yang ternyata masih melekat di tubuhnya. Kemudian ia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan badan.
Setelah menghabiskan waktu hampir satu jam, Axelin sudah segar dengan memakai kaos putih kebesaran dan celana pendek sepaha. Keadaan rumahnya benar-benar sepi saat dia keluar dari kamar.
"Bi, Mama sama Papa kemana?" tanya Axelin sambil menepuk pundak Bi Sum yang sedang memasak.
"Eh, si neng. Ngagetin bibi aja" ujar bi Sum. Beliau mematikan kompor karna masakannya sudah matang.
Axelin tertawa pelan, "Ya maaf, bi"
"Iya neng, santuy aja sama bibi mah" lagi-lagi Axelin tertawa mendengar cara bicara Asisten di rumahnya itu.
"Wih, ternyata bibi anak gahol juga yaw."
"Iyaw dongs,"
Axelin tersenyum, tapi tidak lama kemudian senyumnya menghilang karna mengingat orangtuanya.
"Mama sama Papa pergi lagi ya, bi?" tanya Axelin, yang sebenarnya tahu jawabannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
AXELIO
Teen FictionAwalnya, Axelin mengenal Axelo hanya sebatas teman satu angkatan yang kerjaannya selalu membuat onar di sekolah. Axelin tidak pernah menyapa Axelo, lain seperti kebanyakan murid perempuan yang selalu mencari perhatian cowok itu. Namun sepertinya, t...