Epilog

7.2K 296 37
                                    

Ve Pov


Disini lah aku saat ini, di balik pohon dan memandang lurus ke depan. Melihat pemandangan Shania dan Deva yang baru saja sah menjadi sepasang suami istri.

Senyum manis terukir di bibirku ketika melihat Shania yang sedang tersenyum. Meskipun tidak terlihat jelas oleh ku, tapi aku bisa merasakan senyum itu tidak sepenuhnya bahagia. Tapi ada kesedihan di balik senyum yang Shania tunjukan ke mereka.

"Maafkan aku, Shania. Aku terpaksa melakukan ini, karena aku sangat mencintai dan menyayangi anak mu gracia. Aku tidak bisa hidup tanpa gadis ku itu" Ucapku.

Dan aku jadi teringat bagaimana saat itu cara ku menculik gracia. Aku lah dalang penculikan gracia yang sebenarnya, bukan Boby.

Pria brengsek itu hanyalah korban dan aku memang sengaja menjadikan nya tumbal untuk membalas kesalahpahaman ku dengan Shania selama ini. Bahkan tak Tanggung-tanggung aku juga membuat laporan bahwa Boby adalah pengedar narkoba. Dan aku yakin Boby akan dihukum yang seberat-beratnya.

Sedangkan keadaan gracia sampai saat ini baik-baik saja. Gadis ku itu sudah bangun dari koma nya, akan tetapi gracia hilang ingatan. Dia hanya mengingatku adalah calon pasangannya. Gracia tidak mengingat siapa-siapa selain diriku, dan aku sangat bersyukur akan hal itu.

"Huhh.. Lebih baik aku kembali ke hotel. Gracia pasti sudah menunggu ku"

Aku pun pergi dari tempat dimana sejak tadi aku melihat Shania dan deva. Tak lupa juga shani, anak kandungku yang ada disana menghibur Shania.

Ve pov end

Sekarang ve sedang dalam perjalanan pulang ke hotel, dimana ia meninggalkan gracia bersama seorang bodyguard.

Dan setengah jam ve menempuh perjalanan ke hotel, akhirnya ia pun sampai.

"Selamat siang boss" Sapa bodyguard itu ke ve

"Siang, bagaimana keadaan gracia sejak saya tinggal. Apa dia mencari-cari saya?" Tanya ve

"Tidak boss, Non gracia justru sedang menikmati makan siangnya di dalam" Jawab di bodyguard itu

"Bagus, kalau begitu saya masuk dulu" Pamit ve dan bodyguard itu pun menggeser tubuhnya yang menghalangi pintu

Sekarang ve sudah berada di dalam kamar hotel, dan ia melihat gracia sedang makan siang dengan lahapnya di atas tempat tidur.

"Hay sayang, kamu makan apa?" Tanya ve yang sekarang duduk di samping gracia

"Makan spageti, enak lho. Kamu mau coba gak?" Gracia menyodorkan sesendok spageti ke arah ve

"Buat aku?"

"Heem.. Ayo aaa"

Ve lalu membuka mulut sesuai intruksi gracia barusan.

"Gimana, enak kan?"

Ve mengangguk

"Enak, enak banget. Apalagi disuapin nya sama kamu" Gombal ve yang membuat gracia tersipu malu mendengar nya.

"Oh ya, kapan kita pulang ke Surabaya? Aku kangen banget sama Dido, aku main sama dia ve" Kata gracia

Dido itu adalah anak anjing yang selalu menemani keseharian gracia di rumah jika sedang ditinggal oleh ve.

"Nanti sore kita pulang ya ke Surabaya. Setelah itu lusa nya lagi kita berangkat ke Jerman untuk menikah disana, ok!"

"Ok sayang"

"Ya udah kalo gitu aku mau mandi dulu ya. Kamu lanjutin lagi makan nya"

Gracia hanya tersenyum lalu ve meninggalkan gadis itu ke kamar mandi.

°°°

Hari yang ditunggu-tunggu oleh ve sejak lama pun akhirnya tiba. Dia dan gracia sekarang sudah sah menjadi sepasang suami istri, begitulah yang bisa disebutkan saat ini untuk keduanya.

"Aku seneng banget bisa jadi pasangan kamu, aku sayang kamu ve" Dipeluk nya veranda oleh gracia.

"Aku juga sayang dan seneng banget akhirnya kita bisa bersatu gre" Balas ve

Gracia mendongak, menatap wajah ve yang dirias dengan make up tidak terlalu tebal. Tipis saja, sama seperti milik gracia. Dan tuxedo hitam yang ve pakai membuat gracia terpesona melihat ve. Meskipun ve tidak gagah seperti laki-laki, tapi melihat penampilan ve yang sekarang, gracia sangat menyukainya. Tak lupa rambut panjang yang indah milik ve di cepol, dan menambah nilai plus untuk ve dari gracia.

"Kamu ganteng juga ya kaya gini" Puji gracia dan ve tersenyum mendengarnya

"Apa aku jadi cowo aja ya? Gimana?" Usul ve dan gracia langsung menolak nya

"Enggak, aku gak setuju!"

"Alasannya?"

"Ya pokoknya gak setuju aja. Lagian kamu tuh ada-ada aja deh pake mau jadi cowo. Kalo cuma buat pura-pura aja sih aku gpp, tapi kalo beneran kamu mau merubah semuanya aku menolak keras!" Ucap gracia tegas

Dan ve mengangguk-anggukan kepala sebagai tanda ia menuruti penolakan dari gracia.

"Ok, aku gak ngelakuin itu"

"Bagus, ya udah yuk kita pulang ke hotel. Aku mau ganti baju, gerah banget pake gaun ini" Kata Gracia sambil menunjukan gaun putih yang dipakainya ke ve

"Ya udah yuk" Ve pun menyetujui ajakan gracia, lalu menuntun gadisnya itu ke mobil.

Sepanjang jalan pulang ke hotel, ve tak henti-hentinya memandang wajah samping gracia. Mengagumi ciptaan Tuhan yang satu ini dengan jarak yang sangat dekat.

"Gre"

"Ya"

Chup!

Diciumnya bibir gracia oleh ve, lalu perlahan ve mulai melumat nya dan gracia mengikuti pergerakan bibir ve pada bibirnya. Dan tidak sampai tiga menit ciuman mereka pun berakhir.

"I love you, gracia

"I love you too, ve"







Tamat!

Gadis Bayaran [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang