Halo semuanya! kana di sini.
Terima kasih sudah membaca Red Lights sampai selesai! Aku sangat senang bisa melihat komentar-komentarmu. Sayangnya, aku belum bisa membalas semuanya... entahlah yaa, aku merasa bersalah kalau membalas, padahal aku belum tentu bisa merampungkan semua chapter fanfiksi ini. Rasanya aku seperti memberikan harapan palsu, hehehe.
Awalnya, aku sudah mau menyerah lho, berhubung risetnya lumayan memakan waktu. Hehe. Aku membaca banyak artikel dan beberapa laporan lho, demi menulis fanfiksi ini, berhubung film Memoirs of Geisha tidak dapat dijadikan sebagai sumber utama sebenarnya. Banyak sekali hal yang keliru pada film itu, lho, sayangnya tak banyak dijelaskan...
Proses menulisnya pun sulit karena aku, sebagai seorang penulis, masih belum bisa menahan diri kalau menulis soal karakter kesukaanku. Aku jadi takut porsi setiap karakter tidak seimbang, dan jadinya gagal untuk bisa menghiburmu, selain memberikan pengetahuan kecil-kecilan kepadamu soal geisha.
Aku juga mengucapkan terima kasih kepada kamu yang telah memberikan vote kepada fanfiksi ini. Aku sangat senang dan merasa upaya riset kecil-kecilanku ini dihargai! Kuharap, kamu mendapatkan insight baru terkait geisha pada zamannya dari fanfiksi ini.
Akhir kata, semoga harimu menyenangkan.
kanasvetlana
KAMU SEDANG MEMBACA
Red Lights
FanfictionAku adalah tarian yang menyuratkan gegap gempita ruangan yang hingar-bingar itu. Suara shamisenku adalah karunia yang membentangkan senyum pada setiap wajah-wajah asing di ruangan itu. Seni adalah napasku, kebahagiaan adalah hidupku, sedangkan semua...