Seorang wanita terlihat memasuki salah satu restoran yang ada di sebuah pusat perbelanjaan ternama. Wajahnya yang sangat cantik, ditambah dengan tubuhnya yang terbilang seksi, membuatnya menjadi pusat perhatian para pengunjung restoran. Khususnya para pria. Tatapan mereka tak lepas memandang dirinya.
Sudah biasa menjadi bahan perhatian, wanita cantik yang bernama Laura itu terkesan cuek dengan semuanya. Laura tahu para pria yang memandangnya karena terpesona dengan kecantikannya. Sedangkan para wanita biasanya memandangnya dengan tatapan iri. Iri dengan segala kesempurnanan yang dimilikinya. Dari atas sampai bawah.
Datang seorang diri tanpa ditemani oleh siapapun, membuat Laura sengaja memilih duduk di salah satu meja yang terletak di sudut ruang restoran agar terhindar dari tatapan orang-orang yang memperhatikannya.
Tak lama kemudian seorang pelayan wanita langsung datang menyerahkan buku menu kepada Laura dengan ramah.
"Mau pesan apa, mbak?" Tanya pelayan wanita itu kepada Laura dengan ramah
Tanpa membuka buku menu, karena restoran itu adalah tempat yang sering didatanginya, Laura segera menyebutkan pesanannya. "Satu ayam teriyaki. Satu spagheti bolognesse. Dan satu air mineral." Ucapnya tanpa senyum.
Dengan segera pelayan tersebut mencatat pesanannya. Tak lama kemudian si pelayan tersebut meninggalkan Laura kembali sendiri.
Laura yang kembali sendiri memutuskan melihat-lihat sekelilingnya. Terlihat beberapa pria tersenyum manis kepadanya ketika tanpa sengaja pandangan mereka bertubrukan.
Malas meladeni senyuman tersebut, Laura menghentikan kegiatannya tersebut dan memilih menyibukkan diri untuk melihat ponselnya. Mencari berita terbaru sambil menunggu pesanan makanannya datang.
"Laura, ya?"
Laura mengangkat kepalanya saat seorang wanita menyapanya. Dirinya mencoba mengingat-ingat siapa wanita yang berdiri di depannya saat ini.Melihat raut bingung Laura wanita cantik itu tersenyum. "Elo gak ingat ya siapa gue?" Ucapnya ramah.
Laura yang merasa tidak enak tersenyum sopan.
"Maaf, ya. Gue sepertinya kurang ingat." Ucap Laura sedikit tidak enak.Mendengar ucapan Laura, wanita itu tersenyum maklum. "It's okay." Ucapnya menenangkan. "Gue Arini," ucapnya mengenalkan diri. "Teman sekelas lo sewaktu SMA."
Begitu mendengar bahwa wanita itu adalah teman SMA nya, Laura langsung merubah sikapnya menjadi lebih hangat. "Apa kabar, Arini?" Laura seketika ingat siapa wanita yang berdiri di depannya ini. Wanita ini dulu adalah salah satu penggemar berat Devano, kekasihnya. Dirinya tak menyangka setelah sekian tahun mereka kembali dipertemukan.
"Gue baik. Kalau lo gimana?"
"Baik juga."
"Elo dah nikah?" Tanya Arini kepo.
Laura terdiam sejenak. Sampai sekarang Laura paling benci ketika ditanya tentang pernikahan. Karena dirinya tahu ia tidak akan pernah merasakan itu. "Belum." Jawabnya pelan, sambil berusaha tersenyum. "Kalau elo, gimana?" Laura bertanya balik pada Arini. Bukan karena penasaran, melainkan hanya sekedar bertanya basa-basi.
Dengan semangat Arini menjawab pertanyaan yang ditujukan kepadanya. "Tentu udah dong. Anak gue udah tiga. Dua cowok satu cewek. Yang penting hebohlah!" Ucapnya membanggakan diri, tanpa mempedulikan ekspresi Laura yang sudah berubah.
"Makanya buruan nikah. Ingat umur. Usia seperti kita ini ada masa expired nya loh..." cerocosnya panjang lebar tanpa menyadari bahwa ucapannya itu baru saja menyinggung perasaan Laura.
Demi kesopanan Laura mencoba pura-pura tersenyum mendengarnya.
"Elo, udah ada calon belum?" Tanya Arini penasaran. Matanya menyorotkan keingintahuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAURA & DEVANO
RomanceSide story 'Terukir indah namamu' Karena tak selamanya cinta itu membahagiakan... Atas nama cinta, Laura menutup mata dari sebuah kenyataan yang ada. Berkali-kali Devan mengkhianati cintanya, namun tetap saja Laura terlalu memuja pria itu hingga ia...