Part 14

381 132 154
                                    

Flashback on

"Lagi pula berkomunikasi jarak jauh lewat chat dan berhadapan secara langsung itu tidak sama Ky, mungkin Michel tidak bisa mengekspresikan perasaannya padamu, itulah sebabnya dia acuh padamu" ucap Dinda menopang sebelah tangan di dagunya.

"Aku merasa sudah tahu semua tentangmu. Ternyata masih banyak yang kau sembunyikan dariku" timpal Rizky diiringi senyum yang manis.

"Itu karena di kamus pikiranmu terisi penuh dengan nama Michel" ceplos Dinda tak bermaksut menghardik.

"Hmm... bukan begitu Din, tapi kenapa kau tidak menulis pesan ke padaku juga" tanya Rizky balik, tak sengaja matanya menatap ke rak buku di belakangnya. 'Novel love story' kenapa bisa kebetulan lagi batin Rizky.

"Memang kalau aku menulis pesan padamu akan kamu balas seperti membalas pesan yang dikirim Michel, bukankah akan membuang waktumu saja" canda Dinda.

"Kenapa berfikir seperti itu, kamu dan Michel memiliki tempat yang sama di hatiku, kalian itu sahabatku" jawab Rizky memperhatikan seisi ruang kamar Dinda tak sengaja ia menangkap poster futsal terpampang rapi di dinding kamar Dinda.

"Betulkah cuma sahabat?" Tanya Dinda seolah tak percaya.

"Bagaimana harus ku katakan padamu, kamu mengetahui semua yang tak bisa ku ungkapkan kepada orang lain" ucap Rizky kagum pada Dinda. "Hei bukankah lagu itu yang pernah aku sukai, bolehkah kau besarkan volumenya" ucap Rizky senang.

Musiknya tak menyala bahkan mati tanpa diketahui penyebabnya. Dinda yang masih berkutat memperbaiki Tape' nya tak menyadari jika Rizky sudah bernyanyi layaknya penyanyi profesional tanpa iringan alat musik.

"Din...!" Panggil Rizky, Dinda menoleh dan terkejut melihat Rizky mengulurkan tangannya.

Seolah tau gelagat Dinda yang malu, Rizky berinisiatif menarik tangan Dinda dan mengajak Dinda berdansa. Dinda yang masih mengendalikan perasaannya, mencoba menyamai gerak langkah Rizky.

Dengan posisi berdansa Rizky mencoba mencairkan suasana hati Dinda "Hei... berdansalah mengikuti arahan hatimu"

Flash back off

Karena tak mendapat respon, akhirnya Rizky mengajak Dinda menuju suatu tempat. Dengan mengendarai motor sahabatnya, yakni Dimas.

Dimas memang selalu meninggalkan motor kesayangannya di rumah sakit. Jika ia bosan naik mobil, tentu mengendarai motor untuk menikmati udara sejuk sekaligus menghilangkan kepenatan karena setiap harinya harus berkutat dengan pekerjaan, yang menyangkut nyawa pasiennya.

Kenapa Rizky bisa menggunakan motor Dimas??? Tentu disini Dimas turut andil berperan dalam menyatukan Rizky dengan wanita yang dicintainya.

Dimas berharap dengan bersatunya kedua orang yang saling mencintai itu, dapat menjadi jalan kebahagian bagi Dinda, wanita yang juga dicintai oleh Dimas.

Tak butuh waktu lama Rizky memakirkan motor di tempat yang pernah ia kunjungi beberapa hari lalu bersama Dinda. Tujuan utama Rizky mengajak gadis itu ke taman adalah pantai, mengenang sekaligus mengukir kebersamaan dengan Dinda.

Mengenang moment, dimana pertama kali keduanya menghabiskan waktu bersama sebagai sahabat. Serta Menguak sebuah tabir kepalsuan, akan berakhir dengan perselisihan atau suatu hubungan baru akan terjalin dengan menyatukan keduanya??

Rizky heran mengapa Dinda masih memejamkan mata "Bukalah matamu Din" pinta Rizky sesampai mereka di taman.

"Kita dimana?"tanya Dinda bingung sebab mereka tak lagi ditempat semula.

Maukah Jadi Sahabatku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang