01, First meet

1K 134 43
                                    


"Jim! Jimin!!!" Taehyung berlari menuju kelas sambil menabrak semua temannya yang sedang bergerombol di depan pintu kelas.

"Ada apa Tae?" Jimin yang sedari tadi asyik dengan ponselnya beralih pada Taehyung yang sudah duduk di hadapannya sambil terengah-engah.

"Ada anak baru. Cantik. Sungguh cantik, sumpah." Ucap Taehyung bersemangat sambil mengatur nafasnya.

"Wow. Siapa namanya?" Kedua mata Jimin membulat.

"Im Nayeon. Cantik sekali, tipemu. Rambut panjang, gigi kelinci, senyum manis, pipi tembam, sungguh tipemu."

Jimin berdiri membenarkan dasi dan rambutnya. Tukang gombal satu angkatan adalah julukan Jimin sejak pertama masuk sekolah. Sudah banyak perempuan yang ia beri perlakuan dan perkataan manis termasuk para senior.

"Ayo ke kelasnya." Jimin selalu bersemangat begini jika sudah berurusan dengan perempuan cantik. Apalagi Taehyung juga mengatakan bahwa gadis cantik itu adalah tipe Jimin sekali.









"Mau mencari yang namanya Im Nayeon. Ada?" Taehyung berdiri di depan pintu sesampainya di kelas Nayeon sambil meperhatikan wajah-wajah perempuan yang ada di kelas itu.

"Ada. Untuk apa mencari Nayeon, Taehyung?" Jeongyeon selaku teman sebangku Nayeon dan ditugaskan oleh guru wali kelas untuk menjaga Nayeon di hari pertamanya sekolah berdiri dengan tegap di depan Taehyung.

"Untuk berbicara dengannya, Jeong." Taehyung berkacak pinggang. Jeongyeon itu pernah Taehyung sukai saat kelas 10 dulu. Tapi sayangnya, Taehyung memutuskan mundur setelah tahu bahwa gadis ini memiliki selera yang tinggi. Ya meski Taehyung sadar dia termasuk dalam golongan lelaki tampan di sekolah, tapi ia mengira Jeongyeon pasti tidak menyukainya. Apalagi Taehyung itu bandel.

"Berbicara apa? Tidak ada. Kau pasti akan membawa Nayeon pada temanmu yang super gombal itu. Tidak akan kubiarkan itu terjadi." Jeongyeon memegangi pintu, lalu menutup pintu kelasnya rapat-rapat. Membiarkan Taehyung yang masih membuka mulut bersiap melanjutkan kalimatnya tercengang dengan perlakuan Jeongyeon padanya.

"Siapa Jeong? Sepertinya ada namaku di percakapan kalian." Nayeon berdiri menghampiri Jeongyeon.

"Biasa, laki-laki tidak jelas dari kelas IPS. Siapa sih aduh aku lupa namanya." Jeongyeon meletakkan telunjuk pada dagunya, berpikir keras.

"Oh yang biasa gombal itu ya? Yang sering duduk di bawah pohon belimbing." Celetuk salah satu murid perempuan yang ada di kelas mereka.

"Nah iya benar!" Jeongyeon berseru. "Kalau tidak salah namanya... mmm.. siapa ya?? Jamin? Jiman? Eh, Jimin. Iya namanya Jimin. Pokoknya Nay, kalau kamu bertemu dengan lelaki bernama Jimin langsung pergi saja." Jeongyeon memperingatkan Nayeon.

"Oke baiklah. Aku akan melakukannya." Nayeon membentuk bahasa isyarat 'ok' dengan membuat lingkaran dengan ibu jari dan telunjuknya.

●●●

Jimin kesal setelah kembali dari kelas Nayeon tadi. Sepulang sekolah ini, Jimin akan mengganti rencana untuk menemui Nayeon setelah pulang sekolah di depan gerbang sekolah, dekat pohon belimbing tempat ia duduk-duduk bersama beberapa temannya.

Jimin memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana. Bergerak gelisah selagi menunggu Nayeon.

"Yang mana, Tae?" Jimin mengedarkan pandangannya, melirik setiap perempuan yang berjalan melewatinya.

"Sebentar. Nanti kalau sudah kelihatan aku kasih tau Jim." Taehyung duduk santai sambil menyedot puding sedot yang baru ia beli di kantin setelah bel pulang tadi.

When We Were 17th [PJM]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang