l.12

28 4 0
                                    

Tampak seorang perempuan sedang duduk menanti kedatangan. Dengan ipod yang terpasang pada telinganya, seolah memberi dunia baru untuknya.

Pandangannya mengedar untuk kesekian kalinya dan akhirnya menemukan orang yang dicarinya. Dua orang yang sedang berjalan menyeret koper dibelakangnya.

"Keyla!" Panggil kedua orang itu yang membuat Keyla berlari-lari kecil menghampiri mereka. Tanpa aba-aba, Keyla memeluk kedua orang itu.

"Ayah! Mama! Key rindu banget" kata Keyla saat sampai di dekapan kedua orang tuanya. "Ayah juga rindu tau ngga? Rindu cerewetnya putri kecil Ayah ini" kata Ayah yang telah melepaskan pelukannya dan digantikan dengan mencubit pipi Keyla. "Mama juga kangen anak Mama yang cantik ini" kata Mama sambil mengelus pipi Keyla. Tak lama kemudian, ada seorang yang menghampiri mereka tanpa sadar.

"Ayah, Mama, Key." Panggil orang itu. Terlihatlah seorang yang gagah dengan seragam pesiarnya tak lupa evolet tingkat 4 yang bertengger manis di lengannya.  Seorang lagi pun menyusul mereka dengan senyuman manisnya yang membuat luluh siapapun yang menatapnya.

Siapa lagi kalau bukan Muhammad Ilham Arizam juga temannya yang tak lain dan tak bukan adalah Muhammad Adam Husein. "Assalamualaikum Om, Tante" sapa Adam pada kedua orang tua Keyla. "Waalaikumsalam, kok tumben ikut Ilham sekarang?" Tanya Mama heran. "Iya Tante, soalnya Papa sama Bunda pindah kesini bulan lalu" jelas Adam . "Ya udah, kamu bareng kita aja." Tawar Ayah. "Ngga usah Om, saya naik taxi aja." Tolak Adam halus. "Udah ngga apa-apa." Ayah yang berkata seperti itu langsung menyeret Adam agar mau. Tanpa bisa menolak, Adam pun mengikuti langkah Ayah yang lebar itu. Sedangkan Keyla, Mama, dan kak Ilham berada agak belakang karena langkahnya tak selebar Ayah.

Tanpa menunggu lama, mereka menuju mobil yang dibawa oleh Keyla tadi. Dan langsung dilajukan mobil itu menuju ke rumah Keyla yang ada di Semarang.

£££

Di hari yang terik ini, terlihat seorang yang sedang menunggu sesuatu. Diliriknya jam yang bertengger manis di dinding tempat itu.
11.30
Mungkin masih dalam perjalanan.
Batin orang itu sembari menghela napas berat.

Secangkir chocolate ice masih tersisa setengah gelas dan masih ada sepiring utuh satu slice chese cake. Dipandangnya seslice cake itu dan perlahan menyuapkan sedikit demi sedikit.  Cake yang sangat soft itu dinikmatinya perlahan hingga dering telepon mengusik kenikmatan cake itu.

Mom💕
"Assalamualaikum Bun?"
'Waalaikumsalam, kamu besok pulang ya Li'
"Iya Bun"
'Yaudah, bunda tunggu besok'
"Iya, assalamualaikum"
'Waalaikumsalam'

Setelah menutup teleponnya, segera ia menghabiskan cake yang ada didepannya. Cake itu habis tepat saat ia melihat sekilas ke arah pintu yang berdenting karena adanya orang yang masuk. Senyumnya terbit seketika. Orang yang ditunggu pun langsung menuju mejanya.

"Langsung aja kak, yuk" ajak orang itu.
"Iya, kamu tunggu di mobil aja." Jawab Ali. Dan dengan cepat, perempuan yang tadi mengajaknya keluar untuk menuju ke mobilnya. Ali pun segera membayar apa yang dipesannya tadi.

Tak lama kemudian, Ali pun menuju kedalam mobil dan duduk di kursi kemudi yang disediakan. Ia pun mulai mengendara dengan kecepatan rata-rata.

"Tahun depan praspa ya Al?" Tanya seorang penumpang di dalam mobil itu. "Iya Tan, ini lagi mau buat skripsi." Jawab Ali dengan santai. Karena memang selalu dianggap kehadirannya. "Perasaan ngga cuma Ali doang Ma" celetuk orang yang cemburu atas perhatian Mamanya pada calon pacar adiknya itu. "Iya deh iya, kalian bertiga bentar lagi kan praspa." Kata Ayah yang tiba-tiba angkat bicara menengahi urusan itu.

Limas (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang