CHAPTER 4

36 11 6
                                    

Shei sampai dirumah pukul 10 malam, ia diantar Yoga sampai halaman rumahnya. Saat ia masuk rumah, Shei melihat sudah ada kedua orangtuanya yang duduk di ruang tamu.

"Baguss ya, anak perempuan main sampe malem, mau jadi apa kamu?!" Bentak mama.

Plakk. Satu tamparan berhasil mendarat dipipi Shei. Shei hanya diam menunduk, menahan tangisnya.

"Papa mamamu ga pernah ngedidik kamu buat keluyuran malem!" Ujar papa Shei.

"Shei jarang kok maen malam, tadi aja bareng Agam mainnya," ucap Shei sedih.

"Ga usah ngebantah kalo dibilangin orang tua! Udah ketauan masih aja ngelak!" Ucap papa Shei.

"Kamu tu harusnya contoh kelakuan kakakmu, kakakmu jarang kelayapan, dan kalo izin ya langsung telepon papa atau mama, ga usah suruh orang lain!" Lanjutnya.

"Mama ga nyangka, kamu jadi cewek brengsek kayak gini Shei. Mama papa kecewa sama kamu." Ucap mama Shei.

"Maksud mama?" Tanya Shei.

"Kamu harusnya jaga harga diri kamu dan keluarga kamu, kamu belajar biar sukses seperti kakak kamu! Bukan malah ke club bareng cowok ga jelas!" Jawab papa Shei.

"Shei ga pernah ke club, tadi Shei main ke mall sama Agam dan temen-temen Shei." Ujar Shei sedikit keras.

Ia tidak menyangka jika papa mamanya menuduhnya sebagai perempuan brengsek yang suka ke club. Shei berjalan ke kamarnya, ia tak mampu menahan air matanya untuk keluar.

"Siapa yang tega nuduh Shei kek gitu," ucap Shei lirih.

~~~~~

Seperti biasa, Shei berangkat sekolah menaiki angkutan umum. Shei melihat jalanan kota yang masih sepi. Ia sengaja berangkat pagi karena ia ingin curhat dengan Tara.

Saat sampai dikelas, Shei melihat Tara yang sedang menatap layar HP nya.

"Tara!" Teriak Shei, membuat Tara menoleh seketika.

"Utuk utuk utukk, kenapa sayangku?" Ujar Tara layaknya seperti ibu yang menenangkan bayinya.

Shei pun memulai bercerita tentang kejadian tadi malam.

"Siapa coba yang tega bilang kek gitu ke mama papa, jahat banget dia," tanyanya.

"Udah ga usah dipeduliin orang kek gitu, mungkin cuman iseng dan iri sama lo." Jawab Tara.

Tara mengajak Shei untuk makan siang dikantin setelah bel istirahat kedua berbunyi.

Shei melihat sudah ada Agam dan kawan-kawan yang duduk dipojok kantin. Shei dan Tara ikut gabung disana, Shei yang memaksa Tara untuk bergabung, karena Shei tidak tega jika Tara makan sendirian. Shei duduk disamping Yoga dan didepan Agam. Karena disitu ada kursi yang kosong.

"Udah nembak ceweknya belum kak?" Bisik Shei.

"Ntar pulang sekolah hehe," jawabnya sambil cengengesan.

"Doain berhasil ya, ntar lo ikut gue buat desain tempatnya, oke?" Lanjutnya.

"Hmm,"

"Kenapa ini sangat menyakitkan?" Batin Shei.

Sepulang sekolah, Shei berjalan ke parkiran bersama Yoga, Agam, dan Zaki. Tara duluan pulang karena sudah dijemput oleh supir pribadinya.

"Gam, cewek lo gue pinjem bentar ya," ujar Yoga.

"Bukan cewek gue," jawabnya datar.

"Yuk Shei," ajaknya.

Yoga dan Shei berjalan menuju mobil Yoga.

Permintaan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang