1. Trauma Masalalu

44 2 0
                                    

🌾🌾🌾

'Ada kalanya kita menjadi sosok yang lemah'

🌾🌾🌾

Semilir angin malam mengiringi hujan yang turun membasahi bumi yang gersang. Terlihat seorang wanita  tengah duduk di sebuah halte terlihat sedang menunggu sambil menengadahkan tangan, menikmati setiap terpaan air yang mengenai tangan mungilnya. Berkutat dengan heningnya jalan raya yang seakan-akan tak berpenghuni.

Beberapa jam telah berlalu hingga kini sosok yang ia tunggu kedatangannya tak kunjung menampakkan diri.

Perlahan hujan mulai mereda dan gadis itu memilih berlalu meninggalkan halte tersebut. Tak berselang lama, tampak seorang wanita bersama kedua anaknya tengah menangis, ketakutan dengan senjata yang telah ditodongkan orang itu ke arahnya. Lalu tanpa pikir panjang gadis itu langsung berlari menghampiri orang itu dan..

Bugh..

Dengan kepiauan yang ia miliki lelaki itu langsung tersungkur dan tubuhnya menghantam kasar ke permukaan tanah.

Perkelahian itu berlangsung sengit, lagi dan lagi gadis itu mengeluarkan jurus andalan yang selama ini ia pelajari, berhasil menumbangkan tubuh lelaki itu. Namun, ketika gadis itu ingin beranjak pergi. Tiba-tiba

Doorr...

Jantung Zahra seakan-akan berhenti berdetak menyaksikan pemandangan yang begitu memilukan.

Lututnya lemas dan setelah itu semuanya berubah jadi gelap.

                          🌹🌹🌹

Suara isakan yang semakin keras  membangunkan tidur pulasnya.

Samar-samar matanya mengerjap berulangkali. Melihat kesekelilingnya, ia yakin 100% bahwa sekarang dia sedang berada di rumah sakit..yap "R..U..M..A..H..S..A..K I..T.

"Abi..Umi..". Lirihnya.

Azzahra pov
 
Flashback on

"Bi, Zahra boleh nggak main sama Hanna? Mulai mendekat ke arah abinya.

"Boleh kok kesayangan abi, tapi kalau abi boleh tahu, Hanna itu siapa sayang? Tersenyum dan mengelus lembut kepala Zahra yang tertutup hijab.

"Itu loh bi, teman Zahra waktu kecil, anak dari ibu Maya tetangga sebelah dan sekarang baru dateng dari Bogor dan dia pengen jalan-jalan sama Zahra karena udah lama gak ketemu sambil melepas rindu gitu katanya. Terkekeh pelan.

"Anak dari pak Burhan itu ya nak?" Dengan tatapan serius menanti jawaban dari anaknya.

"Iya bi, memangnya siapa lagi bi?". Kesal dengan pertanyaan abinya yang menurutnya tidak begitu penting.

"Diijinin nggak bi." Dengan tatapan memelas.

"Ya sudah abi ijinin tapi ada syaratnya." Penuh teka-teki.

"Abi Zahra yang ketampanannya mengalahkan Maher Zein, baik hati, ramah, bijaksana, dan nggak ada duanya. Apa atuh syaratnya." Godanya dengan suara yang dibuat-buat.

Paham nih author, Zahra mah kalau ada maunya pasti muji-muji😆😆

"Begini nih kalo ada maunya pasti muji-miji. Syaratnya kamu harus berada di rumah sebelum jam 8 malam, fahimtum.". Terkekeh pelan melihat tingkah gemas anak itu.

"Fahimna abi ku sayang. Hehehehhe..Syukron abi, in sya Allah Zahra pulang sebelum jam 8. Zahra pamit dulu ya bi. Assalamualaikum. Mencium tangan abinya dan berlalu.

Takdirku MemilihmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang