Aku menghela nafas. Channel televisi masih terus kuganti. Tidak ada acara yang menarik pagi ini. Youngjae sudah pergi tadi, dia bilang ada rapat mendadak yang harus dihadiri.
Tanpa sadar aku mengambil ponselku dan menelepon Namjoon.
Saat sudah tersambung aku baru tersadar.
"Noona? Ada apa?"
Astaga.
"Ah, a-aku.. kau sedang apa?"
"Aku sedang merencanakan event selanjutnya. Omong-omong, Noona. Kebetulan kau menelepon, bisa kita bertemu hari ini? Aku ingin meminta saran."
"Oh? Iya baiklah."
---
Sudah menjadi hal biasa saat aku merasa senang ketika bertemu dengan Namjoon. Hal biasa? Aku merindukannya setiap saat. Bahkan aku mulai berpikir hal itu mulai tidak wajar saat ini.
Aku mengenakan baju kasual seadanya. Awalnya seolah aku lupa kalau dia pasti hanya ingin membicarakan event selanjutnya, aku sampai bingung memilih baju yang harus aku kenakan.
Tidak, setelahnya aku sadar. Aku dan Namjoon sekarang ini hanya teman biasa.
Aku terdiam sebentar melihat kafe yang menjadi titik pertemuanku dengan Namjoon sekarang.
Aku menghela nafas dan melangkah masuk ke dalam kafe. Aku langsung menemukan Namjoon yang duduk di meja bagian pojok ruangan.
Aku duduk di seberangnya. Dia sudah memesankan es kopi Capucchino untukku.
Dia masih sibuk dengan laptop dan ponselnya. Dia benar-benar menganggap serius project grupnya ini.
Aku meminum es Capucchino di hadapanku. Lalu, sesaat kemudian Namjoon mendongak.
"Oh, Noona. Maaf, aku sedang mengurus projectnya."
Aku hanya tersenyum. "Tidak apa-apa. Lanjutkan saja. Aku akan mendengar apa yang akan kau jelaskan. Setelah itu, aku akan memberitahukan pendapatku."
Namjoon kembali beralih pada laptopnya. Lalu, dia memutarkan laptopnya agar aku bisa melihat yang ada di layarnya.
"Bagaimana kalau kita mengadakan event seperti ini, Noona? Event selanjutnya bukan event biasa, kita akan menggelar fanmeeting kita sendiri. Aku sudah melakukan survey, peminatnya pun lumayan banyak. Lalu, kita akan mengadakan kuis atau QnA lagi, yang terpilih bisa bermain bersama kita selama satu hari penuh."
Luar biasa.
Kalimat itu yang terlintas dalam pikiranku. Aku benar-benar tidak mengira bahwa Namjoon se-serius ini. Aku speechless. Aku hampir tidak bisa mengatakan apapun. Tapi, Namjoon meminta pendapatku.
"Itu ide yang luar biasa, Namjoon-ah." ucapku. Namjoon tersenyum senang. Aku bahkan sampai tidak bisa memberinya saran.
"Omong-omong, kenapa tidak kau bicarakan dengan Heeyoung?" tanyaku.
"Dia sedang sibuk. Kau tahu, Noona? Aku sudah memikirkan hal ini. Tentu hal yang harus dipikirkan sebelum dilakukan. Saat Heeyoung-ssi bergabung dengan kita, aku sudah memikirkan soal merekrut manajer baru."
Namjoon memikirkan semua ini matang-matang.
"Kau benar-benar merencanakan ini ya? Sampai kapan?"
Namjoon menghela nafas. "Aku harap aku bisa mengatur semuanya sampai kami bisa dikenal dunia."
Aku hanya tersenyum kecil dan mulai berpikir mungkin disaat mereka terkenal, mereka akan melupakanku. Namjoon akan melupakanku. Semuanya akan sulit diraih secara tiba-tiba. Aku menggeleng kepalaku.
YOU ARE READING
Manager • Kim Namjoon✔
Fanfic[ON GOING] Menjadi Manajer memang tidak mudah. Sejak awal, itulah yang aku pikirkan jika membicarakan soal Manajer. Apalagi aku harus menjadi manajer grup tarinya. Kuatkah aku? "Noona. Kau tahu sendiri kan kemarin Manajer kami malah pergi. Dan terle...