Kriiiiing!
Bel yang menunjukan waktunya makan siang itu pun berbunyi, para pasien pun terlihat beramai ramai mengunjungi kantin untuk sekedar mengisi perut atau pun berbincang.
Termasuk Eunbi dan Wheein yang sudah duluan duduk sambil menyantap nasi goreng kimchi sebelum kantin penuh dan mereka tidak kebagian tempat duduk.
Sekali lagi Eunbi dibuat bingung dengan rumah sakit jiwa ini, semua pasiennya terlihat normal dan baik baik saja. Suasananya pun sangat jauh dari rumah sakit jiwa kebanyakan, ini benar benar seperti sekolah.
Orang orang berbincang, makan, berinteraksi dengan sesama seperti orang normal pada umumnya, lalu kenapa mereka bisa ada di sini? Kenapa juga Eunbi dimasukan ke rumah sakit jiwa kalau dia masih bisa bertingkah normal?
Atau mungkin itu hanya perasaan Eunbi saja yang masih menganggap bahwa dirinya itu masih normal.
"Eh Wheein" tegur Eunbi ke Wheein yang baru saja ingin menyuap nasi gorengnya
"Kenapa?"
"Lo belum selesein cerita lo yang semalam"
"Ya gitu deh lanjutannya"
"Ya gimana"
"Ya pokoknya tu gue sering gangguin temen temen gue dulu di sekolah terus ada satu anak cewek yang gue gangguin padahal gak parah banget eh gak taunya pas mau pulangan dia ditemuin meninggal gantung diri di toilet guru" jawab Wheein santai sembari menyuap makanannya
"Emang lo gangguin kek gimana?"
"Dia kan hamil di luar nikah tuh, nah gue godain pacarnya yang ngehamilin dia terus gue bikin rumor palsu kalau gue itu pacaran sama pacarnya itu jadi dia gak ada yang bisa tanggung jawab lagi atas kehamilannya"
"Anjir parah banget lo" ucap Eunbi kaget bercampur bangga kepada teman barunya itu
"Wheein gitu loh"
Wheein bercerita tentang ulahnya di masa sekolah itu dengan suara yang cukup nyaring tapi tidak ada satu pun orang yang kaget atau pun peduli kecuali Eunbi. Mereka benar benar masa bodoh, tempat ini benar benar santai dan inilah yang dibutuhkan Eunbi. Dia rasa dia akan mulai terbiasa dengan tempat ini.
"Bi udah kelar belom makannya?" Tanya Wheein
"Udah kok ini"
"Mau kenalan sama kepala suku pasien sini gak?"
"Hah? Kepala suku?"
"Iya dia itu pasien pertama di rumah sakit jiwa ini, dia udah 25 tahun ada disini, syok buruan ntar keburu orangnya tidur siang"
Eunbi yang belum sempat menjawab itu pun langsung ditarik oleh Wheein untuk bertemu dengan seseorang yang disebut Wheein kepala suku tadi.
Eunbi bingung, dia sangat bingung. Memangnya ada orang yang menghabiskan 25 tahun masa hidupnya untuk tinggal di rumah sakit jiwa? Sakit apa sebenarnya dia?
Wheein membawa Eunbi di sebuah pintu kamar, sebuah kamar spesial yang sepertinya hanya khusus untuk satu orang.
"Gausah kaget gitu ngeliatnya, dia ini udah kek sesepuhnya pasien sini makanya dia diperlakukan spesial dan beda dari yang lainnya" ucap Wheein yang menyadarkan Eunbi dari lamunannya
"Dia siapa sih?"
"Ntar lo liat aja sendiri"
Tok Tok Tok!
"Masuk" sahut seseorang dari dalam
"Ayuk Bi" ucap Wheein sambik menggandeng tangan Eunbi masuk ke dalam kamar bernomor 1 tersebut
Ceklek!
Begitu puntu dibuka, tampak lah sebuah kamar luas dengan desain yang beda dari kamar asrama lainnya, ini benar benar spesial.
Juga terlihat seorang wanita dengan baju pasien tengah menyisir rambut panjangnya di depan sebuah cermin meja rias.
"Mrs. Chaerin" tegur Wheein
Lalu wanita itu berbalik dan menampakan wajahnya ke mereka berdua. Cantik, benar benar cantik, namun agak menyeramkan tapi itu malah membuat Eunbi teringat akan wajah seseorang.
"Kenapa Wheein? Eh ini anak baru ya?" Tanyanya sambil mengalihkan pandangan ke arah Eunbi
"I-iya Mrs"
"Udah gausah kaku begitu, anggap saja saya seperti ibu kamu sendiri. Anak anak diaini juga kalau ada apa apa curhatnya ke saya" ucapnya dengan senyuman tulus yang berhasil memudarkan ekspresi menyeramkannya tadi
"Kenalin Bi, ini namanya Mrs. Chaerin, dia ini bisa dibilang ketuanya pasien sini. Umurnya udah 65 tahun" jelas Wheein
"WHAT! 65 t-tahun?" Kaget Eunbi tidak percaya
65 tahun katanya? Wajahnya benar benar awet muda. Bahkan keriputan sedikitpun tidak ada.
"Iya makanya itu dia yang paling tua disini, paling senior lah bahasanya"
Eunbi masih diam memandangi wanita yang sudah sangat berumur di depannya itu.
"Kamu kenapa kok bisa masuk sini?" Tanya Mrs. Chaerin
"Saya bunuh temen saya"
"Sengaja?"
"Iya"
"Emang dia ngapain kamu?"
"Dari SMA dia selalu bikin susah hidup saya. Mulai dari ngerebut pacar saya, terang terangan berhubungan badan sama pacar saya dan bahkan sampai ngehasut sahabat saya"
Mrs. Chaerin hanya menganggu ngangguk paham seolah apa yang dilakukan Eunbi itu adalah hal yang wajar.
"Hmm kalo Mrs sendiri kenapa bisa masuk sini?" Tanya Eunbi dengan nada yang agak takut
"Saya dulu bunuh suami saya terus saya kubur di kebun belakang rumah saya. Eh taunya tetangga saya ada yang pasang cctv yang juga kebun saya ikut kerekam dan saya langsung dimasukin kesini karna dianggap gak waras bunuh suami saya sendiri padahal saya juga punya alasan kenapa saya bunuh dia"
"Emang alasannya apa Mrs?"
"Dia ketahuan selingkuh sama sahabatnya anak saya sampai dia hamil"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bye Friend ; 95L ✔ [END]
FanficCinta itu buta Semua bakal dilakuin Termasuk ngebunuh temen sendiri