-Wine

2.1K 166 8
                                    

Vote, comment dulu sini

Matahari sudah bersinar 4 jam yang lalu dan artinya, kini sudah jam 9 pagi dan Nara sudah di sibukkan dengan cucian piring yang ada di tangannya. Karna dua insan itu baru menyelesaikan sarapan pagi, Sedangkan Yeonjun yang ikut sibuk merapikan meja makan pun akhirnya bersuara.

"apa hari ini kau ada kelas pembelajaran di kampus?" Tanya Yeonjun yang sudah selesai merapikan meja makan.

"Ada, tapi sepertinya tidak untuk hari ini" jawab Nara .

"Wae?" Tanya Yeonjun lagi.

"Hanya ingin menikmati hari ini bersama mu, dan lagian waktu mu bagiku itu sangat berharga" balasnya yang baru menyelesaikan cucian piringnya.

"Jadi apa rencana mu untuk hari ini? Dan aku hanya akan mengikuti apa yang kau mau" ucap Yeonjun semabari menari Nara ke pangkuannya.

"Bagaimana jika kita dirumah saja? Bukan kah di luar terlalu dingin untuk berjalan jalan?" Sejujurnya Nara ingin sekali mengajak Yeonjun untuk pergi keluar bersama, Namun ia tak ingin mengambil resiko jika bertemu salah satu MOA yang melihat Yeonjun bersamanya.

"Bukannya sangat membosankan jika dirumah saja seperti ini? Katakan lah, tak apa" jawab Yeonjun yang tau isi hati Nara.

"Tidak akan membosankan jika ada kau disini, lagi pula cuaca di luar terlalu dingin" Tolak Nara dengan halus.

"Yakk!!! Choi Nara tak usah membuat alasan yang tidak tidak, di luar tak ada satu pun salju yang turun. Ini baru musim gugur, kau kira aku tak tau?" Jawab Yeonjun dan Nara kembali Kalah.

"Baiklah kalo begitu, aku saja yang menentukan kemana kita hari ini" ucap Yeonjun.

"Andwe, bukannya aku tak ingin keluar bersama mu. Aku hanya memikirkan, bagaimana jika salah satu fansmu menyadari kau ada di New York bersama ku. Aku tak ingin kau dan para member lainnya mendapat berita yang tidak tidak" jawab Nara panjang lebar dan Yeonjun hanya menatap Nara dengan tatapan yang tak tau dengan artinya.

"Mianhae " ucap Yeonjun tiba tiba.

"Wae? " Tanya Nara yang binggung.

"Terlalu memaksakan mu untuk pergi keluar bersama ku, tanpa memikirkan resiko adik adik ku" jawab Yeonjun lalu diikuti dengan senyum tulus di bibirnya.

"gwaenchana" balas Nara yang ikut tersenyum.

"Baiklah kalo begitu, mari kita kembali ke kamar" ucap Yeonjun yang tiba tiba sudah mengangkat tubuh dari dari pangkuannya.

"Yak!! Turunkan Aku!! Aku masih mempunyai kedua kaki ku untuk berjalan" Paksa Nara.

"Diam lah, aku juga punya kedua tangan untuk mengangkat badan mu yang sangat berat" candanya sambil berjalan menuju kamar.

"Yak! Apa kau bilang? Kau menyinggung berat badan ku naik?!" Tanya Nara dengan nada harimaunya.

"Lupakan saja tentang itu, bagaimana jika kita membicakan tentang Yeonjun Junior?" Goda Yeonjun yang sudah merebahkan Nara di ranjang kamar.

"aku terlalu muda untuk menjadi seorang ibu!!!" Bukan menolak untuk tak ingin mempunyai anak, namun Nara belum merasa siap untuk menjadi ibu yang baik untuk anaknya nanti.

"Jadi kau mau menunggu sampai kapan untuk mempunyai anak? Sampai kau menua?" Tanya Yeonjun dengan nada suara yang berbeda dari sebelumnya.

"Bukannya seperti it-" Namun Yeonjun sudah memotong pembicaraan Nara terlebih dahulu.

"Sudah lah aku tak ingin berdebat lebih panjang" jawabnya lalu bangkit dari ranjang dan melangkahkan kakinya keluar kamar, dan tak lupa untuk menutup pintu kamar yang menyisakan Nara di dalamnya.

My privet partnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang