"Shani, viny, kalian kenapa?" Tanya shania yang baru saja masuk ke dalam kamar rawat gracia bersama dengan Deva dan tak sengaja mendengar keduanya berteriak histeris memanggil-manggil nama gracia.
"Sayang nya papi, kamu kenapa teriak-teriak kaya tadi?" Tanya Deva sambil menangkup kedua pipi shani
"Mimpi buruk pi" Jawab shani dengan napasnya yang tersenggal-senggal, sama seperti keadaan viny sekarang.
Shani dan viny saling menatap
"Kakak mimpi buruk juga?" Tanya shani ke viny
"Iya, mimpi nya serem banget" Jawab viny
"Mimpi gracia pergi?" Tebak shani dan viny mengangguk
Shania yang berdiri di dekat viny memberikan gadis itu tissue, lalu ganti ke shani.
"Maka nya kalian berdua tuh jangan tidur menjelang magrib gini, pamali" Kata shania memperingati
"Mang iya?"
"Iya, tuh kalian buktinya" Kata shania yang menujuk ke mereka berdua
Shani menatap gracia yang masih memejamkan mata dan belum ada tanda-tanda gracia yang sadarkan diri.
"Semoga itu hanya bunga tidur aja ya cia, dan bukan pertanda buruk" Ucap shani yang di amini oleh mereka bertiga
"Yaudah kamu cuci muka dulu gih sayang sama viny. Terus kalian cari makan ya, biar papi dan tante shania yang sekarang jaga gracia"
"Iya pi, yuk kak!" Ajak shani dan viny mengangguk lalu mengikuti shani ke luar dari kamar rawat gracia
Sesampainya di luar kamar, shani menanyakan mimpi yang dialami viny tadi. Dan viny pun menceritakannya yang ternyata mimpi mereka berdua sama.
"Semoga cuma bunga tidur aja ya kak" Kata shani
"Iya shan, semoga" Balas viny
Kembali ke shania dan Deva yang ada di dalam kamar rawat gracia. Keduanya sedang duduk berdua sambil mengobrol.
"Shan, apa kamu yakin pernikahan kita ditunda dulu sampai gracia sadar?" Tanya Deva yang sejak tadi membahas pernikahan mereka yang diundur
"Yakin Dev, dan kamu tolong ngertiin aku ya" Jawab shania
"Tapi Shan.. "
"Dev, aku udah ngertiin kamu dengan menikahi ve juga. Dan sekarang ganti kamu yang ngertiin aku, ok!" Tegas shania yang akhirnya Deva pun mengalah
"Ok, aku ngertiin kamu"
Lalu seorang suster yang memakai masker datang dan meminta shania bersama Deva untuk menemui dokter. Shania dan Deva pun keluar dari kamar rawat gracia menuju ruangan dokter yang dimaksud oleh suster tadi.
"Dev, Kira-kira ada kabar apa ya tentang gracia. Dan kenapa jam segini kita di panggil dokter?" Tanya Shania ketika merasakan ada yang aneh
"Entah lah, tapi bukannya dokter yang biasa menangani gracia jadwalnya sampai jam 5 aja ya?" Keduanya sama-sama terlihat bingung dan tak lama mereka sampai di ruangan dokter yang disebutkan suster tadi.
Tok.. Tok.. Tok
"Permisi" Sapa shania dari luar, dan tak lupa knop pada pintu itu ia putar lalu dorong ke dalam
Pintu terbuka setengah, shania dan Deva melihat ke dalam ruangan dokter tersebut yang terlihat sepi.
"Gak ada orang" Kata Deva
"Iya, apa mungkin suster tadi salah manggil ya. Atau dia salah menyebutkan dokter?" Ucap shania
"Gatau, ya udah yuk balik lagi ke kamar gracia" Ajak Deva dan shania mengangguk
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Bayaran [END]
Randomcerita ini mengandung unsur wik wik wik buat kalian yang masih di bawah umur kalo mau baca silahkan, tapi tanggung sendiri ya 😁