Aku memang bersikeras awalnya.
"Aku mau tinggal di sana. Aman dan terjamin."
"Yakin? Ya sudah kalau memang itu maumu."
Aku bahagia. Segala hal tentang tempat itu terasa menarik dan menyenangkan. Dengan semangat aku menceritakannya ke teman-temanku.
Dan hari ini adalah harinya. Semua koper sudah tersusun rapi. Beberapa kardus juga sudah diangkut. Aku siap.
Kuarungi jalan raya dengan hati celus. Bernapas, dan berhembus. Sangat ringan.
Kuinjakkan kakiku. Pertama kali, di tempat itu. Aku tersenyum lebar. Menyapa, kemudian membereskan barang-barang. Aman.
Bulan pertama, oke. Masih sangat hanyut dengan euforia.
Bulan ketiga, uh. Masih, masih cukup bahagia.
Bulan keenam, eung. Mulai menyadari.
Bulan ke delapan, cukup. Aku tidak tahan lagi.
"Tidak bisa. Aku harus pergi dari sini." Aku tergugu.
"Kau yang pilih sendiri. Lantas mengapa meragu?"
"Tidak meragu. Yakin, aku harus angkat kaki."
"Tidak bisa. Selesaikan pilihanmu."
Kembali aku terisak. Pelan, takut terdengar.
Segala hal di sini, aku benci.
Kutahan, enambelas bulan. Dengan segala cucuran, emosi, hubungan, pikiran, aku menyerah.
Aku sayang teman-temanku. Tapi aku lebih sayang diriku. Maaf.
***
fresh from the oven :)
10/11/2019