vi || chaotic parade

571 129 9
                                    

aku yakin kalian tau cara menghargai
karya seseorang.

© prrplehyacinths

_________




Entah apa yang membangunkan Jackson dari tidur panjangnya, tapi hal yang dia cium adalah bau alkohol yang khas dan pendengarannya yang berdenging.

Dia membelalak karena mendapati tubuhnya berbaring di kasur rumah sakit, dan menghentak badannya memaksa dia terduduk bangun sebelum akhirnya merasakan nyeri luar biasa datang dari pergelangan dan sekujur tubuhnya-khususnya bagian pinggul, Jackson meraba-raba pinggulnya merasa aneh.

"Aduh," dia menggumam pelan, seraya mendesis, pada akhirnya ia memilih untuk terdiam diposisinya kini sebelum akhirnya datang seseorang berjas putih dengan nametag yang familiar, orang itu terduduk di sebelahnya seraya mendesah kasar.

Terakhir yang diingatnya adalah karnaval tahunan, dan seseorang yang menangkapnya sebelum terjatuh menghantam tanah.

"Kau benar benar mengacaukan hari liburku, kau tahu itu?" pria berjas itu melipat kedua tangannya didepan dada, menatap Jackson sebal. "Harusnya hari ini aku dan Dejun menikmati karnaval besar, kau merusaknya, Jackson Wang."

Jackson terdiam sebentar, mencerna makna kata-kata yang keluar dari mulut dokter itu, terkekeh, mendengus dengan ironi. "Maksudmu ini salahku? Bahkan yang mereka tuju bukan aku, aku hanya sebuah lompatan batu yang gagal mereka injak."

"Kau bahkan tidak perlu melakukan itu, kau membawa malaikat kematian ke tempatmu sendiri, itu bodoh, dan merepotkan orang-orang yang merasa bersalah karenanya-"

"Kalau begitu, dokter Qian," Jackson memotong kalimatnya, seraya mencoba menggeser tubuhnya, walaupun pada akhirnya dia menyerah, rasa nyeri yang dahsyat itu datang lagi. "Harusnya kau tidak merasa bersalah."

Kun menghela nafas kasar, bangkit dari tempatnya duduk dan membantu Jackson bersandar pada sandaran kasur. "Rasa kasihan itu manusiawi, malahan aku tidak mengerti kenapa kamu menyelamatkannya."

"Gracia?" Jackson menoleh, setelah akhirnya mendapati dinding menyentuh punggungnya menopang pinggul dan sekujur tubuh yang sakit-sakitan.

Kun mengangguk. "Gracia menjelaskan semuanya tadi."

Butuh beberapa detik bagi Jackson untuk memproses semuanya, yang terjadi seolah-olah begitu cepat, merasa kepalanya pening tapi ia akhirnya mengingatnya, mengerti kenapa pinggulnya terasa sakit sekaligus terkejut karenanya, Jackson dengan cepat menyingkap pakaiannya.

Menampakkan perban besar membalut lingkaran Pinggulnya. "Qian, kau-"

"Aku harus melakukannya, atau kau hanya akan membebani kami semua," Kun memotong perkataan Jackson. "Gracia mengatakan kepadaku terdapat tracker yang merupakan suatu hal yang wajar di pinggul itu bukan?"

Lagi-lagi, Jackson menatap Kun tidak percaya. Bukan soal yang mudah untuk mengeluarkan tracker yang sudah terhubung dengan saraf dan jaringan kulit, apalagi tracker yang dimiliki anggota kemiliteran macam chrono-unit, karena tracker itu merupakan kewajiban atau anggota bisa menyalah-gunakan jabatan mereka masing masing.

Jackson menggeleng, mengabaikan pemikiran yang tadi berkelebat soal bagaimana caranya Kun bisa mengeluarkan benda itu dengan mudahnya.

Underwater || X.JTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang