"Sebaiknya kau langsung pulang saja dan beristirahat. Jangan lupa minum obat yang diberikan dokter. Jangan lupa makan dan-.."
"Hey hey. Aku tahu. Kau tidak perlu khawatir. Aku akan baik-baik saja."
Aku tersenyum padanya. "Daehyun-ssi. Tolong jaga Youngjae." setelah mengatakan itu, aku pergi keluar mobil.
Aku berjalan masuk ke area rumah kayu. Namjoon dan teman-temannya sedang duduk di kursi teras.
"Dimana Heeyoung?" tanyaku. "Dia sudah pergi, Noona." jawab Hoseok.
"Astaga. Kenapa dia bisa sampai mengundurkan diri begitu?" Aku duduk di kursi lipat yang sebelumnya tersimpan di pojokan teras.
"Kami juga tidak tahu, Noona."
Lalu aku melihat Dahyun kembali dari dapur. Dia terlihat rapi sekali.
"Dahyun? Kau mau pergi kemana?"
Dahyun sempat terdiam dan sedikit terkejut begitu melihatku. "Umm, begini Eonnie. Ibuku tahu soal aku menjadi pembawa acara tetap. Dia tidak mau jadwal belajarku semakin terganggu. Dia memperbolehkanku bekerja sebagai kasir, tapi tidak ditambah dengan pekerjaan yang lainnya." jelas Dahyun.
Aku menghela nafas dan berjalan menghampiri Dahyun. Aku menepuk kedua pundaknya.
"Tidak apa-apa jika kau ingin mengundurkan diri. Kau ini mahasiswi, benar apa yang dikatakan ibumu. Jangan mempersulit dirimu dengan memenuhi jadwal belajarmu sendiri, oke?"
Kulihat Dahyun tersenyum dan memelukku. "Terima kasih, Eonnie!"
Aku membalas pelukannya. "Tidak masalah."
"Kalau begitu, aku pergi dulu. Terima kasih atas bantuannya. Maaf kalau aku masih memiliki kekurangan dalam membawa acara showcase kalian sebelumnya." Dahyun membungkuk kepada para anggota Bangtan Boys.
"Tidak apa-apa. Kau melakukan yang terbaik, setidaknya kau sudah berusaha sebaik mungkin, Dahyun-ssi!" seru Jimin.
Setelah itu, Dahyun pergi.
"Lalu, sekarang apa yang akan kita lakukan?" tanya Hoseok. "Mencari Manajer baru?" tutur Yoongi.
"Aku tahu ini akan sedikit sulit. Tapi, kita harus mencobanya." ucapku. Aku setuju dengan pendapat Yoongi. Tidak mungkin juga aku menawarkan diri untuk menjadi Manajer mereka.
Namjoon hanya terdiam. Aku tahu dia melihatku. Aku hanya tidak menghiraukannya, karena aku tahu dia akan mengatakan apa.
---
"Kau ingin mencarinya dengan apa, Noona?" Namjoon masuk ke dalam kamarku. Aku sedang berkutat dengan laptopku.
"Kita coba yang termudah. Internet. Kalau tidak ketemu juga, kita pasangkan brosur di jalanan."
Namjoon menarik kursi lainnya dan mendekat padaku. Aku sekilas mengalihkan pandanganku pada Namjoon. Dia dekat sekali.
"Posternya biar aku saja yang buat. Nanti kalau ada yang kurang, kau tambahkan saja." tutur Namjoon.
"Hum, baiklah."
Aku mulai membuat promosi di internet lalu meminjamkan laptopku pada Namjoon untuk membuat poster.
---
Aku melambaikan tanganku pada teman-teman Namjoon yang pamit pulang. Meninggalkanku bersama Namjoon di rumah kayu ini.
Aku menghela nafas lalu kembali masuk.
"Jin membeli bahan masakan lagi?" tanyaku begitu aku mengecek kulkas.
YOU ARE READING
Manager • Kim Namjoon✔
Fanfic[ON GOING] Menjadi Manajer memang tidak mudah. Sejak awal, itulah yang aku pikirkan jika membicarakan soal Manajer. Apalagi aku harus menjadi manajer grup tarinya. Kuatkah aku? "Noona. Kau tahu sendiri kan kemarin Manajer kami malah pergi. Dan terle...