Lautan, biru.
Dejun menatap pemandangan yang sama berulang ulang kali, melihat rangkaian kejadian aneh yang terasa menakutkan, bulu kuduknya meremang.
Ia seolah menyaksikan kematiannya sendiri.
Dejun berada di sudut pandang ketiga, menyaksikan ratusan adegan tentang seorang pria yang tenggelam, ada yang tenggelam karena kecelakaan, tenggelam karena didorong, karena bunuh diri.
Tapi yang sama adalah bagaimana mereka semua berakhir di bawah lautan.
Dejun ditampakkan suatu kejadian berikutnya, kejadian yang aneh, menatap seseorang berbaju lab tengah terbatuk batuk menghadapi kerumunan orang berjas hitam, seorang perempuan dibelakang khalayak itu memberontak, mencoba menerjang maju, seolah ingin menolong si pria berbaju lab tersebut.
Dejun menatap lamat lamat, dahinya seolah mengkerut, menonton adegan yang membuatnya terpaku ditempat sementara si jas hitam sedang menodongkan pistol yang baru saja dikeluarkannya.
Jangan lakukan! Dejun membatin ingin menghentikannya, ingin menyelamatkan si baju lab.
Lalu ia mengalihkan pandangan, menatap perempuan yang tengah ditahan, itu memilukan, menatap bagaimana perempuan itu memanggil manggil berteriak, menyeru, ingin melakukan sesuatu tapi tidak bisa.
Mereka berada di penghujung pesisir pantai.
Lalu Dejun mengalihkan tatapannya, pada si pria berbaju lab yang kini hanya tersenyum pasrah, menatap si perempuan mungkin.
Lalu dia menoleh kearah Dejun.
Mata mereka bertemu.
Dejun membelalak kaget.
Dan dia terbangun.
_________
"Sudah bangun?" suara itu menyambutnya ketika dia membelalak terbangun dari tidurnya.
Dia menatap sekitar dengan nafas yang masih memburu, masih tidak memercayai pengelihatannya sendiri, kasur, rak buku, cat warna merah, meja belajar yang familiar-
Ini rumah Kun.
Dejun menoleh mencari sumber suara yang tadi menyambutnya-Gracia, perempuan itu tengah berdiri melihat koleksi buku yang tersusun rapih di rak coklatnya. "Ini bukumu? Atau buku kakakmu?"
Dejun mendesis. "Bukan urusanmu milik siapapun itu."
Dejun sudah mulai hafal dengan tawa Gracia yang cukup unik, nadanya rendah, tidak melengking, matanya menyipit berbentuk bulan sabit. "Oke baiklah aku tidak akan bertanya, sesuai permintaan mu."
Gracia menjauh dari rak buku, lalu duduk memunggungi Dejun yang masih bersandar pada headboard semenjak ia terbangun tadi, memikirkan mimpinya.
Ia tidak salah lihat, itu jelas jelas wajahnya sendiri yang terpampang jelas dimatanya.
Mimpi apa tadi?
"Gracia," Dejun pelan pelan memanggil perempuan itu. "Aku bermimpi aneh, aku melihat diriku tengah di bidik kerumunan orang di pesisir pantai."
KAMU SEDANG MEMBACA
Underwater || X.J
FanfictionDitanggal delapan januari 2019, Xiao Dejun berniat menenggelamkan diri di laut sebelum seseorang mengaku sebagai pengelana waktu datang dan menghancurkan rencananya. "Namaku Gracia dan aku datang dari masa depan untuk menyelamatkanmu."