01. Si Anak Baru, Dedek, Penerjemah, dan Sungsang

1.6K 190 235
                                    

Lelaki dengan kulit seputih susu dan mata lancip itu berjalan menyusuri koridor yang sudah sepi. Ia melihat siswa-siswa yang tengah melakukan kegiatan belajar di sela-sela jendela yang tak tertutup sempurna oleh gorden. Kedua telapak tangannya dimasukkan ke dalam saku celana abu-abu yang masih tampak baru.

Kaki yang berbalut sepatu sport berwarna dongker itu terhenti di depan ruangan kelas yang bertuliskan X SOSIAL 2. Ia menatap lamat pintu yang masih tertutup tersebut. Tak lama, ia mengetuk pintu untuk izin untuk masuk.

Guru di dalam kelas tersebut hanya tersenyum, sudah terlebih dahulu tau bahwa akan ada anak baru yang datang di kelas ini.

"Masuk," ucap ramah sang guru berambut sepundak, Wendy namanya.

Lelaki itu melangkahkan kakinya ke dalam ruang kelas yang tengah hening. Ia berdiri tepat di depan papan tulis putih yang baru tertulis beberapa guratan dari spidol hitam.

"Perkenalkan diri kamu," ucap Bu Wendy sembari tangannya  menutup spidol hitam.

Lelaki itu agak mengerutkan kening samar, lalu mengangkat alisnya. Ia mengangguk, bahkan membungkukkan dirinya sebelum menghadap kepada siswa yang lain. Tindakan asing yang mendadak itu membuat Bu Wendy  kaget dan ikut membungkukkan diri.

Para murid hanya menahan tawa, melihat guru yang biasanya galak namun manis itu sedang kikuk. Seakan grogi sendiri.

"Annyeong. Jeoneun Dolf  Bregta Jeon imnida,"  ucap lelaki putih di depan para siswa dengan ekspresi muka datar. Matanya hanya terfokus pada satu gadis yang tengah tersenyum ke arahnya. Ia tersenyum samar.

Ucapan lelaki itu seakan menarik kesadaran semua orang di satu ruangan. Semua siswa terperangah bingung. Ntah bahasa dari mana yang ia ucapkan itu.
Walaupun ada beberapa murid-terutama para siswi- yang mengerti, apalagi bagi yang pencinta Korea.

Hampir semua murid lelaki menganga, bahkan ada yang sudah bisik-bisik menghujat. Bu Wendy pun bengong seketika. Mulutnya tak bisa dikondisikan lagi, membuatnya terbuka lebar.

Lelaki di ujung kanan dekat dinding, baris nomor dua, mendecak. "Itu artinya, 'halo. Nama gue Dolf Bregta Jeon', gitu." Ia memalingkan wajahnya, tampak malas melihat si anak baru.

Semua siswa di kelas ber-oh ria saat mendengar penjelasan dari siswa yang kini memalingkan wajahnya itu. Membuat Bu Wendy menyadarkan dirinya, lalu menyuruhnya duduk menggunakan bahasa Inggris.

Untung saja Bu Wendy pandai berbahasa Inggris. Dan untung saja lelaki bernama Dolf, atau yang lebih sering disapa Dodo itu cukup mahir berbahasa Inggris.



 Dan untung saja lelaki bernama Dolf, atau yang lebih sering disapa Dodo itu cukup mahir berbahasa Inggris

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Haaayyyyy." Lelaki putih berpipi bulat duduk di depan Dodo. Membuat Dodo yang sedang membuka kamus,  kaget. Tubuhnya melompat kecil di kursi, karena suara murid lelaki itu sangat menggelegar.

BOSOM FRIENDs (02 L) - CHAPTER 1 : such a bad dreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang