"Tidak. Kau tidak perlu menjemputku. Aku bisa pergi ke sana sendiri. Kau hanya perlu memberiku alamatnya saja."
Aku sedang terhubung dengan Youngjae di telepon. Sementara Namjoon duduk di sofa, menungguku. Saat Namjoon kupersilahlan masuk, Youngjae meneleponku.
"Baiklah."
Aku mengakhiri panggilan dari Youngjae.
"Ada perlu apa kau kemari? Membicarakan soal showcasemu?" tanyaku.
"Tidak. Aku hanya ingin berkunjung." jawabnya.
Aku duduk di sampingnya. "Kemarin kan sudah."
"Aku tidak puas. Lagipula, kau pulang bersama temanmu itu, Noona."
Aku terkejut saat Namjoon berbaring dengan posisi kepalanya yang berada di atas pahaku.
"N-namjoon..."
"Aku masih mengantuk, Noona." ucapnya.
"Kau ini. Sejak dulu tidak berubah. Masih saja tidur larut malam. Kalau kau sakit bagaimana?"
Aku bisa lihat Namjoon tersenyum, lalu ia memejamkan matanya. "Aku tidak akan sakit. Justru aku mengkhawatirkanmu, Noona. Kau yang keras kepala. Aku sudah memberitahumu untuk tidak tidur larut malam."
Aku terdiam dan tersenyum kecil. "Yah, sepertinya aku harus mengurangi kebiasaanku yang satu itu."
Sekitar beberapa menit Namjoon masih di posisinya. Aku melihat jam dinding. Ah sial, satu setengah jam lagi aku harus sudah ada di acara itu!
"Namjoon-ah. Hey, bangun."
Astaga, dia tertidur. Lagi-lagi aku melamun melihat wajahnya. Aku menampar diriku sendiri. Ayolah, Hyun Rin. Sadar!
"Namjoon-ah. Hey."
Akhirnya Namjoon membuka matanya. "Hm? Ada apa Noona?"
"Aku harus pergi. Ada acara yang harus kuhadiri hari ini." Namjoon bangun dan menguap.
"Kau pulanglah. Sebaiknya kau tidur di rumahmu saja." Aku langsung pergi ke kamarku untuk bersiap-siap.
---
Saat aku keluar dari kamar. Aku melihat Namjoon yang berdiri di dekat pintu utama rumahku.
"Namjoon-ah. Kenapa kau masih disini?" tanyaku. "Kau ingin pergi kan, Noona? Aku ingin mengantarmu. Berikan aku alamatnya."
"A-apa? Tidak. Tidak perlu. Aku bisa pergi sendiri."
Namjoon tidak mengindahkan ucapanku. Ia menggenggam tanganku dan pergi keluar.
---
"Namjoon-ah." Setelah mengunci pintu rumah, aku mencegah Namjoon untuk naik ke motornya.
"Noona. Kalau nanti terjadi sesuatu padamu bagaimana? Ayo cepat. Kau tidak ingin terlambat kan?"
Aku menghela nafas. Akhirnya aku mengiyakan tawaran Namjoon.
---
Sesampainya di tempat tujuanku, aku turun dari motor. Baru saja ingin melangkah masuk ke dalam gedung, Namjoon meraih tanganku dan membuatku berbalik badan menghadapnya.
"N-namjoon-ah.."
Namjoon terdiam menatapku dan mengusap pelan rambutku. Dia merapikan rambutku yang sejak tadi terbawa angin saat di jalan.
Tanpa kusadari, Youngjae sudah menungguku di depan gedung itu.
"Semangat, Noona." ucap Namjoon. Ia tersenyum. Ia masih mengingatnya. Senyumannya bisa membuat rasa gugupku hilang dan membuatku tenang.
YOU ARE READING
Manager • Kim Namjoon✔
Fanfiction[ON GOING] Menjadi Manajer memang tidak mudah. Sejak awal, itulah yang aku pikirkan jika membicarakan soal Manajer. Apalagi aku harus menjadi manajer grup tarinya. Kuatkah aku? "Noona. Kau tahu sendiri kan kemarin Manajer kami malah pergi. Dan terle...