12. Tak Dihargai

17 2 0
                                    


🌾🌾🌾

Wahai sang pemilik hati...
Kini jiwa ini menggemakan kesyahduan namamu...

Menjelma dari pedihnya rasa sakit....
Membuat raga ini melabuhkan qalbunya ke dermaga kelam yang tak bertuan....

Wahai engkau yang kucinta...
Ijinkan aku menyematkan nama indahmu dalam setiap doaku ke pada-Nya

🌾🌾🌾


Tak dapat dipungkiri bahwa hati Zahra kini telah bersemayam pada satu nama selain sang penciptanya.

Muhammad Hasan Al-Faiq

Nama itu yang kini selalu ia sematkan disetiap doa pada sepertiga malamnya. Entah kapan rasa itu hadir, Zahra sendiri juga tidak menyadarinya.

Yang kini ia lakukan hanyalah berjuang untuk mendapatkan cintanya sang suami.

-
-
-

Jam menunjukkan pukul 02.00 WIB. Zahrapun terbangun dari tidur pulasnya untuk mengerjakan shalat tahajud. Ia pun bergegas mengambil wudhu dan menunaikan shalat tersebut.

Bukan tak bisa merenggut hal itu dengan paksa tapi terlebih ia tidak ingin menyakiti hati yang lain, tak ingin pula mengecewakan siapapun.

Yang dinanti tak kunjung kembali. Zahra bingung apa yang harus ia lakukan, apakah ia harus memberitahukan kepada keurganya ataukah menyimpannya sendiri. Tapi seperti tekadnya di awal ia memilih menyimpannnya sendiri.

"Ya Allah..Ya rahman, Ya rahhim, Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang tidak diketahui oleh siapapun...Ampunilah dosa-dosa hamba, dosa-dosa saudara-saudara hamba, seluruh keluarga dan seluruh kaum mukmin yang engkau ridhoi...Ampuni kesalahan yang sekiranya pernah kami lakukan, jauhkan kami dari pedihnya siksa kubur, fitnah kubur, dan panasnya api neraka....hanya engkaulah yang mengetahui apa yang kami kerjakan bermanfaat atau tidak....Ya Allah yang maha mengetahui dalamnya hati manusia....tabahkanlah hamba dalam menjalani cobaan ini...kuatkan hamba dalam melawan penyakit yang kian hari kian menggerogoti jiwa yang lemah ini...bukakanlah pintu hati suami hamba ya Allah, hamba teramat sangat mencintainya, sekiranya iapun merasakan hal yang sama..lindungilah kami dari segala bentuk marabahaya..karuniakan pula kepada kami tubuh yang sehat, lancarkanlah rejeki kepada kami yang halal ya Allah....robbana atina fiddunya hasanah wafil akhiroti hasanah wakinna aza bannar..amin ya robbal alamin.

Mulia banget hati anti Za...ana mah belum tentu sangup jika berada diposisi anti yang sekarang😢😢

Setelah selesai memanjatkan doa, Zahra kini, mengambil Al-qur'an dan membacanya. Entah berapa lama ia berkutat dengan hal tersebut akhirnya terdengarlah kumandang adzan subuh. Bergegaslah Zahra bangkit memperbaharui wudhunya untuk melaksanakan shalat subuh.

-
-
-

Handphone Zahra sedari tadi tak hentinya berdering.

Ana😇
"Hallo...assalamualaikum Sya...ada apakah gerangan engkau menelpon saya". Ucap Zahra dengan suara seperti orang tua.

Isya😘
"Waalaikumsalam Za...kenapa dengan suaramu tuh..lagi filek ya, kaya orang yang sudah renta...buahahah". Ucap Isya blak-blakan.

Ana😇
"Eh..enak aja..masih muda tahu..lagian aku tadi hanya bercanda kok, kamunya aja suka nganggep segala hal itu dengan serius". Tak mau kalah.

Isya😘
"Siapa memangnya..?". Jawab Isya.

Ana😇
"Baru aja beberapa detik lalu kamu bicara, lah sekarang udah pikun...ck..ck..ck". Balas Zahra.

Takdirku MemilihmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang