Kenalan?

154 9 9
                                    

PTK & PTN Expo merupakan event tahunan yang selalu diadakan di bulan Desember. Biasanya PTK & PTN Expo diadakan secara terpisah. Entah PTK atau PTN akan mengadakan Exponya terlebih dahulu. Dan untuk tahun ini, PTK & PTN akan mengadakan Expo bersama di masing-masing kota asal mahasiswa. 

Keyla kali ini mendapat kesempatan untuk mewakili kampusnya juga menjadi panitia. Sebagai panitia, ia dan teman-temannya harus datang lebih awal untuk menyiapkan stan yang akan dipakai. Dan juga mengkoordinasi konsumsi untuk penyelenggara. 

Dikarenakan itu pula, Keyla saat ini sedikit terlambat dengan beberapa box yang berisi snack dan air mineral. 

Keyla on pov

Saat ini aku celingukan mencari seseorang yang kiranya bisa membantuku untuk membawakan konsumsi dari mobil. Hingga ada seorang taruna kepolisian menghampiriku. Tanpa berkata, ia langsung mengambil box yang sedang kubawa. Setelah ia kembali, datanglah beberapa rekannya untuk membantuku membawa beberapa box yang masih di mobil. 

"Terimakasih ya kak sudah dibantu" ucapku kepada taruna yang mengambil box terakhir. Ia pun hanya tersenyum dan berkata "Jangan terimakasih sama saya mbak, terimakasih sama yang pertama tadi. Dia yang nyuruh kita"

Entah kebetulan atau tidak, saat aku melihat kedepan setelah berbincang dengan taruna itu, mataku terpaku dengan dia yang sedang melihatku. Bukannya kegeeran, namun ternyata disebelahnya ada seseorang yang menunjukku sambil berbincang dengan dia. 

"Aku duluan dulu ya, mau ngurus yang lain lagi" pamitku kepada taruna yang berada disebelahku. "Silahkan mbak" setelah aku berpamitan kepada taruna itu, aku dengan cepat masuk untuk ke ruang panitia untuk meletakkan box yang ku bawa. 

Setelah memastikan semua genap, aku segera keluar dan menghampiri 2 orang yang tadi sedang berbincang. Sayangnya aku tak melihat mereka di tempat yang tadi. Namun, saat aku mengedarkan pandangan, aku kembali melihat mereka berada di depan stan. Dengan keberanian penuh, aku pun masuk ke stan mereka. 

"Permisi, Kak Tama nya ada?" tanyaku pada salah seorang taruna yang berjaga di depan. Sebelum taruna itu menjawab, kak Tama sudah keluar terlebih dahulu. Dengan wajah genitnya yang memuakan. 

"Nyariin abang ya dek?" tanya kak Tama sambil mengedipkan matanya dengan genit. Aku yang jijik dengan kak Tama pun menempelengnya. "Sumpah kak, aku ga percaya kamu kek buaya" Kataku sambil berlagak ingin muntah. Kak Tama pun kembali ke mode biasa "Buayaan mana sama gebetanmu" kata kak Tama. Aku yang tak merasa punya gebetan hanya merotasikan mata. "Mana ada gebetan" gumamku. 

"Oh iya, tadi kakak langsungan apa pulang dulu. Kok ga ngasih kabar dulu?" Tanyaku saat aku menyadari tujuanku kesini. "Tadi sih pulang dulu naruh koper. Tapi gaada orang dirumah. Lha kamu tuh dimana sih?" Saat kak Tama bertanya itu, aku hanya cengingisan. "Ehehe. Tadi habis subuhan langsung ke kampus ambil properti sama ambil snack jam 6an" kataku menjelaskan. 

"Eh, btw kak. Tadi yang bantuin aku siapa sih?" aku kembali bertanya karena memamg itu tujuanku selanjutnya. Sebelum menjawab, kak Tama terlebih dahulu memanggil seseorang. "Nih, kamu kenalan sendiri aja" kata kak Tama meninggalkanku dengan stranger ini. 

Aku dengan canggung mengulurkan tangan untuk basa-basi berkenalan. "Saya Keyla, adiknya kak Tama. Maaf ya kakak saya emang agak ga jelas" kata ku dengan canggung. "Ia pun membalas uluran tanganku. "Saya Ali Rafif. Temennya kakakmu. Gapapa, saya maklum dia agak ga jelas kok" 

'Namanya Ali, apa aku harus terimakasih atau menanyakan apa tujuannya membantuku tadi' batinku sambil melihat ujung sepatu yang kupakai. "Eh iya, kak Ali tadi bantuin aku angkat box itu ya. Terimakasih ya kak" kataku tak berani melihat matanya. Ia terlihat tersentak saat aku berterimakasih. "Iya, udah jadi kewajiban juga buat saling membantu" 

Keyla pov off

Dengan sekuat tenaga, Ali menahan senyumnya yang ingin mengembang. Sebelum ia dianggap gila oleh Keyla, ada baiknya ia pergi terlebih dahulu. "Saya mau ke stan dulu ya" kata Ali menatap Keyla. Keyla yang sedang melihat depan pun menolehkan pandangannya. Dengan gelagapan, ia menjawab "Oh iya kak, saya juga mau ke ruang koordinator". Setelah berkata seperti itu, mereka kembali ke kesibukan masing-masing. Tama yang menunggu Ali kembali pun berdeham tak jelas saat Ali duduk di belakang meja. 

"Kenapa nih senyum sendiri kek orang kasmaran?" Tanya Tama usil saat melihat senyum Ali merekah. "Adek kau itu. Manis kali pas bilang makasih. Senyumnya itu loh. Adek kau buat aku ya suh" Kata Ali sambil membayangkan senyum Keyla yang mengembang. 

Tama yang mendengar penuturan temannya ini, ia hanya terkekeh. "Coba aja deketin" Katanya dengan nada sedikit menantang. Saat Ali akan mengatakan sesuatu, dengan cepat Tama berkata "Kalau mau deketin gapapa, sekalian aku titip adek aku satu itu. Dari luar aja kelihatan seneng. Tapi sebenernya dia punya syndrom." Setelah Tama berkata seperti itu, Ali pun kepo dengan syndrom yang diderita Keyla. "Kok bisa sih? Emangnya syndrom apa?" Tanya Ali kepo. Dengan wajah menyedihkannya, Tama berkata "Syndrom uwu pobhia". Setelah berkata seperti itu, Ali dan Tama pun bertatapan hingga tawa keduanya pecah yang membuat sedikit keributan didalam stan. 


Bersambung

Limas (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang