2. Cewek Sialan

15 6 0
                                    

Lagi pengen aja
-Bara-






Bara kini sedang duduk di bangku koridor. Seorang diri. Matanya fokus pada bola basket yang sedang ia dribble. Telinganya disumpal earphone.

Hari ini Bara datang terlalu pagi. 06.05 wib. Ia sudah sampai disekolah. Padahal biasanya ia datang 10 menit sebelum bel.

Sekelompok siswi menyapanya. Bara hanya mengangguk kemudian tersenyum simpul. Para siswi itu berteriak kegirangan. Bara berdecak kecil. Hanya respon seperti itu saja, para siswi itu sudah kegirangan. Bagaimana jika lebih?

Bara salah satu most wanted SMA Harapan Bangsa. Hidung mancung, alis tebal, mata tak terlalu besar dan bibir merah muda alami. Rahang yang tegas dan rambut hitam pekat. Sungguh sangat tampan.

Manik matanya menatap seorang gadis yang berjalan sambil menunduk dengan beberapa buku yang dipeluknya.

Azalea. Cewek yang diganggu Reza kemarin, berakhir dengan Reza blushing. Gadis itu juga yang kemarin dihampiri Selvi.

Senyum miring tercetak dibibirnya. Bara mendribble bola basketnya kemudian melemparkannya, tepat pada Azalea.

Dan...

Brukk

Azalea terjatuh. Buku-bukunya berserakan. Bara tersenyum simpul. Dengan langkah santai Bara menghampiri Azalea yang masih meringis kesakitan sambil memegangi kepalanya. Bara berjongkok didepan Azalea.

"Sorry, gue sengaja"

Azalea mendongak. Menatap sang pelaku. Mata keduanya beradutatap.

"LEA!" seru seseorang dari belakang.

Reflek, Bara dan Azalea menatap kebelakang. Didapatinya Raka dan Reza sedang berlari kearah mereka. Azalea tersenyum tipis.

"Aku nggak punya masalah sama Kamu" ujar Azalea menatap Bara dalam.

Bara mengangkat sebelah alisnya lalu seringai tertera diwajahnya. "Lo emang nggak punya masalah sama gue"

Bara berdiri dengan bola basket ditangannya. Bersamaan dengan itu, Raka membantu Azalea berdiri. Reza mengumpulkan buku-buku Azalea yang berserakan dilantai.

"Lo nggak papa kan? Ada yang sakit? Bagian mana? Kenapa bisa jatuh? Gue khawatir sumpah" Raka merautkan wajah cemas. Lalu mengalihkan pandangannya pada Bara dan bola basket ditangannya.

"Aku nggak papa, Ka. Cuma sedikit pusing" Azalea tersenyum pada Raka. Mencoba menyakinkan jika dirinya memang tidak apa-apa. Raka membalas senyum Azalea lalu menyibak rambut Azalea. Keningnya membiru.

"Kening Lo biru, Le. Gue anter ke UKS yuk. Pasti Lo pusing"

"Nggak usah"

Azalea mengambil bukunya yang berada ditangan Reza sembari mengucapkan kata terimakasih lalu menggenggam tangan Raka. Menariknya manjauhi Bara dan Reza, menuju kelasnya. Raka memberikan tatapan tajam pada Bara.

"Lo kenapa sih? Lo main timpuk aja. Pake bola basket lagi. Kan kasian dia'nya"

Bara menatap punggung Azalea yang semakin menjauh lalu menghilang dibalik tembok. "Lagi pengen aja" ujar Bara santai sembari mendrible kembali bola basketnya.

"Lo nggak boleh kayak gitu. Dia pasti kesakitan, jidat nya sampe biru gitu. Dia senyum bukan berarti dia baik-baik aja. Raka pasti bakal bales lo"

*****

"Pelan-pelan, Mir" ujar Azalea sambil sesekali meringis ketika Mira menekan lukanya.

Azalea kini sedang berada di uks. Mira memaksa agar luka Azalea segera diobati. Azalea hanya menurut. Jika tidak, Mira pasti berkoar sepanjang hari.

AzaleaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang