05, Night talk

688 120 15
                                    


Malam itu, Jimin tak sengaja bertemu dengan Jeongyeon di sebuah taman kota. Gadis itu dengan jaket abu-abu oversize sedang duduk melamun sambil memegang ponselnya. Ia menatap ujung kakinya yang dibalut sepatu kets putih, menggerak-gerakkan kakinya pelan. Jimin memperhatikan Jeongyeon dari jauh, dari balik pohon besar yang berjarak sekitar 5 meter dari keberadaan Jeongyeon.

●●●

Jeongyeon tersadar akan lamunannya karena ponsel di tangannya terus bergetar.


Jimin

Kamu di mana?

Jeongyeon mengernyitkan dahi sambil menghapus air mata di sudut matanya

Kenapa?

Nggak papa

Yasudah

Kamu lagi
di rumah?

Iya.
Kenapa sih?

Kalau bohong
mau ku apakan?

Maksudmu?

Terus, siapa
yang membalas
chat ku di kursi taman?
Haha

Jeongyeon mengedarkan pandangannya. Memicingkan mata pada setiap sudut taman, mencari keberadaan Jimin.

"Mencariku ya?" Jimin datang sambil tersenyum, lalu duduk di samping Jeongyeon.

"Penguntit."

Jimin tertawa. "Aku nggak sengaja lewat, dan lihat kamu."

"Kenapa nggak langsung jalan? Kenapa harus kesini?"

"Aku nggak mau biarin temenku yang lagi sedih sendirian. Nanti makin sedih gimana?"

"Memangnya siapa yang sedih?"

"Kamu." Jimin menunjuk Jeongyeon. "Mau mengelak kalau nggak lagi sedih? Terus itu matanya bengkak kenapa kalo nggak habis nangis?" Ucap Jimin frontal.

"Oh, ketahuan ya?" Jeongyeon tertawa hambar sambil mengusap ujung matanya yang kembali berair.

"Ada apa sih? Lampu rumahnya mati lagi?" Jimin teringat terakhir saat melihat Jeongyeon duduk menangis di depan mini market.

"Iya." Jawab Jeongyeon seadanya.

"Bohong. Pasti karena hal lain, kan?"

"Memang."

"Ah, kayaknya kamu memang nggak ingin diganggu." Jimin menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi.

Jeongyeon menatap Jimin yang sedang bersandar sambil merapatkan zipper jaketnya sampai ujung kepala hingga wajahnya tak lagi terlihat.

"Kamu ngapain?" Tanya Jeongyeon.

"Nggak mau gangguin kamu. Jadi aku gini saja."

"Dasar aneh."

"Kamu tidak mengusirku?" Jimin bangkit masih dengan jaket yang menutupnya rapat.

When We Were 17th [PJM]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang