12. Mira and Lana

10 0 0
                                    

Mulmed: Foto yang diunggah Satya di Instagramnya:)




***

Suasana sekolah pada sabtu sore ini cukup ramai. Murid yang mengikuti eskul berlatih dengan serius. Sesekali mereka bergurau. Menikmati kebersamaan yang terjadi.

Seperti Mira. Gadis itu terus menerus menggoda alumni yang sengaja berkunjung dan membagi pengalaman mereka yang mungkin bisa memotivasi anak pramuka lainnya.

"Kak Fadil, jangan deket-deket Mira dong" ujar Mira sambil menunjukan ekspresi cemberut yang dibuat buat.

Fadil mengernyitkan dahi "Emangnya kenapa? Gue bau?"

"Bukan"

"Terus?"

"Jantung Mira tuh kayak pengen lompat kalo Mira deketan sama Kak Fadil. Kalo jantungnya Mira beneran lompat, Mira mati dong. Nanti kita nggak bisa hidup bareng sampe kakek nenek."

Anak-anak pramuka dan yang mendengar, menyoraki Mira lalu terbahak melihat Mira yang malu malu koala.

"Si Mira tuh kecentilan banget deh. Kak Fadil sama alumni yang lain selalu digoda'in begitu. Caper banget nggak sih?" ucap seorang gadis berkuncir kuda yang sedang duduk dipinggir lapangan. Jaraknya cukup jauh tapi masih bisa mendengar ucapan Mira. Dia anggota eskul Kesenian yang kebanyakan anggotanya tak menyukai anak Pramuka.

"Iya. Semua alumni Pramuka dia goda'in begitu. Kemaren juga, waktu ada alumni Silat dia goda'in juga kan?" Gadis berambut pendek disebelahnya menjawab.

"Calon-calon jalang tuh nantinya" gadis berkuncir kuda menimpali kembali.

"AKHH!" seru keduanya sembari memegang kepala bagian belakangnya yang kini berdenyut nyeri. Mereka menengok kebelakang dan mendapati Selvi yang sedang berkacak pinggang dengan tangan kanan memegang sebuah botol air mineral yang masih utuh.

Pantes sakit. Batin gadis berkuncir kuda

Njirr. Botol air mineralnya masih utuh. Pantes sakit banget. Batin gadis berambut pendek.

"Berdiri!" seru Selvi dengan nada tak bersahabat. Sontak kedua gadis itu berdiri.

"Lo berdua ngomong apa tadi? Calon jalang? Siapa yang Kalian maksud?"

"Ya Mira lah! Siapa lagi?! Setiap ada alumni yang dateng selalu digoda'in. Dirayu-rayu kayak gitu" jawab gadis berambut pendek. Sebenarnya ia takut. Begitupun gadis berkuncir kuda. Namun, ia memberanikan diri menjawab ucapan Selvi.

"Hoho" Selvi tertawa remeh sambil bersedekap dada "Lo bilang Mira calon Jalang? Right? Apa kuping gue salah denger? Atau mata kalian yang buta?"

Kedua gadis itu diam. Mereka sangat takut bila berhadapan dengan Selvi karena gadis ini tak segan membully siapapun yang mengata-ngatai kedua sahabatnya. Azalea dan Mira. Kasus terakhir, korbannya sampai keluar dari sekolah.

"Yang pantes dibilang calon jalang itu kalian berdua. Liat yang kalian pake. Baju ketat, rok pendek, muka dipoles make up tebel. Kalian mau sekolah apa mau mangkal? Gaya kalian sama kayak cewek-cewek di Lokalisasi pelacur. Nggak percaya? Perlu gue anter? Banyak yang mirip sama kalian disana. Oohh.. atau kalian emang udah jadi member disana?"

Kedua gadis itu terdiam. Tak berani menjawab. Takut kemarahan Selvi semakin meledak. Tapi tak bisa dipungkiri jika mereka berdua teramat kesal dengan perkataan Selvi.

Bara merangkul Selvi dan menariknya. Meninggalkan tempat itu. Beberapa anak juga sudah memperhatikan perdebatan Selvi dan kedua anak kesenian itu. Bara tak mau Selvi dicap buruk lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang