Prologue

1.7K 162 11
                                    


Gadis berambut kecoklatan itu sedang menikmati milk shake choco yang saat ini tinggal separuh di cangkirnya. Mengetuk-ngetukkan jari pada permukaan meja, membuat irama tak beraturan hingga suaranya memenuhi ruangan cafe sore itu. Beberapa waktu mengedarkan pandangan keluar pintu kaca, menunggu kedatangan lelaki manis yang telah mengisi hari-hari SMA nya menjadi berwarna. Setiap denting pintu cafe membuat jantungnya berdegup kencang. Sesekali membenarkan poni baru miliknya yang mulai mengarah ke samping dahi.



Ting...




"Selamat datang di cafe kami. Coba menu baru? Matcha coffe dengan topping coklat yang lembut?"

"Ah, tidak. Bisa pesan satu ice americano saja?"



Gadis berambut coklat itu menoleh ke belakang. Melihat lelaki yang kini sedang berjalan pelan ke arahnya. Menebar senyum manis dan akan selamanya menjadi senyum paling manis yang ada di dunia ini.

"Hai Jeongyeon. Lama tidak berjumpa."

Kedua belah pipi Jeongyeon merah merekah.

"Oh, hai Jim. Aku baik. Kau bagaimana?"

Suaranya nyaris tercekat di tenggorokan.

"Tadi baik. Tapi sepertinya sekarang tidak baik. Dadaku sedikit sakit."

Jimin menyentuh dada kirinya sambil meringis.

"Ada apa? Kau kenapa?"

Jeongyeon menyentuh bahu Jimin. Membawanya duduk di kursi yang ada di hadapannya.

"Entahlah. Mungkin karena aku melihat dirimu. Jadi jantungku tidak waras." Jimin tertawa.

"Sialan kau Jim. Kenapa tidak berubah, hah? Menjadi penggombal ulung sedari dulu apa tidak lelah dan kehabisan akal?" Jeongyeon mendorong Jimin hingga kursi yang diduduki oleh Jimin berderit.

"Tidak kalau kau yang menjadi bahan gombalanku." Jimin menopang dagu.

"Menyebalkan." Jeongyeon membuang muka. Enggan menatap Jimin.

"Aku bercanda kok." Jimin meraih tangan Jeongyeon. Mengusapkan ibu jarinya di permukaan punggung tangan Jeongyeon dengan lembut.

"Apa-apaan ini?" Jeongyeon membulatkan matanya. Menatap perlakukan tangan Jimin dan wajah Jimin bergantian.

"Kan aku rindu."

"Terserah kau saja." Jeongyeon meraih cangkirnya dengan satu tangan yang lain.

"Jeong.."

"Apa?"

"Kalau mengingat-ingat pertama kita bertemu dulu, aku jadi rindu dan ingin kembali ke masa itu." Jimin menatap kedua mata Jeongyeon. "Aku ingat pertama kali kata-kata yang terlontar dari mulutmu untukku."

"Eh? Yang mana? Aku tidak ingat sama sekali." Jeongyeon mengerutkan dahinya.

"Ah, kenapa dilupakan? Kan aku sudah bilang kalau tentang kita itu jangan sampai dilupakan." Jimin pura-pura cemberut.

"Tapi aku sungguh lupa Jimin."

"Mau ku ingatkan? Tapi kalau bercerita tentang masa-masa pertemuan kita begini nanti aku tidak bisa berhenti dan akan lupa waktu. Aku sih tidak masalah karena aku sudah tidak ada agenda. Bagaimana denganmu?"

"Ah, tidak papa kok. Aku juga sedang tidak sibuk."

"Oke baiklah. Aku akan menceritakan tentang kita benar-benar dari awal. Mulai dari kata dan kalimat pertama yang kau ucap dan ku ucap. Jadi--













--dengar baik-baik..."









Hiiii😊😊 aku kembali membawa FF JiminXJeongyeon lagi heheeee. Entahlah, aku bukan salah satu shipper akut mereka, tapi aku suka aja gitu kalo lihat mereka.

Aku belum tahu nanti ceritanya bakal panjang atau enggak. Tergantung. Hehe...

Btw, ini tentang school life ya.. tentang masa jatuh cinta anak SMA, cinta monyet katanya. So, i hope you guys will love this story😊🥰

Happy reading dan... don't forget to vote and comments.

Thanks😊

-Alfa

When We Were 17th [PJM]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang