Part 25

5.4K 303 11
                                    

Setelah pertemuannya dengan gracia kemarin malam bersama dengan deva. Shania meminta untuk deva memenuhi syarat dari ve. Tapi tentu saja deva langsung menolak keras syarat tersebut.

Kalau hanya mengembalikan uang, deva tentu saja bisa. Tapi kalau untuk kembali hidup bersama veranda, dengan sangat keras Deva menolak.

"Maaf shan, aku gak bisa" Kata-kata itu yang terus Deva ucapkan ke Shania.

Shania yang terus ditolak permintaannya pun tak putus asa dan terus memohon kepada Deva.

"Demi aku Dev, kamu sayang sama aku kan?" Pertanyaan itu juga yang selalu Shania ucapkan untuk meluluhkan hati Deva.

"Iya, aku sayang sama kamu. Tapi kita masih bisa cari solusi lain untuk ini shan, dan aku akan bicarakan ini ke ve. Jadi aku harap kamu diam disini, dan aku akan menemui ve sendiri" Deva lantas pergi meninggalkan Shania sendiri di rumah untuk menemui ve dan membicarakan syarat yang ve berikan ke gracia.

Semoga Deva bisa mengatasinya. Batin Shania

Sementara Deva sekarang sedang dalam perjalanan ke rumah mantan istri nya itu.

"Hallo sayang, kamu dimana?"

...

"Ya udah, kamu diam disitu ya. Jaga gracia, papi mau ketemu mami mu dulu. Setelah itu papi jemput kamu, ok!"

...

"Sip, love you too"

Tut!

Panggilan telfon Deva ke putri semata wayangnya pun berkahir dan bersamaan dengan Deva yang sekarang sudah berada di depan rumah ve.

Deva langsung turun dari mobil dan masuk begitu saja tanpa mengucap salam ataupun mengetuk pintu.

"Ve!" Panggil Deva dengan tidak santai nya

Ve yang kebetulan sedang menuruni anak tangga tersenyum melihat kehadiran mantan suami di rumahnya.

"Deva, akhirnya kamu pulang" Ucap ve

"Ya, aku pulang. Tapi hanya untuk meminta kamu membatalkan syarat yang kamu berikan ke gracia" Balas Deva

"Lho, untuk apa dibatalkan? Syarat yang aku berikan ke dia itu sangat mudah Dev, jadi untuk ap-"

"Mudah buat kamu, tapi enggak buat aku!" Potong Deva

Ve tersenyum, meksipun ekspresi Deva saat ini tidak bersahabat dengan nya.

"Kamu tenang dulu, aku bisa kok merubah sedikit syarat yang terakhir itu kalo kamu mau" Kata ve

"Merubah nya sedikit? Merubah bagaimana maksud kamu?" Tanya Deva

"Kamu duduk dulu deh sini" Ajak ve sambil menuntun Deva untuk duduk. Dan entah kenapa  Deva pun menurut saja.

"Jadi gini, kamu tetap boleh menikah dengan wanita itu. Tapi, --"

"Tapi apa lagi?" Tanya Deva yang sudah terlihat frustasi

"Kamu juga harus jadi suami ku lagi dan kembali ke rumah ini, gimana?" tanya ve dan Deva shock mendengarnya

"Kamu gila ya ve, kamu arrrggghhh!! " Deva mengerang frustasi

Apa sebaiknya aku menerima syarat itu, tapi bagaimana dengan Shania? Apa dia mau?. Pikir Deva

"Masih ada waktu satu minggu untuk kamu memikirkannya Deva" Ucap ve yang menyadarkan Deva dari lamunannya.

"Baik, beri aku waktu untuk membicarakan masalah ini ke Shania dan anak-anak. Aku pulang dulu" Pamit Deva yang langsung keluar begitu saja dari rumah ve

Ve tersenyum

"Tapi aku gak akan membiarkan kesempatan itu Deva. Sampai kapanpun aku gak akan membiarkan kamu bersatu dengan si jalang itu" Gumam ve yang terlihat sedang menghubungi seseorang

Tuttt...

"Hallo bob, ini aku ve. Aku ada kabar bagus buat kamu. Ini tentang Shania dan anak kalian yang sudah berhasil Shania temukan. Aku mau kita bertemu malam ini. Bagaimana, bisa? Bagus, sampai bertemu nanti malam"

Ve tersenyum puas setelah menelfon seseorang di sebrang sana.

"Kita liat, siapa yang akan menjadi juaranya" Ucap ve

°°°

"Papi kamu sekarang ada dimana kak?" Tanya gracia ke shani yang sedang mengeringkan rambut

"Tadi sih telfon mau ke rumah mami, gatau sekarang udah pulang atau belum dari sana" Jawab shani sambil melihat gracia dari pantulan cermin

"Oh gitu, yaudah kamu mau makan apa? Aku mau keluar nih cari makan"

"Hmm, apa ya?" Pikir shani yang sedang membayangkan makanan

"Cepetan deh kak" Kata gracia yang terlihat tidak sabar menunggu shani yang sedang berfikir

"Samain aja lah kaya kamu, apapun yang kamu makan aku ikut" Jawab shani yang akhirnya menentukan pilihannya

Gracia mengangguk, lalu keluar dari kamar kost nya untuk mencari makan siang.

"Woy cia, mau kemana?" Tanya Nadila, teman kost gracia

"Mau cari makan kak, kenapa?"

"Gpp, nanya aja" Jawab Nadila

"Yaudah kalo gitu aku pergi dulu ya kak" Pamit gracia dan Nadila hanya mengangguk sambil menatap kepergian gadis itu

Si cia habis digigitin nyamuk kali ya? Itu leher pada merah-merah gitu. Batin Nadila yang tadi tidak sengaja melihat leher gracia merah-merah

Kini gracia sudah ada di tempat makan dan ia memesan ayam geprek level 3 nya dua dan es teh tawar juga dua.

"Ada lagi mba?" Tanya si kasir pada gracia

"Udah, itu aja. Jadi berapa ya?"

"Totalnya jadi 35.000" Jawab si kasir, lalu gracia memberikan uang pecahan 50.000 pada kasir tersebut

"Ini mba"

"Oh iya, tunggu sebentar ya"

Gracia mengangguk dan tak lama si kasir memberikan gracia kembalian dan juga struk.

"Ini kembalian dan struk nya mba, terimakasih ya" Ucap si kasir pada gracia

"Sama-sama" Balas gracia dan sekarang gadis itu sudah keluar dari tempat makan tersebut.

Sekarang gracia sedang dalam perjalanan pulang ke tempat kost dengan berjalan kaki. Karena memang jarak tempat makannya tidak jauh dari kost gracia.

Gracia yang sedang fokus menikmati jalanan siang nya tiba-tiba saja tak sengaja mendengar seseorang memanggil namanya. Awalnya gracia pikir hanya suara angin, tapi lama kelamaan suara yang memanggil namanya itu semakin dekat. Dan akhirnya gracia menoleh ke arah belakang. Saat itu juga gracia bisa melihat siapa orang yang sudah memanggil-manggil namanya sejak tadi..

Deg!

"Dia!"

⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩⏩

Hayooo, dia nya siapa??

Gadis Bayaran [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang