Epilogue

521 81 11
                                    

Siapp??

















"Sudah lama nggak ketemu malah cerita-cerita masa-masa SMA." Kata Jeongyeon sebelum kembali menyeruput minuman dari gelasnya.

"Gapapa dong. Kenapa memangnya? Jarang-jarang loh ada yang masih inget, terus masih deket kayak gini." Balas Jimin.

Jeongyeon hanya menaikkan kedua alisnya sambil kembali diam. Bingung dengan topik pembicaraan setelah hampir satu jam kembali mengingat-ingat bagaimana bebas dan berkesan masa SMA mereka.

"Jeong."

"Apa?"

"Kalo aku ajak kamu jalan-jalan kayak dulu lagi mau gak?" Tawar Jimin. "Panas-panasan sambil naik motor, main sampe lupa waktu, mau nggak?"

"Sekarang?"

"Kalo kamu mau besok dan seterusnya juga aku bakalan seneng sih." Jimin tertawa kecil sambil menutupi mulut dengan tangannya yang ia kepalkan.

"Mulai..."

"Serius."

"Mukamu sama aja serius sama nggak serius."

Jimin berdehem sebentar. "Serius. Beneran."

Jeongyeon diam sambil menatap kedua mata Jimin yang juga sedang menatapnya.

"Aku belum sempat bicara serius sama kamu, ya? Kalo aku mau jadi pacarmu?"

Jeongyeon menggeleng.

"Yang ini beneran deh. Serius. Aku sudah suka sama kamu, dari beberapa hari setelah kenal kamu, gangguin kamu, sampe akhirnya hampir tiap hari, hari-hariku makin asik kalo gangguin kamu." Jimin tertawa sebelum melanjutkan kalimatnya. "Dan akhirnya kamu juga biasa sama aku terus kemana-mana, karna aku selalu maksa kamu buat ikut aku, sampe sekarang."

Jeongyeon menggenggam cangkir minumannya sambil menahan senyum. Entah karena ia tidak bisa menahan degup jantung dan kalimat dari lawan bicaranya, atau karena Jimin dengan wajah serius sambil menatapnya.

"Aku mau kita kayak gini terus. Entah kamu kesel ke aku, mukul aku, ngatain aku karena aku gak berhenti gangguin kamu. Aku egois nggak, kalo nggak mau lihat orang lain yang kayak gitu sama kamu? Termasuk Taehyung."

Jeongyeon masih diam.

"Aku emang nggak ganteng. Cuman tampan mempesona aja."

Kalimat Jimin barusan membuat Jeongyeon tertawa. Bukan karena lucu, mungkin. Lebih untuk menghilangkan atmosfer canggung diantara mereka.

"Aku janji dan bakal buktiin kalo aku bisa jagain kamu. Selamanya." Jimin membenarkan posisi duduknya yang awalnya tegap, kini sedikit membungkukkan badan ke meja.

Jeongyeon sesekali menghindari kedua mata Jimin yang terus menatapnya lembut.

"Gimana?" Jimin membuka salah satu telapak tangannya dan menyodorkannya ke arah Jeongyeon. "Bisakah kita memulai cerita yang baru, Yoo Jeongyeon??"

Jimin sedikit ragu dan ingin menarik kembali tangannya karena Jeongyeon tak kunjung menggenggam balik tangannya. Tapi, saat Jimin menggenggam tangannya sendiri...

"Bukan cerita baru." Jeongyeon balik menggenggam tangan Jimin sambil mengusapnya pelan. "Tapi melanjutkan." Jeogyeon tersenyum manis, membuat Jimin tersenyum juga diikuti pipi tembamnya yang me merah.

"Baiklah. Ayo kita lanjutkan cerita kita yang sempat tertunda."

Keduanya tertawa satu sama lain, lalu menghabiskan minuman masing-masing sebelum akhirnya jalan-jalan. Seperti janji Jimin tadi.



























SELESAI






Huwaaa😭
Terimakasihh atas ketertarikan temen2 semuanya😊😚 aku nggak nyangka kalo bakal banyak yang suka sama ceritanya. Jujur aku awalnya bingung ditengah-tengah cerita, karna menurutku mulai bikin bosen. Tapi aku terus lanjut karena aku gamau bikin cerita nggantung :")
Digantung itu gaenak :")

Maaf kalo bagi kalian cerita ini masih "kurang banyak". Entahh dalah chapternya, dan jalan ceritanya. I do my best!😊✊

Terimakasih untuk vote dan komennya. Bikin aku makin semangat. Yang belum vote :") hiks... makasi jugaa, tp ada baiknya vote juga dong hehe...

Terimakasih semuanyaa!
Sampai jumpa dicerita lainnya😊

Don't forget vote and comments

-Big love alfa💝

When We Were 17th [PJM]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang