Day by day

157 22 5
                                    

Hikari memang benar-benar terbiasa hidup berdampingan dengan Takeru. Walaupun yang ada dipikirannya hanya Koushirou.

Itu benar.

Baru beberapa hari saja sudah sekacau ini.

Ia bisa saja memanggil dan mengobrol biasa dengan pemuda yang notabene adalah 'sahabat'-nya itu.

Entah mengapa pikirannya selalu mengingatkan kalau Takeru kini sudah ada yang memiliki. Hikari tak merasa terganggu dengan Takeru yang sudah memiliki kekasih, tapi ia mulai merasa terganggu dengan keadaan yang membuatnya tak bisa bahkan sekedar untuk menyapa Takeru.

Ia tak seberani itu mencari mati.


***

Waktu sudah memasuki pergantian jam pelajaran.

Takeru sedang membaca sedikit buku pelajaran di tangannya. Perhatiannya teralihkan ketika ia mendengar suara gelak tawa dari gadis yang biasanya menemani harinya.

Tanpa terkecuali.

Hari-hari sekolah, hari libur, tanggal merah, anniversary anak-anak terpilih... pokoknya setiap hari!

Kini tatapannya tertumbuk pada Hikari yang berada tepat dibangku sebelahnya dekat jendela, sedang membicarakan sesuatu dari majalah yang dibawakan teman-temannya.

Anak rambutnya dimainkan angin, tak lupa senyumannya yang selalu membuat Takeru tenang.

'Lihatlah Hikari-chan, aku akan tunjukkan kalau aku bisa bahagia.'

***

Hikari sedang memasak makan malam sendirian, orang tuanya sedang pergi sehingga ia yang tak ingin kelaparan berinisiatif untuk memasak di kulkas juga masih ada bahan.

"Tadaima..."

"O-jamashimasu..."

suara-suara itu memasukki gendang telinga gadis itu.

"Okaeri Onii-chan... Ah, Yamato-san tidak latihan band?"

"Aku sedang libur latihan untuk saat ini, nilaiku sedang dipertaruhkan disini." Jawab Yamato, Hikari menganggukan kepalanya.

"Kau memasak hari ini? Aku kira kau tak dirumah..." tanya Tai Chi datar. Walaupun sangat keheranan.

"Iya..." jawab Hikari.

"Padahal aku sudah membawa chef!" canda Tai Chi menyikut Yamato.

"Kakakmu bohong, aku kesini bukan untuk memasak! Aku pulang sajalah kalau gitu!" Yamato kesal.

"Iya, iya nggak! Kenapa sih sensi banget!" cegah Tai Chi dramatis.

"Lho, kukira Takeru ada disini..." Yamato celingak-celinguk mencari adiknya.

"Memangnya adikmu harus selalu ada didekat adikku?" selidik Tai Chi.

"Biasanya kan emang gitu, ini kan hari itu... iya kan Hikari-chan?" tanya Yamato.

"Kalian bertengkar?" Tanya Tai Chi lagi.

Hikari hanya mencoba tersenyum, tidak mengiyakan dan tidak mengelak.

Total hanya terdiam.
Kecuali tangannya yang bergerak menyelesaikan kegiatan memasaknya.

***

Takeru sedang membawa motornya dengan kecepatan sedang, terutama ia sedang membawa seseorang bersamanya.

"Takeru-senpai... kita mau kemana?" tanya suara lembut itu.

"Aku ingin berbelanja ke Shibuya..." jawab Takeru singkat karena ia sedang berkonsentrasi dijalanan.

Sampailah mereka dilokasi tempat belanja bulanan Takeru, Ruki selalu menggandeng tangan Takeru kemanapun mereka pergi.

Padahal niatnya untuk mengantar Takeru berbelanja, tapi Ruki malah jadi ikutan belanja kan.

Miyako, Sora dan Mimi yang kebetulan sedang berbelanja ditempat yang sama,  melihat Takeru dengan Ruki berdua akhirnya memberanikan diri untuk bertegur sapa dengan Takeru.

"Takeru-kun~" seru Mimi memanggil pemuda kasmaran itu.

"Mimi-san! Ada Miyako-san dan Sora-san juga ya..." Takeru langsung mengalihkan perhatiannya pada ketiga kakak perempuannya itu.

"Sedang selingkuh dari Hikari-chan ya?!" goda Miyako, membuat wajah Takeru memerah.

"Tidak, dia memang kekasihku..." jawab Takeru santai.

"Sssttt, Miyako-chan! Sumimasen haha-haha selamat bersenang-senang kalian!" Sora menarik Miyako yang masih meracau, masih ingin menciduk Takeru.

"Sora-san, tunggu dulu Sora-san! Jangan tarik-tarik aku! Wajar aku bertanya kan, ini tanggal 15 dan Hikari-chan nggak mau kita ajak juga tadi kan! Sora-san~!" suara Miyako masih terdengar dari kejauhan oleh Takeru.

Takeru melirik arlojinya, ia sudah tak ingat lagi dengan tanggal 15 itu. Seolah diingatkan Miyako, ada sensasi tersetrum ketika mengingatnya.

'Selingkuh dari Hikari ya?' agak menohok dirinya sesaat.

"Ehm, Ruki-chan maaf ya kita tak tahu kau sudah berpacaran dengan Takeru-kun..." ucap Mimi menyesal, jiwa-jiwa julid ala lambe turah yang tadi meletup-letup kini seakan hilang begitu saja.

Kebetulan Mimi juga pengurus OSIS, jadi ia sangat mengenal Ruki.

"Tak apa-apa senpai."

"Kalau begitu kami pergi dulu ya Mimi-san..." pamit Takeru.

"Ah, iya selamat bersenang-senang!"

"Itulah makanya, aku tak ingin kau terlalu dekat dengan Yagami-senpai..." Ruki mengeluh.

"Wakatta... aku akan menjauhinya..." jawab Takeru pasrah. Isi hati dan pikirannya berkonflik.

Tak mungkin ia bisa menjauhi sahabat lamanya itu, bahkan ia tak mengerti perasaan yang menggelayut dalam dirinya pada Hikari itu perasaan apa?

***

Hari demi hari berlalu, kini tanggal 15 di kalender Hikari sudah tidak pernah ia tandai.

Tak ada notifikasi dari Hikari yang memenuhi smartphone canggih Takeru.

Anak-anak terpilih juga sepertinya sudah tahu tentang kerenggangan sahabat-sahabat bungsu mereka.

Hikari kini lebih banyak menghabiskan waktu sendirian, Meeko, atau kakak-kakak perempuannya dari anak-anak terpilih.

Takeru kini lebih banyak menghabiskan waktu bersama Ruki, bahkan Yamato pun diduakannya.

Mereka hanya mengamati story dari socmed masing-masing.

Sebatas itu.

Hari demi hari terlewati, Hikari dan Takeru merenggang terlalu jauh. Semakin jauh dimata maka jauh juga dihati.

***

TBC

Light & Hope - ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang