Chapter 7

34 7 0
                                    

"Cinta perlu di jaga dan di pupuk. Dan lahan yang terbaik untuk menjaga dan mempupuknya adalah sebuah ikatan yang suci yaitu pernikahan."

####

Setelah Alaric dan Kelen menjalani ta'aruf selama 3 bulan, mereka akhirnya memutuskan untuk menikah bulan depan dengan niat hanya untuk beribadah kepada Allah SWT.

"Halo,Assalamualaikum dek.... "salam Alaric.

"Waalaikumussalam mas....ada apa kok tumben telfon jam segini ."jawab Kelen.

"Gpp..mas kangen sama kamu....hehehehe ."goda Alaric.

"MasyaAllah, aku kira ada sesuatu. Tumben mas kangen sama aku, biasanya nggak tuh ."ucap Kelen.

"Hahaha...nggak tau juga dek, tiba-tiba mas kangen banget sama kamu. Lagi apa sekarang?"jawab Alaric malu.

"YaAllah, bisa aja mas ini. Lagi bantuin Ummi bersih-bersih rumah mas, mas sendiri lagi ngapain? "tanya Kelen.

"MasyaAllah, memang nggak salah ya mas milih kamu jadi istri. Mas hari ini lagi free di rumah dek ."

"Owhh...baca Al-qur'an sana mas ."

"Iya...siap ...oh ya, mas mau tanya , bulan depan sudah siap belum dek??"tanya Alaric heran

"Bismillah, insyaAllah adek siap mas...semoga Allah melancarkan acara kita ."

"Alhamdulillah..Aamin dek ."

"Sudah ya, mas mau ada kerjaan bentar, jaga kesehatan dek, Assalamualaikum ."

"Iya mas, Waalaikumussalam ."

Beberapa hari ini memang mereka berdua sangat sibuk, mempersiapkan segala yang diperlukan untuk acara akad yang akan di selenggarakan di rumah si Kelen. Menginjak ke acara, Alaric tak bisa berhenti memikirkan antara Kelen, keluarga sekaligus acara dia. Hingga pada akhirnya undangan pernikahan mereka telah di sebar merata ke kerabat terdekat.

####

05 Oktober 2016

Tanggal pernikahan pun terjadi, untuk hari ini adalah hari yang sangat special bagi Alaric dan kelen. Hari yang menjadi penentu apakah memang dua insan ini sudah siap menjadi pasangan yang Allah muliakan, yang Allah berikan rasa kasih sayang di antara mereka.

"Apakah kamu sudah siap nak? ."tanya Ummi pelan.

"InsyaAllah Ummi, Kelen gugup mi,?"

"Alhamdulillah, Ummi dulu juga gugup, apalagi ketika Ummi bercium tangan untuk pertama kalinya dengan Abi mu ."

"Iya Ummi, semoga acara nya lancar ."jawab sopan Kelen.

"Aamin,,,,sudah bersiaplah ." pinta Ummi.

Setelah cukup lama Ummi menasehatiku, terdengar suara mas Alaric membacakan Ijab Kabul di depan semua kerabatku, terutama Abiku. Perasaanku waktu itu seperti aku masuk kedalam jurang tak berpenghuni, tangisanku melebur di hari itu juga , antara bahagia dan sedih.

"Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti Kirana Flavaluttia Kleinn alal mahril madkur hallan."

"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha alal mahril madzkur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq."

Alhamdulillah, Pernikahan kami berjalan dengan lancar atas seizin Allah SWT. Mengenang masa-masa silam ketika aku baru pertama mengenal mas Alaric, yang belum seberapa mengerti apa arti islam yang sebenarnya. Kemudian, sebuah takdir yang berhasil menjadikan kita, bersatu untuk selamanya dalam ikatan cinta suci.

"Pernikahan itu panggilan, bukan perlombaan. Tidak ada kata yang terlambat atau terlalu cepat. Yang ada hanya sudah siap atau terlalu banyak berharap."

####





Menelan Takdir AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang