[4.] Perhatian

20 1 1
                                    

Ariana berjalan dengan tidak percaya diri hari ini. Dia memotong rambutnya sebahu. Membuat pipi chubby-nya semakin terlihat. Ariana punya tubuh yang tak begitu gemuk. Sangat ideal untuk seorang perempuan. Namun entah kenapa dia memiliki pipi yang chubby yang kadang jadi sasaran Vany untuk dimainkan di kelas.

Masuk ke kelas, Ariana mengerjap. Semua penghuni kelas yang sudah lebih dari setengah jadi menoleh kearahnya.

"Anak baru?" ucap Claudya setelah mengerjap ngerjapkan matanya beberapa kali.

"Ih cantik banget," puji Vany, bahkan tidak mengenalinya. Ariana jadi tersipu.

"Masuk dong mau kenalan," kini Davi yang menyahut. Ariana mendelik.

Anak kelas benar benar pangling padanya? Astaga. Tujuan utama Ariana bahkan tidak se lebay ini. Dia ikut ekskul paskibra yang mengharuskan rambutnya pendek. Hanya itu, kenapa teman kelasnya berlebihan seperti ini?

"Pada nggak kenal gue nih?" tanya Ariana.

Hening. Semua jadi cengo. 

"ASTAGA CIMOL!!" teriak Jovan.

"MOCHI ESKRIM!! Sekarang jadi dora dewasa anjir," Davi ikut heboh.

"Na gila lo cantik banget anjir! Astaga gue nggak sadar itu lo," Prilly yang semangat dengan senyumannya mendekati Ariana.

"Aduh apaan sih, lebay ah lo pada," ucap Ariana.

Dia duduk di bangkunya.

"Astaga Na, sumpah gue masih nggak percaya ini lo, gila cantik banget," Vany juga ikut memuji lalu mencubit pipi Ariana.

Kelas jadi hening kembali ketika Dirga, Dito dan Bima masuk ke kelas.

"Lah, Na, kok lo..." Dirga menggantungkan kata-katanya. Sementara Bima diam tak bergeming bahkan tak menatap sekitar.

"Kenapa?" tanya Ariana.

"Cantik,"

Seisi kelas langsung memekik tertahan.

Pipi Ariana langsung memerah. Gadis itu malu, senang, ah campur aduk. 

"CIEEE!!!!!"

"BARU SEBULAN SEKOLAH LANGSUNG DAPET PJ ANJIRRRRR!!"

"ARIANA SALTINGG!!"

"GAS GA GASSS!! JANGAN KASIH KENDOR,"

Teriakan heboh teman teman kelasnya semakin membuat Ariana tersipu. 

"Berisik lo pada," Ariana jadi memalingkan wajahnya ke belakang. Berlagak mengomeli teman teman di belakangnya namun itu hanya pelarian karena pipinya yang kini memanas.

"Dasar norak," cibir Dirga sembari berjalan ke bangkunya bersama Dito yang juga menggodanya.

Namun kemudian Ariana tersadar. Bima masih berdiri di hadapannya. Dan, mengamatinya.

***

Hari ini IPA-1 pelajaran olahraga. Tentunya banyak menguras tenaga. Ariana duduk di tribun sembari meluruskan kakinya.

"Ariana!" panggilan itu membuat Ariana menoleh. Dirga berlari kearahnya.

"Hai Ga, ada apa?" tanya Ariana lalu berdiri.

"Ini minum," Dirga menyerahkan air mineral dingin pada Ariana.

"Lhoh, terus lo?" tanya Ariana memandang air mineral dingin di tangan Dirga lalu menatap cowok itu bergantian.

"Gue udah beli. Tadinya sih mau buat Prilly tapi dia udah duluan sama Salsa sama Keisha. Lo pasti belum minum kan? Gue lihat tadi lo di hukum sama Pak Yanto." ucap Dirga.

SepatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang