.
semalam seungyoun benar benar menginap, tapi rencana seungwoo untuk melanjutkan misi mendekati seungyoun nampaknya gagal, sang putra yang tak kunjung tidur hingga pukul dua pagi, mengajak seungyoun bermain dan terus terusan bercerita..
lelah.. seungwoo akhirnya menyerah dan pasrah..
dirinya memutuskan untuk pergi menonton televisi, saat kembali dilihatnya seungyoun sudah bergelung selimut sambil mendekap putranya, keduanya tampak manis saling berpelukan ..
dua orang yang sangat seungwoo cintai, dua orang yang sangat ia kasihi..
hatinya menghangat, satu senyum terpatri di wajah damainya, ia membenarkan selimut seungyoun dan dongpyo kemudian berbaring memeluk seungyoun dari belakang, hangat saat ia rasa yang lebih muda mengulat membenarkan posisi nyaman
.
keesokan paginya, seungwoo terbangun tanpa seungyoun di pelukannya.. padahal seingatnya ia semalam ia mereka tidur bersama..
dia melangkahkan kakinya keluar kamar mencari keberadaan seungyoun yang kemudian di temukannya sedang memasak di dapur.. punggung yang dilengkapi apron itu tetap terlihat manis bahkan setelah sekian lama..
"youn" panggilnya lirih tapi si mpunya nama menoleh ke arah sumber suara
"iya woo?"
"hari ini ikut aku ya"
"kemana?"
"nanti kamu tau juga, kita tunggu pyo bangun dulu" seungyoun mengangguk paham kemudian melanjutkan acara memasaknya
sampai tangan kekar yang membalut perutnya menghentikan kegiatan menggoreng sosis yang ia lakukan..
"woo tanganmu,awas" katanya pelan sembari bergerak kurang nyaman namun seungwoo acuh dan malah mengeratkan pelukannya
perlahan tapi pasti lidahnya menyusuri tengkuk seungyoun
"woo shh" desis seungyoun sembari menjauhkan kepalanya dari seungwoo
"hem?"
"aku sedang memasak, awas" katanya, namun seungwoo tetap seungwoo yang keras kepala.. tak mengindahkan kalimat seungyoun yang dilakukan malah mematikan pematik api dan membalik seungyoun menghadap dirinya.. diangkatnya seungyoun ke dalam gendongannya kemudian membawanya ke sofa ruang tengah yang kebetulan berada di dekat dapur
seungwoo mendudukkan dirinya dengan seungyoun di pangkuannya, seungyoun meletakkan keduan tangannya di kedua bahu seungwoo
"youn" panggil seungwoo dengan suara rendahnya, tidak ada jawwaban namun seungwoo tahu seungyoun memperhatikannya
"maaf" ucapnya
"maaf tidak pernah menahanmu saat kamu pergi" lanjutnya
seungwoo mengecup kedua mata seungyoun
"maaf tidak mencarimu saat kamu menghilang"
kemudian mengecup dahi dan hidung bangir seungyoun, sedang yang di perlakukan sebegitunya hanya diam mencoba memahami keadaan
"ini mungkin terlambat dan terkesan sangat brengsek tapi-" seungwoo menjeda kalimatnya, kemudian menemperlan kedua bilah bibirnya pada seungyoun tidak menekannya hanya menempelkannya saja, kemudian
"apakah aku salah jika tidak ada yang bisa menggantikanmu terlepas itu mamanya Dongpyo?" gerakan bibir seungwoo di bibir seungyoun membuatnya tidak dapat menahan gairah yang ditahannya sedari tadi
ini masih cukup pagi, sejuknya pagi karena embun yang belum mengering ditambah hujan rintik yang membuat udara sebenarnya sangat dingin namun tidak dengan apa yang seungyoun rasakan.. hawa panas membakar birahinya..
KAMU SEDANG MEMBACA
To Deep - Ryeonseung
General Fiction- dom! HSW - 18+ - Ryeonseung - Yuyo - Gyullem - Weishin a story by - Stella -