3. Tante Baik

21 6 0
                                    

Azalea melangkah menyusuri jalanan disore hari ini dengan riang. Dia baru pulang ketika selesai mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan Bu Erma. Azalea mengerjakannya disekolah karena takut tak sempat jika dirumah.

Jarak sekolah dan rumahnya lumayan. 2km. Perlu waktu sekitar 30 menit untuk sampai dirumahnya. Itupun jika Azalea tak beristirahat dahulu.

Azalea ingin naik angkot, namun uangnya sayang. Mending ditabung saja. Jaga-jaga jika ada keperluan mendadak agar tak meminta pada Mona yang sudah pasti tak akan dikasih.

Azalea tersenyum ketika ada yang menyapanya. Beberapa dari mereka menawarkan tumpangan, namun ditolak halus oleh Azalea.

Selagi bisa, kenapa tidak berusaha bukan?

Setiap hari Azalea pasti pulang dengan berjalan kaki. Tak masalah jika kakinya lecet ataupun bengkak kembali karena terlalu jauh berjalan. Yang penting tak merepotkan orang.

Langkah demi langkah Azalea tapaki. Lalu matanya menangkap seorang wanita sedang berdiri disamping sebuah mobil mewah berwarna putih. Wanita itu menengok kekanan dan kekiri. Nampak bingung, risau dan seperti membutuhkan pertolongan? Entahlah.

Azalea menghampiri wanita itu. Sepertinya seumuran dengan Mona--ibunya--. Pikir Azalea.

"Permisi tante" ucap Azalea.

"Oh, iyah? Kenapa nak?" ujar wanita tersebut sedikit tersentak kaget kemudian tersenyum lembut.

"Tadi Aku liat, tante kayak kebingungan gitu. Kenapa? Mungkin Aku bisa bantu"

Wanita tersebut terdiam sebentar kemudian berujar "mobil tante mogok. Nggak tau kenapa. Padahal tante lagi buru-buru, sudah ditunggu teman" ujarnya lesu.

Azalea mengangguk mengerti kemudian berjalan menuju kap mobil yang terbuka. Matanya memandang dengan teliti.

Wanita itu menatap semua gerak gerik Azalea yang sedang berkutat dengan mesin mobilnya. Entah apa yang dilakukannya. Hingga suara gadis itu menginterupsi dirinya untuk menyalakan mobil.

Mobil menyala.

Wanita itu tersenyum lembut menatap gadis yang kini wajahnya terdapat noda hitam dipipinya. Aish. Menggemaskan. Pikirnya

"Terima kasih yah, nak..?"

"Azalea. Nama Aku Azalea"

"Oh, iyah. Terimakasih yah Azalea sudah membantu tante"

Azalea tersenyum manis "sama-sama. Yasudah tante. Aku pamit pulang dulu yah"

"Sebentar" wanita itu mengambil tisu basah yang berada di tasnya kemudian membersihkan pipi Azalea.

Azalea terdiam ditempat.

"Pipi kamu kotor, sayang" ucap wanita tersebut lembut. Azalea terdiam kembali. Belum pernah Mona memanggilnya seperti itu.

"Nah, sudah selesai. Kamu jadi cantik lagi, nak" wanita itu mengusap kepala Azalea.

Azalea menitikkan air matanya. Ia ingin diperlakukan seperti ini oleh Mona. Diperlakukan selayaknya anak. Bukan pembantu ataupun budak.

Sederhana namun mustahil akan terjadi.

"Lho, lho kamu kenapa sayang? Ada yang sakit?" wanita itu terlihat panik.

Azalea menatap manik mata wanita tersebut. Menarik nafas, menghapus air matanya kemudian tersenyum. "Aku nggak papa. Maaf bikin tante panik"

"Beneran?"

Azalea mengangguk.

"Tante anter kamu pulang" saat Azalea hendak protes, wanita itu menyela "nggak ada penolakan"

AzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang