Suasana kelas sedang ramai karna Pak Herman selaku guru Biologi sedang mengadakan diskusi kelompok untuk mempelajari tentang sistem pernafasan, tiba tiba ada yang mengetuk pintu kelas tersebut dan Pak Herman melihat siapa yang mengetuk pintunya"Permisi Pak, Yang namanya Aldi sama Farell dipanggil pak Wawan diruangannya." ucap Alex anak kelas 11 ips 1 ia disuruh pak Wawan untuk memanggil mereka
"Yaudah Farell sama Aldi, silakan keruangan pak Wawan terlebih dahulu."
"Baik pak." ucap Aldi"Rell kira - kira kita ngapain yah di panggil pak Wawan." tanya Aldi
"Gatau Al gue juga bingung." jawab Aldi
"Asalamualaikum pak Wawan." ucap Aldi sambil mengetuk pintu ruang pa wawan
"Waalaikumsalam,silakan masuk dulu nak." ucap lak Wawan mempersilakan Aldi dan Farell masuk kedalam ruangan pak Wawan
"Ada apa yah pak, manggil kita berdua." tanya Aldi
"Berhubung kalian ketua kelas dan wakil ketua kelas, bapak meminta tolong kalian untuk membawa buku paket ini keruang perpustakaan yang baru." ucap Pak Wawan
" Perpustakaan yang dilantai 1 pak." tanya Aldi
"Bukan, Yang di lantai 3 nak."jawab Pak Wawan, dan sontak membuat Aldi kaget karna jauh banget uda gitu ia harus naik turun tangga
"Gimana kalian mau membantu bapak kan, soalnya kaki bapak lagi sakit jadi gabisa ke lantai 3 nak." ucap Pak Wawan memohon dan Aldi menyenggol lengan Farell agar menolak perintah pak Wawan karna ia engga mau sahabatnya itu kecapean apalagi kambuh.
"Tapi pak ini banyak banget bukunya, gimana kita bawa nya." tanya Aldi
"Nanti kalian bolak balik aja biar bisa bawanya."ucap pak Wawan
"Baik pak, kita mau kok membantu bapak." ucap Farell dan Aldi menatap tajam ke arah Farell dan Farell hanya mengangguk mencoba meyakinkan kalau ia bakal baik - baik saja.
"Terima kasih Farell dan Aldi." ucap Pak Wawan
"Iya sama - sama pak." ucap Aldi dan Farell"Rell lo gapapa kan." tanya Aldi
"Gue gapapa kok." jawab Farell"Serius Rell Kalau cape bilang, jangan diem aja." Ucap Aldi pasalnya Aldi takut kalau sahabatnya itu tiba tiba pingsan
"Iyaa Al.""Permisi bu kita mau naro buku yang disuruh Pak Wawan."
"Silakan, kalian letakan yang rapi di rak pak Wawan."
"baik bu."Setelah selesai menaruh buku mereka balik lagi turun ke ruang pak Wawan untuk mengambil buku yang terakhir kalinya, Farell sudah mulai merasa sesak tapi ia tahan sebentar lagi sampai buku ini ia antar ke perpustakaan baru ia meminum obat.
Ditengah perjalanan menuju perpustakaan Farel mengeluh sesak yang tidak bisa ditahan lagi
"A-all...gakk..kua--at...aarrgghhh.." lirih Farell disela-sela eranganya dan membuat buku digenggaman Farell terjatuh semua karena tangannya meremat kuat dada kirinya
Lalu Aldi mengeluarkan handphone dari dalam sakunya dan menelfon sahabatnya yang dikelas. Aldi meraih tangan Farell yang meremat dada kirinya dengan kuat mencegah agar tidak membuat tambah sesak lalu Farell menarik tangan Aldi dan menggegam kuat menyalurkan rasa sakitnya ke Aldi."Halo han cepet bawa obat Farell gue di tangga lantai 2."
"Emang Farell kenapa Al."
"Gausa banyak tanya, cepet bangsat kesini." ucap Aldi dan memutuskan telepon sepihak
Farell berusaha menahan rasa sakitnya sampai akhir tqpi ternyata ia kalah. Jantungnya seolah dihimpit, paru - paru nya enggan terisi oleh oksigen. Sesak. Ia megap - megap berusaha meraup oksigen tapi tidak berhasil. Dirinya malah terasa semakin sesak. Bahkan dadanya bertambah nyeri tiap kali ia memaksakan dirinya menghirup oksigen.
KAMU SEDANG MEMBACA
FOR YOU
Romance[masih proses revisi] Tentang Farell yang merupakan sosok menjadi pelengkap keluarga, karna sosok rapuh yang harus dilindungi. Lalu bagaimana kisah percintaannya apa serapuh sama dengan kondisinya. - Alfarell Leonard Alatas