Episode 2: Sebentar Lagi

331 20 11
                                    

Suatu planet di galaksi yang jauh (sebut saja Nebula M78 atau negeri cahaya) seorang anak terbangun dari tidurnya. Dia pun berlari menuju kamar orang tuanya.
"Ayah!!!! Ibu!!!!! Bangun!!!!!!!" Teriak bocah itu sambil loncat di kasur.
"Iya, ayah bangun," seorang pria bertanduk alias Ken sudah bangun meski masih ngantuk.
"Sayang, kamu jangan buat kami terkejut," sang ibu Marie mengelus kepala anaknya.
"Ibu, kapan aku punya adik?" Bocah polos itu bertanya.
"Kamu ini, masih pagi sudah bertanya hal seperti itu," Ken terkekeh dengan tingkah anaknya.
"Taro, lebih baik kamu mandi dulu. Kita mau pergi ke markas Space Garrison jadi kamu harus rapi," ujar Marie.
Bocah yang bernama Taro mengangguk dan pergi mandi.
"Sayang, bagaimana ini?" Tanya Marie khawatir.
"Tenang saja, aku punya cara untuk mengadopsi anak," Ken tersenyum misterius.
.
.
.
Pagi hari yang cerah di bumi, anak kecil yang lucu terbangun ketika sinar matahari mengganggu tidurnya.
"Sudah pagi ya," Lita segera beranjak dari bangku tempat dia tidur (karena tidak diperbolehkan masuk rumah terpaksa dia tidur di bangku depan rumah tanpa selimut). Lita pun bersiap pergi mengamen dengan membawa gitar dan kaleng kosong.
.
.
.
Di markas Space Garrison, banyak orang berlalu lalang. Begitu keluarga Ultra Father tiba, mereka membungkuk hormat. Bukan tanpa alasan Ken membawa istri dan anaknya kesini karena memang Ken tidak bisa jauh dari keluarganya dan kebetulan tempat kerja istrinya, Silver Cross Hospital (rumah sakit terbesar di negeri cahaya) berdekatan. Selain itu, Taro juga libur sekolah dan tidak ada teman main dirumah jadi Ken bisa membawa Taro karena dia pendiam dan tidak banyak bicara. Ken tahu kalau Taro hanya suka ribut di rumah.
Sampai di ruangan kerjanya, Ken mengurus dokumen yang tergeletak di meja.
"Taro, kamu main dulu ya. Ayah mau kerja," ucap Ken.
Taro hanya mengangguk dan pergi ke arena main yang sudah disiapkan khusus untuknya. Suara telpon diruangan itu berbunyi nyaring, kemudian Ken mengangkatnya.
"Halo?"
"........."
"Baiklah aku mengerti, oh ya bisakah kau melakukan sesuatu untukku? Nanti kita kita bicarakan saat jam makan siang,"
"..............."
"Baik terima kasih," Ken menutup telpon.
"Ada apa ayah?" Taro bertanya dengan rasa ingin tahu.
"Tidak apa nak, hanya urusan pekerjaan," jawab Ken.
"Ayah belikan aku mainan baru dan juga boneka," Taro merengek.
"Untuk apa kau meminta boneka?" Tanya Ken bingung.
"Buat persiapan menyambut adik perempuanku, kemarin aku bermimpi bertemu dengan gadis kecil. Dia manis sekali dan dia itu manusia," jawab Taro tersenyum.
"Oh ya? Jadi itu alasanmu membelikan calon adikmu boneka?" Ken tidak bisa menahan rasa gemasnya.
"Ya dan aku ingin berbagi kamar dengannya," Taro berkata penuh semangat.
Ken menggendong Taro ke pangkuannya dan mencium pipinya.
"Taro, sebentar lagi mimpimu terwujud. Tunggu saja," batin Ken.






Sebentar lagi, sebentar lagi, sebentar lagi!!!!!
Lita bakalan berurusan dengan hal yang tak terduga. Author harap Lita bisa melalui semua ini😊😊
Kebetulan lagi kepikiran episode 2, jadi langsung tulis deh. Sebenarnya sih maunya minggu depan, tapi gak deh tulis hitung-hitung biar mempersingkat cerita.
Ikuti terus kelanjutannya😁😁

Misteri Nomor Telpon Dari Galaksi (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang