6. Mencoba untuk bersabar

18 2 0
                                    

Kini Zahra telah berada di depan pintu. Tak lupa Zahra mengucap salam walaupun Zahra tau tak ada siapapun yang akan menjawabnya. Ketika ia masuk eh ternyata pintunya tidak terkunci.

Perasaan aku udah kunci pintu sebelum pergi? Kok bisa nggak kekunci ya? Apa jangan-jangan ada sesuatu yang tidak baik lagi di dalam? Bingung dengan keadaan yang terjadi.

Dikuncinya kembali pintu rumah dan langsung menaiki anak tangga, namun tak beberapa saat Zahra merasakan pusing yang begitu hehat. Dengan langkah tertatih Zahra menuju kamarnya.

Mengobrak-abrik seisi lemari mencari obat pereda rasa sakit itu.

Zahra kembali menuruni anak tangga, berjalan ke dapur, ruang keluarga dan akhirnya kutemukan sebotol obat di ruang tamu.

Zahra mengambilnya dan langsung meminumnya. Berangsur-angsur sakit itu akhirnya mereda.

Flashback on

"Maaf mba Zahra, saya harap anda bisa menerima apa yang akan saya katakan ini". Ucap sang dokter.

"Memangnya ada apa dok? Apa yang sebenarnya terjadi dengan saya? Insya Allah saya siap mendengarkan apapun yang akan dokter sampaikan". Jawabku mantap.

"Maaf sebelumya mba Zahra, anda disamping memiliki trauma anda juga mengidap kanker otak, namun masih stadium awal dan masih bisa disembuhkan". Papar sang dokter.

Jdeerrr...

Bagai disambar petir disiang bolong ketika kalimat itu keluar dari mulut sang dokter.

"Ya Allah...cobaan apa lagi ini ya Allah..jika yang engkau berikan adalah kesengsaraan yang akhirnya membawa nikmat maka buatlah hamba menjadi seorang muslimah yang senantiasa bersabar atas segala cobaan yang engkau berikan. Namun, jika memang takdir hidup hamba seperti ini maka tabahkan, teguhkan dan kukuhkan hamba agar selalu mensyukuri segala nikmat yang telah engkau berikan". Batinku.

Flashback off

Tanpa ia sadari ada seseorang yang sedari tadi memperhatikan gerak-geriknya.

Faiq Pov

Sudah 4 bulan berlalu dan baru hari ini Faiq memutuskan pulang kembali ke rumah itu. Namun ketika berada di depan pintu, ia tak mendengar siapapun dari dalam rumah. Untung ia mempunyai kunci serep, jadi ya bisa dibuka dengan mudah tanpa harus menunggu Syifa pulang.

Faiq pun langsung masuk ketika pintu rumah berhasil terbuka. Namun, tak di sangka ia lupa mengunci pintu kembali.

Ditepakinya satu persatu-satu anak tangga, setelah sampai di kamar Faiq langsung menuju kamar mandi membersihkan diri.

Setelah selesai Faiq langsung membuka pintu hendak keluar namun ia urungkan niatnya ketika  dirinya melihat Syifa berjalan tertatih-tatih seraya mengobrak-abrik seisi lemari.

"Kenapa ia berjalan seperti itu? Apa yang dicarinya sebenarnya?". Batin Faiq.

Untung saja Faiq sudah berpakaian lengkap, jadi ia bisa memperhatikan apa yang sedang Syifa lakukan.

Faiq membuntuti Zahra dari belakang tentunya tanpa sepengetahuan isterinya itu. Ia kembali tertatih menuruni anak tangga sambil sesekali memegangi kepalanya.

"Ada apa dengan dia, apa dia sedang sakit?" .Batinku lagi.

Baru nyadar ni orang...hellooooo...kemarin-kemari kemana aja?😒😒

Sedangkan Syifa berjalan ke arah dapur, ruang keluarga dan terakhir ke ruang tamu. Sepertinya ia menemukan sesuatu yang dicarinya dan langsung menuju dapur. Setelah beberapa saat, ia pun kembali dari dapur, wajahnya tidak seperti tadi lagi dan kini jauh lebih tenang dari biasanya.

Takdirku MemilihmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang