[5]

3K 149 12
                                    

Tok....tok...tokk!

Tok..tokk..tokk!

Suara ketukan pintu sampai kedengeran di kamar Farell dan membuat Farell terbangun ia bingung kemana bibi apa sedang pergi jadi enggak ada yang membukakan pintu. siapa yang bertamu kalau ka Vano gak mungkin mengetuk pintu, biasanya ia pulang langsung masuk tanpa mengentuk pintu lagi, akhirnya Farell turun kebawah membuka kan pintu tersebut.

"Iyaa tunggu sebentar." ucap Farell

Cklek

"Omaa." seru Farell karna ia kaget omanya berkunjung kerumahnya mungkin untuk liburan awalnya ia senang akhirnya bertemu omanya lagi tetapi tiba tiba

Plak...

Oma menampar pipi Farel sampai pipi Farell membekas merah. Disitu Farell bingung apa salahnya sampai oma nya menampar

"O-omaa."ucap Farell pelan

"Kamu tau, salah kamu apa, Dasar cucu kurang aja!" ucap Oma yanti

"Emang aku salah apa oma, aku ga ngerti."

"SAYA SUDAH NUNGGU KAMU BUAT JEMPUT SAYA DI AIRPORT, SUDAH NUNGGU 2 JAM KAMU MALAH ENAK ENAKAN TIDUR DIRUMAH." teriak Oma

"Dasar cucu Sialan."

Plak...

"Oma maafin aku, aku gatau kalau oma minta jemput sama aku." jawab Farell

"Sebenarnya saya gak sudi dijemput sama kamu, karna anak saya jd saya terpaksa, kenyataannya kamu malah santai² di rumah, dasar manja mentang mentang kamu penyakitan jadi pengen dimanja terus ia sama anak saya, JAWAB." teriak lantang Oma

"E--enggak oma."

"GAUSAH BOHONG KAMU." ucap oma sambil menjambak rambut Farell sampai anak itu meringis kesakitan

"Maaafin aku omaa, tadi Hape aku baterainya habis jadi aku lupa buka Hp." lirih Farell

"Halah banyak alaesan kamu."

"Emang kamu itu gak berguna sekali, bisanya cuma nyusahin anak dan menantu saya doang, enggak kaya Vano yang bisa membuat orang tua kamu senang karna selalu menang lomba, Kamu apa enggak ada kan." teriak oma

"Dasar Bodoh."

"Karna kamu, suami saya meninggal."

"Dasar Pembunuh." teriak oma tepat didepan muka Farell

Deg

Dada terasa sesak mendengar oma ngomong begitu dan membuat detak jantung berdetak lebih cepat dari biasanya

"Oma aku enggak pernah membunuh opa, oma." ucap Farell pelan sambil menangis mengapa kejadian itu dibahas kembali, padahal kejadian itu akibat kecelakaan bukan salah dirinya,

Dadanya mulai sesak saat oma mai terus terusan teriak kalau ia pembunuh membuat nafasnya terasa tercekik tetapi ia sebisa mungkin mengatur deru nafasnya yang mulai bertambah sesak.

"Kenapa suami saya yang mati bukan kamu saja." tanya oma

"Saya gak akan sudi punya cucu seperti pembunuh kaya kamu Farell." ucap oma

"Oma, maafin aku kalau aku yang membuat Opa meninggal maafin aku." ucap Farel sambil menangis dan bersujud di kaki oma ia memohon agar kesalahannya di maafkan

"Saya enggak akanl pernah sudi maafin kamu." teriak oma dan menendang farell agar tidak memegang tangan kaki nya lagi

"Minggir!"

"Saya bilang minggir minggir, kamu budek ya!" ucap oma lalu mendorong Farell
tetapi ia masih berusaha memohon sama oma agar dimaafin kesalahannya meskipun dada nya tertambah sesak dan sakit dibagian dada kirinya ia tidak peduli yang ia harapkan semoga omanya mau memafaakan kesalahannya.

FOR YOU Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang