Setelah beberapa hari terlewati, Laura masih berharap Devano akan kembali kepadanya. Karena seingatnya tidak hanya sekali ini saja Devano memutuskannya. Selama lima belas tahun berhubungan Laura sudah tidak dapat lagi menghitung sebanyak mana Devano meninggalkannya. Namun tetap saja pria itu kembali lagi ke pelukannya.
Ia tahu keluarga Devano sangat menentang hubungan mereka. Perbedaan status sosial keduanya, membuat Laura dirasa tidak pantas mendampingi putra sulung mereka. Bahkan statusnya yang merupakan seorang anak pelacur kelas teri membuatnya semakin hina di mata mereka.
Satu-satunya kelebihannya adalah dirinya dianugrahi fisik yang sempurna. Namun itu sama sekali tidak ada artinya bagi mereka.Selama lima belas tahun ini, Laura tahu keluarganya Devano berusaha memisahkan mereka. Beberapa cara telah dilakukan mereka. Dari cara halus hingga cara kasar. Untuk mengusir Laura dari kehidupan Devano. Tapi tetap saja Laura masih bertahan.
Kini, seminggu telah terjadi setelah kejadian Devano memutuskannya hari itu. Biasanya, tak sampai tiga hari pria yang dicintainya itu akan kembali mendatanginya. Mereka akan bercinta habis-habisan, lalu Devano kembali bersikap seperti semula. Sedikit ketus, namun tetap berada di sisi Laura.
Tapi, ini sudah seminggu terlewati. Hingga detik ini Devano tidak muncul juga seperti sebelumnya.
Memikirkan hal itu membuat Laura mulai diliputi kecemasan. Ada rasa takut Devano benar-benar menepati kata-katanya. Karena sampai saat ini Laura tidak bisa menghubungi Devano. Segala akses untuk bisa bicara dengan dia pun sudah ditutup.
Sebisa mungkin Laura terus berpikir positif. Dirinya mensugesti kalau Devano sedang tugas sehingga tidak bisa dihubungi.
Namun sebanyak apa pun Laura berfikir positif, dirinya dipaksa harus menerima kenyataan bahwa Devano tidak muncul lagi di hadapannya.
Yang terjadi malah beberapa orang pria yang mengaku sebagai pengacara dan notaris datang ke apartemennya. Dan itu semakin mematahkan harapannya. Ternyata Devano benar-benar membuktikan ucapannya untuk mengirimkan pengacara kepadanya.
"Kami adalah utusan pak Devano." Salah seorang dari mereka mengenalkan dirinya kepada Laura. Begitu Laura mempersilahkan mereka masuk. "Kedatangan kami ke sini untuk menyerahkan beberapa pemberian pak Devano kepada ibu Laura secara sah." Ucapnya dengan gamblang dan jelas.
Laura masih terdiam mendengarkan. Dirinya tak percaya Devano menepati kata-katanya.
"Jelaskan apa maksud bapak sekalian?"
Salah seorang pengacara itu menyerahkan sebuah map kepada Laura. "Ini adalah dokumen resmi yang berisikan beberapa pemberian pak Devano kepada anda.
"Saya tidak akan menerima apapun sebelum bicara dengan Devano." Laura pikir hanya ini satu-satunya kesempatan agar dia bisa bicara langsung dengan Devano
"Tidak perlu lagi." Tolak salah satu dari mereka. Laura menduga bahwa pria itu adalah pemimpin dari semuanya. "Pak Devano telah mempercayakan semuanya kepada kami tanpa perlu kehadirannya lagi."
Kalau tidak ingat dirinya hanya seorang diri menghadapi para pria utusan Devano, Laura ingin sekali melemparkan vas bunga ke wajah mereka semua yang memandangnya dengan rendah. Mereka seolah menganggap Laura adalalah simpanan yang tidak tahu diuntung.
"Saya tidak peduli!" Jawab Laura ketus. "Bawa semua ini dari hadapan saya." Laura melemparkan semua kertas-kertas penting yang di atas meja ke hadapan mereka semua dengan keras. " Katakan kepada Devano agar dia yang memberikan langsung kepada saya!"
Ucapan Laura berhasil membuat semuanya terdiam. Para pengacara itu sepertinya tidak menduga dengan reaksi yang ditunjukkan Laura terhadap mereka.
Semakin mereka berusaha membujuk Laura, maka semakin kuat tekad Laura untuk menolak semua pemberian Devano. Kemarahan telah merajai hatinya. Dirinya terlalu marah saat ini dengan sikap Devano.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAURA & DEVANO
RomanceSide story 'Terukir indah namamu' Karena tak selamanya cinta itu membahagiakan... Atas nama cinta, Laura menutup mata dari sebuah kenyataan yang ada. Berkali-kali Devan mengkhianati cintanya, namun tetap saja Laura terlalu memuja pria itu hingga ia...