Part 10

240 126 198
                                    

Michel kini tinggal di rumah Dinda, sebab tidak mungkin juga ia akan tinggal sendirian dengan kondisi yang belum stabil, apalagi ia masih mengunakan kursi roda sebagai penunjang aktivitasnya. Ia bertekad untuk dapat segera sembuh dengan mencoba belajar berdiri tanpa sepengetahuan Dinda dan keluarganya.

Bruk.

Bruk.

Berkali-kali ia mencoba berdiri namun tetap terjatuh, ia hampir mampu berdiri, namun salah satu kakinya terpeleset, hingga menjadikan tubuhnya tidak seimbang, ia pun oleng dan seketika menutup mata.

Aneh tubuhnya tidak sakit, malahan ia mencium aroma parfum yang sangat ia kenali. Rizky.

Apakah Rizky menangkap tubuhnya? sejak kapan Rizky masuk ke dalam kamarnya?

"Sudah ku bilang jangan melakukan hal yang membahayakan dirimu, tanpa ada yang mendampingimu" dengan nada sedikit membentak.

"Maaf Ky, aku hanya ingin segera sembuh"ucap Michel dengan wajah sedikit tertunduk.

"Tapi tidak dengan melakukan hal yang ceroboh, bukannya cepat sembuh, malah akan membuatmu tambah....."

"Ia ia Ky... aku minta maaf" sela Michel dengan sedikit terisak.

Ia mendekap tubuh mungil Michel, mengelus pucuk kepala berulang kali. Menumpahkan kekhawatiran sehingga tanpa sadar telah memarahi gadis tersebut.

Apakah kekhawatiran ini merupakan rasa cintanya atau hanya sekedar kekhawatiran terhadap kondisi sahabatnya. Rizky masih belum bisa menentukan arah hatinya. Ia bahkan tak bisa mengontrol hatinya sendiri, kadang memikirkan Dinda, di sisi lain mengkhawatirkan Michel.

"Bukankah nanti jadwal Dokter Dimas akan kemari?" Tanya Rizky, perlahan ia lepaskan pelukan terhadap Michel, membantu gadis mungil itu duduk di sisi ranjang.

"Ia tapi dokter Dimas belum datang Ky, jadi aku tadi hanya mencoba..." belum sempat Michel melanjutkan, Rizky segera menutup bibir Michel dengan telunjuknya.

"Sudahlah yang tadi jangan diulangi lagi, supaya kamu lekas sembuh dan segera bisa menjaga Om Surya, agar beliau juga bisa merasakan bahwa putrinya sangat kuat meski tanpanya untuk sementara waktu, sehingga semua itu menjadi kekuatan beliau untuk lekas sadar" ditaruhnya kepala Michel di dada Rizky, sesekali mengelus rambut Michel penuh sayang.

"Rizky .... ternyata kamu sangat baik, kamu sangat menyayangiku meski kita baru kenal" ucap Michel bahagia.

"Hmmmmm..... maksutmu kita baru kenal bagaimana?" Tanya Rizky kaget, seraya memegang serta mendongakkan kepala Michel mengarahkan ke Wajah Rizky.

Kedua pandang mata bertemu.
Anehnya Rizky tak menemukan apa-apa disana, Mata itu tak seteduh milik Dinda. Harusnya mata itu mampu menghipnotisnya menjadi semakin mencintai gadis itu, Kenapa saat bersama Michel, ia malah membayangan Dinda.

"Meskipun kita sudah berteman sejak kecil tapi kita kan baru beberapa hari bertemu, jadi iya aku anggap kita baru kenal gitu" kilah Michel menutupi kebohongannya. "Makasih sudah menjagaku selama papa sakit, tetaplah bersamaku Ky" pinta Michel sedikit mengalihkan pembicaraan yang jika akan dilanjutkan bisa membongkar rahasianya.

Seharusnya Rizky senang mendengar permintaan Michel untuk tetap berada disisinya, tapi kenapa penjelasan dan permintaan Michel masih mengganjal untuknya, ia merasa ada yang disembunyikan gadis itu.

"Tanpa kamu minta aku akan menjagamu, Om Surya itu sudah seperti keluargaku sendiri, Jika ada keluargaku yang sakit pasti aku ikut merasakan, bahkan jika bisa aku ikut membantu, seperti yang aku lakukan sekarang"ucap Rizky menenangkan.

"Terimakasih Ky."

"Terimakasih itu hanya ucapan untuk orang asing, memang kamu mau aku menjadi orang asing" tanya Rizky cemberut.

Maukah Jadi Sahabatku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang