Sekitar 9 bulan setelah kepergian Sasuke, Sakura akhirnya melahirkan anak tunggalnya, yang di beri nama Uchiha Sarada. Sakura diharuskan membesarkan Sarada sebagai seorang wanita 'single parent'. Sakura menganggap kehadiran Sarada sebagai hal terindah yang dimiliki Sakura saat ini dan untuk semalanya. Karena dengan melihat Sarada tersenyum, seolah kenangan suram di masa lalunya mulai terhapus sedikit demi sedikit.
.
.
.
.
.
.
.Tidak terasa waktu berjalan begitu cepatnya, 12 tahun sudah terlewati begitu saja bagi Sakura, waktu-waktu yang sangat berat. Kini Sarada sudah berusia 12 tahun. Tahun pertamanya memasuki sekolah menengah pertama (SMP).
"Ibu, bagaimana seragamku? Cocok tidak?" Tanya Sarada sambil memamerkan seragam baru nya.
"Cantik" Jawab Sakura seraya membelai rambut Sarada dengan lembut.
Tidak lama setelah itu, mereka pun berangkat ke sekolah baru Sarada. Sarada sangat bersemangat dihari pertamanya bersekolah, wajahnya terlihat gembira, Sarada pun tak henti-hentinya bercerita bahwa Sarada sudah memikirkan bagaimana cara berteman dengan anak-anak disekolah barunya. Sekolahnya cukup dekat, sehingga perjalanan pun tidak memakan waktu yang lama. Saat tiba di depan sekolah, wajah Sarada nampak agak sedih. Sakura melihat sekitar dan menyadari alasan mengapa wajah Sarada tiba-tiba berubah.
"Kenapa? Karena hanya Sarada yang tidak diantar ayah?" Tanya Sakura lembut.
Sarada hanya mengangguk mengisyaratkan jawaban "iya" pada Sakura.
Setelah beberapa waktu terdiam, sarada berkata..
"Mengapa hanya ayahku yang tidak ada?" Tanya Sarada yang terlihat seperti menahan tangis.
"Ayah selalu ada kok, mungkin memang tidak terlihat. Tapi ayah pasti memperhatikan Sarada dari tempat yang jauh" Ujar Sakura.
"Sarada mau ayah yang seperti orang lain, yang selalu ada di sisi Sarada" Ucap Sarada yang mulai meneteskan air matanya.
"Keluarkan saja tangisanmu, setelah menangis hatimu akan menjadi lega" Ucap Sakura lembut seraya memeluk anaknya.
"Aku ingin bertemu ayah, walaupun itu hanya sekali, aku ingin sekali bertemu dengannya" Ucap Sarada yang terus menangis di pelukan ibunya.
"Maaf" Ucap Sakura yang juga mulai ikut meneteskan air matanya.
Sakura melepaskan pelukannya sesaat, melepas cincin di jari tangan nya, lalu memakaikannya pada jari tangan Sarada.
"Itu hadiah dari ayah saat melamar ibu" Ucap Sakura dengan senyuman, mengingat betapa bahagia dirinya saat itu.
"Di cincin itu, entah bagaimana selalu tercium aroma bunga sakura, cincin itu yang selalu mengingatkan ibu dengan aroma ayahmu yang mirip bunga sakura. Ibu berikan cincin ini padamu" Jelas Sakura seraya mengusap air mata di pipi anaknya itu.
Sarada mendekatkan cincin itu kehidungnya, berusaha menghirup aroma apa yang ada pada cincin itu. Cukup lama Sarada menghirup cincin itu dan benar saja, tercium aroma bunga sakura yang cukup kuat. Sarada mulai meneteskan air matanya dan tersenyum.
"Ayah Wangi sekali ya, andai aku lahir lebih cepat, pasti aku juga bisa mencium aroma ayah" Ucap Sarada dengan polosnya.
Sakura sangat mengetahui beban berat yang di tanggung Sarada, tidak pernah bertemu ayahnya sejak bayi. Sesak rasanya dada Sakura bila memikirkan kebodohannya di masa lalu. Namun Sakura bahagia memiliki anak yang kuat seperti Sarada. Karena pada usia awal kehamilannya, Sakura mengalami gangguan mental karena rasa bersalah dan penyesalannya. Namun ketika Sarada lahir, Sakura merasa harus merawat Sarada sebaik mungkin. Sakura tidak mau melakukan kesalahan yang sama. Dan pada saat Sarada berumur 9 tahun, Sarada pernah berkata..
"Awan mendung itu indah ya" Tanya Sarada sambil menunjuk ke arah awan yang terlihat berwarna gelap.
Sontak saja Sakura menangis dan merasa bersyukur telah melahirkan Sarada, seolah Sasuke kembali hidup dalam diri anaknya.
"Iyaa, indah sekali kan? Ayahmu juga menyukai awan yang seperti itu" Jawab Sakura dengan beberapa tetes air mata di pipinya.
"Ibu jangan menangis, Sarada akan menggantikan posisi ayah untuk menjaga ibu" Ucap Sarada dengan polosnya yang di sertai dengan senyuman yang terasa begitu hangat, seolah diingatkan kembali pada pertemuan Sakura dengan Sasuke pertama kali.
Akar kesedihan yang membuat dirinya terpuruk, pada akhirnya malah menjadi akar yang membuat diri Sakura menemukan kebahagiaan nya untuk yang kedua kalinya. Sasuke sebagai kebahagiaan pertamanya, tetapi pada saat Sasuke pergi, Sakura mengalami keterpurukan, dan saat Sarada lahir, Sakura menemukan kebahagiaan kedua miliknya. Dan kali ini, Sakura tidak akan pernah melakukan kebodohan yang sama. Sakura belajar sesuatu dari masa lalunya,
"Aku tidak mau lagi berprasangka buruk sebelum mengetahui kebenarannya. Aku tidak mau menyesal untuk yang kedua kalinya" Ucap Sakura pada dirinya sendiri. Kata-kata yang membuat dirinya bangkit dari keterpurukannya.
"Saat berbuat kesalahan yang mungkin tak termaafkan, biasanya seseorang akan menyalahkan dirinya sendiri, dan membuatnya semakin terpuruk. Namun, jangan berlarut dalam kesedihan. Segeralah bangkit dari rasa bersalah dan penyesalan untuk memperbaiki kesalahan yang telah di buat"
Aroma bunga Sakura
-Selesai-
KAMU SEDANG MEMBACA
Aroma bunga Sakura {END}
RomansaKisah Cinta tentang seorang pria tampan yang mengajarkan arti Cinta sesungguhnya kepada gadis yang dicintainya. Akankah kisah mereka selalu bahagia? Disclaimer : Masashi Kishimoto Author : @fseptiany16 Gendre : Romance Thanks for your read, vote, an...