di multimedia ada lagu, di dengerin ya.
soalnya, omg, itu lagu sesuatu bgt. dan pertama denger rasanya mau nangis, lol. itu bakal dibahas di chapter ini. pokoknya lagunya bagus bgttt :"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Liam mengawasi Niall dari sofa, sembari Niall membaca surat penggemar, lagi. Rasanya aneh, karena Niall tidak pernah membaca banyak surat penggemar. Dan ia bertingkah tidak seperti biasanya juga. Hampir selalu teralihkan perhatiannya. Liam khawatir, apakah ada yang salah dengan Niall?
Bagaimana jika ternyata Niall sedang membaca surat dari haters? Mungkin jika itu keadaanya, dapat menjelaskan kenapa ia kehilangan selera makannya di banyak waktu. Tapi itu tidak kedengaran seperti Niall, mungkin Harry yang seperti itu, tapi bukan Niall. Lagipula, kalau Niall sedang membaca surat pembenci, mengapa ia tertawa saat membacanya?
Surat pembenci dapat menjelaskan mengapa Niall menjadi suka merahasiakan tentang ini, bagaimana pun.
Namun di saat Liam sedang memikirkan tentang hal ini, Niall menyelipkan sebuah gelang berwarna merah dan abu-abu dari amplop ke tangannya. Tidak mungkin haters akan memberikannya hadiah, pastinya. Mungkin surat-surat itu memang bukan surat penggemar sama sekali. Mungkin..
Mungkin itu adalah surat cinta! Ya, semua akan masuk akal. Mungkinkah Niall sedang bertukar surat cinta dengan seseorang? Liam tiba-tiba merasakan sengiran di wajahnya, pasti itu alasannya. Itu tentunya mejelaskan tingkah lakunya yang aneh akhir-akhir ini. Liam akan menanyakan Niall hal ini nanti.
Niall mendapati dari ekor matanya bahwa Liam sedang menatapnya, lalu Liam akhirnya sadar bahwa Niall menatapnya balik. Liam langsung mengalihkan pandangannya, terlihat puas dengan dirinya sendiri. Niall mengkerutkan dahinya. Ada apa?
Yakin Liam sudah tidak mengawasinya lagi, Niall mengambil surat ketujuh dari bundelan dan membuka amplopnya. Tidak ada hadiah kali ini, juga tidak ada foto. Hanya selembar tulisan.
Ia tiba-tiba dapat merasakan bahwa surat ini akan berbeda dari yang lainnya.
Teruntuk Niall,
Aku rindu dia. Aku sangat merindukan Ruby, dan kupikir jika siapa pun tahu persis betapa rindunya aku pada Ruby, mereka pasti merasa bahwa ada yang salah denganku.
Rasanya seperti sebagian dari diriku menhilang. Tentu, aku punya Alice di sekolah, namun aku telah kenal Ruby selama 3 tahun. Dia hampir seperti bagian tambahan dari diriku. Aku akan pulang dari sekolah, lalu sadar bahwa dia sudah tidak tinggal di panti asuhan ini lagi. Dan ini berbeda dari yang bertahun-tahun lalu, karena dulu, aku boleh menangis, aku bahkan diharapkan untuk menangis. Siapa yang tidak begitu?
Menangisi apa? Apa yang terjadi dahulu? batin Niall.
Tapi tidak ada yang mengharapkan aku untuk menangis sekarang. Ruby hanyalah seorang gadis kecil, aku mungkin berteman dengannya, tapi dia tidak mati. Dia hanya pindah, ke kehidupan yang lebih menyenangkan.
Malam hari merupakan waktu yang terburuk, kurasa. Ruby dulu selalu tahu jika aku mendapat mimpi buruk, meskipun aku tidak tahu bagaimana. Mungkin ia psikiater. Tapi intinya, ia selalu ada untukku. Ruby akan tidak mengatakan sepatah kata pun, dia hanya akan merangakak ke tempat tidur bersamaku. Dan dia akan ada di saat aku bangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Puluh Satu Surat untuk Niall
Fiksi Penggemar[Terjemahan dari Twenty One Letters To Niall] Suatu hari di kamar hotelnya, Niall mendapat paket berisi dua puluh satu surat. Dua puluh satu surat dari seorang gadis yang mencurahkan isi hatinya kepada Niall. Seiring dengan Niall yang mulai membaca...