X

28 8 1
                                    

"Pertama-tama...

"Ya?

"Bisa dipahami kalau Ibuki itu mau memanggil seorang siswa."

"Ya, kalau itu aku juga mengerti!"

"Mari kita sebut siswa yang di panggil ini, dengan nama 'Siswa X'!"

"Rasanya jadi seperti kasus betulan ya, Kyoka?"

Hm..
"Eto... Wa..wajahmu terlalu dekat...
Bagaimana kalau kau duduk saja di sampingku?"

"Baik."

Ehhem..
"Dari sini kita belum tahu apakah siswa X ini berjumlah satu orang atau lebih.
Ibuki, mungkin bermaksud untuk memberikan bimbingan konseling pada siswa X ini. Dengan kata lain, ia bermaksud untuk memarahinya."

"Dari mana datangnya kesimpulan seperti itu, Kyoka?"

"Karena hanya murid bermasalah yang sampai dipanggil ke ruang guru.
Ini kudapat dari pengalamanku sendiri!"

"Tak, kusangka.."
"Kyoka, apa kau serius melakukan ini?"

"Aku nggak pernah seserius ini sejak masuk SMP!"
"Malahan, kurasa ini saat-saat paling serius dalam hidupku!"
"Lagi pula kalau misalnya ia hanya memanggil mereka hanya untuk memuji, dari pada memanggil 'Bagi yang merasa berbelanja di Kouzuki', lebih mudah menyebut langsung nama mereka, bukan?"
"Kalau memanggilnya seperti tadi, siapapun bakal takut untuk pergi ke ruang guru, 'kan?"

"Sepertinya benar juga, sih."

"Selain itu pengumuman ini bersifat 'segera'."

"Karena tadi dia bilang 'segera', 'kan?"

"Tidak, kata "segera" juga sering dipakai dalam pengumuman biasa. Jadi bukan itu
Pengumuman barusan tidak sesuai dengan standar pengumuman biasa, karenanya kita bisa mengetahui kalau mereka sedang terburu-buru."

"Standar pengumuman biasa?"

"Misalnya, kalau kau ingin memanggil ku kelas VII-5 melalui pengumuman, apa yang akan kau katakan?"

"Bagaimana, ya...
"Mungkin seperti ini..
"Kepada Sasaki Kyoka dari kelas VII-5, harap segera melapor kepada Okada Izou di ruang perpustakaan."

"Hanya itu? Coba ingat bagaimana pengumuman lain biasanya dilakukan!"

Hmm..

"Kalau aku akan bilang begini,
"Kepada Okada Izou-san dari kelas VII-5, harap segera melapor kepada Sasaki Kyoka di ruang perpustakaan."
"Kami ulangi"
"Kepada Okada Izou-san dari kelas VII-5, harap segera melapor kepada Sasaki Kyoka di ruang perpustakaan."

Hahhh...

"Bukan hanya pengumuman sekolah, semua pengumuman biasanya selalu diulang sampai dua kali."

"Oh.. begitu..

"Tapi, kali ini mereka sama sekali tidak mengulanginya. Dari situ bisa diketahui kalau ia sedang terburu-buru.
Dan kurasa bukan hanya sedang terburu-buru saja."

"Maksudnya?"
Tatapnya dengan penuh tanya..

"Karena pengumuman barusan, diumumkan sepulang sekolah."

Hehhh...
"Kyoka, tolong jangan berbicara tanpa penjelasan seperti itu."
Tatapnya kesal...

"Penjelasan... bikin repot saja, pikir sendiri dengan otakmu itu!"

"Kyo-ka-chan!"

Ehemmm...
"Habisnya sudah jelaskan?
Akan jauh lebih efektif jika pengumuman barusan dilakukan pada pagi hari, bukan?
Memang benar SMP Ganryujima memiliki banyak klub, tapi tidka sedikit siswa yang tidak ikut klub dan langsung pulang."
"Walaupun demikian, pengumuman baru dilakukan sepulang sekolah. Berarti ada alasan mengapa pengumuman tersebut diumumkan sepulang sekolah. Selain itu, sepertinya hal itu sangat penting hingga sekolah tidak bisa menunggu sampai besok.
Ibuki membuat pengumuman itu dengan harapan bahwa X belum pulang."

"Kyoka, sepertinya ada yang mencurigakan di sini?"

"Sepertinya begitu."

"Ngomong-ngomong, kenapa hal yang mencurigakan disebut "berbau amis", ya?"

"Mana kutahu."

Hmm...

"Ayo kita lanjutkan!"
"Apapun yang ingin Ibuki bicarakan dengan siswa X, sepertinya tidak ingin sampai diketahui oleh publik. Walau entah hanya untuk saat ini saja atau selamanya."

"Apa karena dalam pengumuman tersebut tidak disebutkan alasan mengapa siswa X dipanggil?

"Itu memang benar...
"Tetapi ada hal yang lebih jelas!"
Sambil berkata seperti itu, aku menggeserkan buku catatan yang ia pinjamkan tadi di hadapannya..

"Aku tidak mengerti."

"Ibuki itu wakil kepala sekolah, bukan?
Tapi, bimbingan murid seharusnya dilakukan oleh guru bimbingan konseling."

"Benar juga. Memang Morishuta-sensei yang biasanya memamnggil pada murid."

"Di mana ruang konseling berada?"

"Lantai dua gedung utama, kan?"

"Tapi, si X malah di panggil ke ruang guru oleh Ibuki yang merupakan wakil kepala sekolah. Hal tersebut menunjukan bahwa ini adalah masalah yang masalah yang besar, hingga harus diurus oleh petinggi sekolah sendiri."
"Kurang lebih seperti itu."

"Eng... Kyoka..."

"Kenapa?"

"Kalau mengikuti teorimu hingga sejauh ini, aku merasa bahwa X-san terlibat dalam suatu masalah besar."

"Yah, bisa jadi memang benar, sih."

"Kalau begitu..."

"Si X ini...
Terlibat dalam sebuah tindak kriminal."

● ● ● ● ● ●
To be continued

UngawaruiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang