Part 11

201 122 142
                                    

Rizky baru tersadar jika sang ayah akan ke Surabaya, menjeguk Surya. Sebenarnya saat menerima kabar dari Rizky bahwa sang sahabat mengalami kecelakaan parah sampai mengalami koma, Ali hendak langsung meluncur ke Surabaya.

Namun Rizky melarangnya dengan alasan agar sang  ayah menstabilkan dulu kesehatannya, pasca kendaraan yang ditumpanginya mengalami kecelakaan tunggal. Meskipun tidak mengalami keadaan yang cukup mengkhawatirkan Ali disarankan dokter untuk beristirahat, bahkan Ali tak mengizinkan Rizky kembali lebih awal, mengingat Michel lebih membutuhkan dukungan Rizky daripada dirinya.

Rizky juga senantiasa mengabarkan setiap ada perkembangan tentang Surya pada Ali sang Ayah. Tak lupa Rizky bercerita tentang pernyataan Dokter yang tidak bisa memastikan kapan Surya akan tersadar dari komanya.

Karena dirasa sudah lebih baik dan mampu melakukan perjalanan jauh, akhirnya hari ini Ali menuju Surabaya bersama istri tercinta, Sarah. menggunakan penerbangan udara kurang lebih 2 jam.

"Alhamdulillah.... Akhirnya kita sudah sampai di Surabaya Mommy." Ujar Ali semangat.

"Lama sekali rasanya kita tidak ke sini. Kamu sih Dad, lupa waktu kalau sudah bekerja, bahkan untuk sekedar liburan saja tidak disempatkan ....  namun kangen, rindu terobati hari ini." Rajuk Sarah pada sang suami, yang hanya dihujami pelukan hangat sang suami.

Sarah tahu bahwa sang suami bekerja untuk kebahagiaan keluarga tercinta, ia hanya kadang merasa di nomer duakan, tapi itu lebih baik membagi waktu dengan pekerjaan, daripada harus membagi dengan pelakor maupun pembinor.

Ali yang melihat sang istri kesulitan membawa koper mengambil alih"Biar daddy yang bawa mom, masa pria sejati membebankan sesuatu pada wanita istemewanya..."

Sarah mencubit pipi sang suami karena gemas, sebab dalam keadaan apapun suaminya masih tetap romantis "Daddy masih harus banyak istirahat, ingat pesan dokter. Jangan senang menyepelekan kesehatan. Lebih baik kita cari tempat duduk sambil menunggu Rizky." Ajak Sarah, sambil mengambil alih koper pada sang suami.

"Daddy sudah sembuh, Mommy jangan terlalu melebih-lebihkan. Gendong Mommy sekarang pun Daddy kuat....." goda Ali, yang membuat sang istri malu menyembunyikan wajahnya.

Bagi Sarah romantis itu sederhana. Tidak harus dengan bunga, jalan-jalan ke Singapura, Hongkong, atau Jepang. Romantisme bisa dibangun di dalam rumah, dan gratis. Menyempatkan waktu untuk bercengkerama dengan keluarga mengobrol santai, bercanda, bergurau dan tertawa bersama adalah tindakan romantis yang sangat mudah dilakukan.

"Ish..... ish semakin tua semakin menjadi jadi romantisnya, puber yang keberapa Om tante?" Tanya Dimas mengagetkan, kemudian Dimas menyalami keduanya secara bergantian.

"Ya Allah Dimas, bikin jantungan saja kamu ini. Kalau sampai jantung tante copot kamu harus tanggung jawab...."

"Mommy lupa kalau Dimas seorang dokter ya, apa harus daddy cium dulu biar pulih ingatannya, apa naik pesawat bikin mommy amnesia....." kekeh Ali yang membuatnya dihadiahi pukulan kecil sang istri.

"Ya Allah Om sudah dong mesra-mesraannya, gag tau apa Dimas lagi jomblo, bantuin cariin gitu bukan malah dikasih adegan ...." Dimas menenggelamkan kedua tangannya menutupi seluruh wajahnya seolah ia anak kecil yang baru saja melihat adegan dewasa.

"Dimas ... Dimas umur kamu berapa sich? Cari pacar gih yang bisa nuntun kamu ke jalan yang benar dan juga tidak kepoan, om itu hanya memuji kecantikan tantemu yang elok ini, lebih baik tante dipuji Om daripada orang lain. Susah dapetinnya Dim, Om harus berjuang melawan para Rival Om yang kelebihannya di atas Om" ujar Ali mengingat dulu perjuangannya yang tak mudah mendapatkan Sarah.

"Curhat om....." kata Dimas.

"Kapan-kapan lah Om ceritain supaya kamu bisa belajar dari pengalaman Om"

Maukah Jadi Sahabatku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang