step 2

78 3 0
                                    

Seteguk minuman soda mengakhiri perbincangan dua orang mahasiswa yang nampak lelah tersebut. Satu orang diantara keduanya memandang sendu setumpuk kertas yang tergeletak tidak karuan di meja depan mereka. Skripsi memang sampai kapanpun akan menjadi bayangan seram bagi mahasiswa akhir semester seperti mereka.

"Sampai kapan kau akan meratapinya?" jungkook terkekeh kecil melihat yeri, temannya yang sedari tadi termenung meratapi skripsinya yang dicoret habis-habisan oleh dosen.

"Kau tertawa seakan aku ini sedang berbahagia jeon," balas yeri dengan sedikit nada sinis.

"Aku sudah sering memberimu saran, tidak usah terlalu dipikirkan masalah kecil seperti ini."

"Astaga jeon saranmu itu sangat buruk, lagipula aku masih mampu untuk mengerjakan ini tidak perlu sampai membayar orang untuk mengerjakannya."

"Aku punya beberapa referensi buku untuk ide skripsimu, akan kuantar ke tempat kos mu nanti."

"Kau yang terbaik jeon jungkook." ucap yeri dengan senyum semangat yang terpatri di bibirnya.

Keduanya teman sejak awal ospek kampus. Tidak jarang kebersamaan yang cukup intens itu menjadi perbincangan mahasiswa lain. Berada di jurusan yang sama dengan sedikit cek cok diawal perkenalan membawa mereka pada persahabatan yang awet. Jurusan psikologi mempertemukan mereka.

Psikologi membawa pengaruh pada kehidupan satu sama lain.

---

Dengan bermodal secarik kertas berisi alamat yang sempat yeri tulis tadi jungkook melajukan mobilnya. Alamat ini lumayan asing bagi jungkook. Dia sedikit melamun selama menyetir. Sahabat macam apa dirinya yang bahkan alamat rumah yeri pun tidak tahu.

Terlalu banyak berpikir memang sifat mutlak jungkook dari awal bahkan saat mobil ini sudah berhenti ditempat alamat yang dituju dia masih ragu untuk turun keluar atau tidak. Tanda dengan ukuran besar bertuliskan khusus putri membuat jungkook kembali melamun.

"Astaga sahabatmu tidak akan lulus jika kau tidak keluar jeon." monolog jungkook dalam mobil disusul dengan langkahnya yang ragu memasuki pekarangan.

Tangan jungkook meraba saku celananya dan mengambil ponsel berniat mengubungi yeri untuk keluar. Kepalanya menunduk sambil mengetik pesan untuk yeri.

Sepasang sepatu lain berhenti dihadapannya. Sepatu dan parfum yang menyengat ini serasa asing bagi jungkook. Kepala jungkook mendongak menatap siapa didepannya berusaha memastikan bahwa itu yeri.

"Siapa?"

Mata setajam elang dengan rahang wajah yang tegas membuat jungkook terpaku sesaat dalam pijakannya.

"Siapa?" sekali lagi pemuda itu bertanya membuat jungkook berkedip sadar.

"A-aku temannya yeri."

"Aku tidak tau yeri memiliki teman sepertimu," pandangan pria ini mengarah lurus pada mobil mewah jungkook yang terpakir rapi didepan kos.

"Aku baru pertama kemari."

"Sebagai perempuan jaga diri kalian baik-baik," pemuda itu berlalu pergi begitu saja setelah berucap. Meninggalkan jungkook yang terkejut dengan mulut terbuka.

Kata-katanya terus terulang,
sebagai perempuan.

Mata jungkook masih mengarahkan pandangannya pada punggung pemuda itu yang perlahan semakin menjauh menaiki motor sport.

"Hei bajingan kembai kau!"

Suara yeri yang berteriak marah membuat jungkook sadar.

"Kenapa?" tanya jungkook dengan nada kuatir.

"Oh kau sudah sampai. Sudah lama menunggu? kenapa tidak menghubungiku?" tanya yeri sambil berjalan menuju kursi didepan kos-kosan tersebut. Jungkook hanya mengikutinya sambil memikirkan pertanyaannya yang belum terjawab.

"Siapa pemuda itu?"

"Kakakku."

"Kenapa kau meneriakinya? Apa dia mencuri?"

"Apa mengambil uangku tanpa persetujuanku itu disebut mencuri?" jungkook mengangguk polos menjawab yeri.

"Kalau begitu bajingan taehyung itu sudah mencuri uangku, apa dia melukaimu tadi?"

"Tidak ... Hanya saja dia bilang aku perempuan."

Seketika yeri tertawa sangat keras sesekali dia memukuli dada jungkook pelan.

"Astaga lihat bahkan dadamu rata apa dia mabuk mengataimu perempuan tadi?" ucap yeri sambil melanjutkan tawanya.

Jungkook mengendikkan bahu acuh.

"Baiklah aku akan masuk sebentar membuatkanmu minum," ucap yeri sambil berlalu pergi.

"Taehyung ..." gumam jungkook pelan.

Tangannya kembali meraba sakunya mengambil sebuah note kecil yang sudah terselip pulpen. Dia tersenyum kecil. Mungkin mulai saat ini note ini akan terisi terus.

#Day 1

Definisi cinta pandangan pertama itu hanya ilusi dan obsesi.

Tbc.

NOSENSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang